WARTAJOGLO, Solo - Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Tunas Pembangunan (UTP) Surakarta kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong mahasiswa untuk menjadi wirausahawan sukses.
Sembilan mahasiswa semester 6 dari FEB UTP berhasil lolos dalam Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW).
Ini adalah sebuah program yang diinisiasi oleh Direktorat Belmawa, Ditjen Diktiristek, untuk mengembangkan usaha mahasiswa yang telah memiliki prototipe produk atau sudah menjalankan usaha.
P2MW ditujukan bagi mahasiswa aktif tingkat sarjana yang memenuhi syarat, termasuk mereka yang telah mengikuti Program Wirausaha Merdeka (WMK) dan Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K).
 |
| Mahasiswa FEB UTP lolos P2MW |
Program ini memberikan pendampingan lanjutan dan dana pengembangan yang signifikan, bahkan empat kali lebih besar dibandingkan WMK, untuk membantu mahasiswa menguasai strategi pemasaran dan pengembangan produk mereka.
FEB UTP menugaskan tiga dosen terpilih untuk mendukung para mahasiswa dalam program ini. Kurniawati Darmaningrum, S.E., M.M., dan Dr. Rini Adiyani, S.E., M.Si., ditunjuk sebagai Dosen Pendamping Lapangan (DPL), sementara Dr. Susilaningtyas Budiana Kurniawati, S.E., M.Si., ditunjuk sebagai mentor.
Menurut Dr. Rini, visi misi FEB UTP sangat sejalan dengan program P2MW, yang bertujuan membentuk mindset mahasiswa agar mampu berwirausaha dan menciptakan lapangan pekerjaan sendiri setelah lulus.
"Kami ingin membuka mindset teman-teman mahasiswa agar setelah lulus tidak hanya gelar sarjana manajemen atau sarjana akuntansi saja yang melekat, tapi mereka bisa berwirausaha tanpa harus mencari pekerjaan tapi bisa menciptakan pekerjaan," ujar Dr. Rini.
Ia menekankan pentingnya mahasiswa untuk tidak menganggur setelah lulus dan mampu menghidupi diri sendiri, mengingat persaingan ketat di pasar kerja pada tahun 2027 nanti, di mana generasi muda akan mendominasi.
Lebih lanjut, Dr. Rini menjelaskan bahwa periode P2MW ini berlangsung cukup panjang hingga September 2024, dengan puncaknya pada expo di Kendari pada bulan Oktober.
"Kami berharap universitas bisa mendukung kami dan mahasiswa untuk mengikuti expo di Kendari. Di sana nanti mahasiswa bisa mencari relasi, jejaring, serta wawasan yang lebih luas tentang dunia wirausaha," jelasnya.
Kurniawati menambahkan bahwa partisipasi FEB UTP dalam P2MW didorong oleh keberhasilan beberapa mahasiswa yang sebelumnya mengikuti program Wirausaha Merdeka (WMK) pada tahun 2023.
Dari lima kelompok yang mengirimkan proposal, dua kelompok berhasil lolos, yaitu kelompok Always Printing dan Batik Inar.
Always Printing terdiri dari lima mahasiswa yang didampingi oleh Ibu Rini, sedangkan Batik Inar terdiri dari empat mahasiswi yang didampingi oleh Kurniawati.
Kelompok Batik Inar fokus menggunakan bahan-bahan zero waste seperti kain perca, yang tidak mencemari lingkungan namun memiliki nilai jual.
Dr. Tyas, sebagai mentor, menjelaskan tugasnya dalam melakukan pendampingan administrasi dan pelaporan keuangan atau yang berkaitan dengan anggaran.
Ia juga berharap di tahun berikutnya ada lebih banyak kelompok yang bisa lolos ke P2MW.
"Saya setuju dengan pendapat Ibu Kurnia. Tidak hanya mahasiswa yang belajar tapi kami para dosen baik DPL maupun mentor juga belajar. Jadi ini tantangan bagi kami semua. Saya berharapnya tahun depan bisa 10 kelompok yang lolos," paparnya.
Dr. Tyas dan tim berharap dengan lolosnya dua kelompok dari FEB UTP, universitas bisa mendirikan inkubator bisnis.
Inkubator ini akan mempererat terciptanya wirausahawan baru dengan jiwa entrepreneur sejati dan tangguh, sehingga mampu mengelola usaha secara mandiri.
"Jika kelak kita bisa menciptakan inkubator bisnis di UTP tentu akan sejalan dengan visi misi dan tri ciri UTP bagaimana mencetak calon-calon wirausahawan atau entrepreneur yang memiliki jiwa patriot, pelopor, dan mandiri. Selain itu, kita juga bisa menjadi tuan rumah untuk program WMK maupun P2MW," tandasnya. //Her