Prosesi ritual Pujawali ke-5 digelar umat Hindu Gunungkidul di Pura Segara Wukir |
WARTAJOGLO, Gunungkidul - Umat Hindu di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melaksanakan Pujawali ke-5 di Pura Segara Wukir yang terletak di Pantai Ngobaran pada hari Senin 19 Agustus 2024.
Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat toleransi antarumat beragama di wilayah tersebut, serta menjadi simbol kebersamaan dan kesejahteraan bagi masyarakat setempat.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Gunungkidul, Purwanto, menjelaskan bahwa Pujawali ini merupakan kelanjutan dari upaya pemugaran total Pura Segara Wukir yang dilakukan lima tahun lalu.
Pemugaran ini dimulai pada tahun 2019 dengan upacara besar Ngenteg Linggih, yang bertujuan untuk menstanakan para dewa dan leluhur di pura tersebut.
"Upacara ini menandakan bahwa umat Hindu di Gunungkidul dan seluruh Nusantara telah bersama-sama melinggihkan beliau, para dewa dan leluhur, untuk mengayomi Nusantara," kata Purwanto.
Purwanto juga memperkenalkan berbagai pelinggih yang ada di Pura Segara Wukir. Mulai dari Sang Hyang Widhi sebagai manifestasi Tuhan yang Maha Esa, Dewa Baruna sebagai penguasa samudra, hingga Kanjeng Ratu Kidul yang dipercaya menguasai Pantai Selatan.
Keberadaan pura ini, menurutnya, bukan hanya sebagai tempat ibadah tetapi juga sebagai sumber kemakmuran bagi masyarakat sekitar.
"Kami menekankan bahwa melalui Pujawali ini, kami berupaya menjaga keberadaan pura dan menjadikannya sumber kesejahteraan bagi masyarakat," tambah Purwanto.
Kementerian Agama Kabupaten Gunungkidul melalui perwakilannya, Syaban Nuroni, menyampaikan komitmen untuk terus mendukung kegiatan keagamaan Hindu di wilayah tersebut.
Ia menegaskan bahwa Kemenag Gunungkidul siap memfasilitasi berbagai kegiatan keagamaan, baik dalam hal pendidikan maupun ibadah.
"Semoga dengan adanya kegiatan ini, toleransi antarumat beragama di Gunungkidul semakin kuat," kata Syaban Nuroni.
Pembina Masyarakat Hindu DIY, Didik Widya Putra, memberikan apresiasi kepada umat Hindu di Gunungkidul yang meskipun jumlahnya relatif kecil, namun mampu menjaga kerukunan dan menjadi contoh bagi masyarakat lainnya.
"Umat Hindu harus menjadi contoh dalam kerukunan. Meski kecil, kita harus menjadi mutiara di antara yang lain," ujar Didik.
Membangun Toleransi dan Kesejahteraan, Pura Segara Wukir Gunungkidul Gelar Pujawali ke-5 https://t.co/daKx2a3MoG
— 🇼🇦🇷🇹🇦🇯🇴🇬🇱🇴 (@wartajoglo) August 19, 2024
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, juga memberikan apresiasi terhadap peran serta umat Hindu dalam membangun harmoni di Gunungkidul.
Ia menekankan bahwa keberagaman agama di Gunungkidul merupakan kekuatan besar yang harus dijaga bersama.
"Karakter keagamaan dan karakter kebangsaan adalah dua hal yang harus kita pegang teguh. Dengan berpegang pada agama, kita bisa membentuk moralitas yang kuat untuk membangun bangsa ini," kata Sunaryanta.
Sunaryanta juga menyoroti peran Pura Segara Wukir yang bukan hanya sebagai simbol spiritual, tetapi juga sebagai salah satu daya tarik wisata yang membawa manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat, diharapkan pura ini terus menjadi simbol kekuatan spiritual dan ekonomi bagi umat Hindu di Gunungkidul dan sekitarnya.
"Umat Hindu dan masyarakat setempat bekerja sama menjaga eksistensi pura, yang juga berperan sebagai salah satu daya tarik wisata di Gunungkidul," tutup Sunaryanta.
Pujawali ke-5 di Pura Segara Wukir ini diharapkan tidak hanya memperkuat keyakinan spiritual umat Hindu, tetapi juga menjadi ajang untuk mempererat hubungan antarumat beragama, serta mendukung upaya bersama dalam menjaga keberagaman dan harmoni di Kabupaten Gunungkidul. //Ril