TfG6TUW8BUO7GSd6TpMoTSd7GA==
,, |

Headline News

Jadi Hari Bahasa Isyarat Internasional, Begini Momen Penting Tanggal 23 September bagi Penyandang Tunarungu

Peringatan Hari Bahasa Isyarat Internasional adalah bentuk penghormatan terhadap hak komunikasi bagi penyandang disabilitas

WARTAJOGLO - Setiap tanggal 23 September, dunia memperingati Hari Bahasa Isyarat Internasional (International Day of Sign Languages). 

Hari ini ditetapkan sebagai bentuk penghormatan terhadap bahasa isyarat dan sebagai upaya meningkatkan kesadaran tentang pentingnya hak komunikasi bagi penyandang disabilitas pendengaran di seluruh dunia. 

Selain itu, peringatan ini menjadi simbol dukungan terhadap kesetaraan hak bagi komunitas tunarungu dan peran bahasa isyarat dalam memperkuat hak asasi manusia.

Penetapan 23 September sebagai Hari Bahasa Isyarat Internasional tidak lepas dari sejarah dan perjuangan komunitas tunarungu di seluruh dunia. 

Peringatan ini berawal dari deklarasi World Federation of the Deaf (WFD), sebuah organisasi internasional yang memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas pendengaran. 

WFD didirikan pada tanggal 23 September 1951. Karena itu, tanggal tersebut dipilih untuk memperingati Hari Bahasa Isyarat Internasional sebagai pengakuan atas kontribusi organisasi ini dalam mempromosikan hak-hak komunitas tunarungu.

PBB, melalui resolusi yang diadopsi pada Desember 2017, secara resmi mengakui pentingnya bahasa isyarat sebagai bagian integral dari komunikasi global. 

PBB juga menekankan bahwa bahasa isyarat harus diakui sebagai bahasa yang sah di berbagai negara, sehingga penyandang disabilitas pendengaran dapat menggunakan hak mereka untuk berkomunikasi secara efektif. 

Sejak saat itu, Hari Bahasa Isyarat Internasional menjadi bagian dari Pekan Internasional Tunarungu, yang diselenggarakan pada minggu terakhir September setiap tahunnya.

Bahasa isyarat merupakan sarana komunikasi utama bagi komunitas tunarungu. 

Bahasa ini memiliki aturan tata bahasa, kosa kata, dan ekspresi yang unik, sama seperti bahasa lisan. 

Setiap negara bahkan memiliki bahasa isyarat yang berbeda-beda, seperti American Sign Language (ASL) di Amerika Serikat, British Sign Language (BSL) di Inggris, dan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) di Indonesia.

Pengakuan dan penghormatan terhadap bahasa isyarat sangat penting untuk memastikan inklusi sosial bagi penyandang disabilitas pendengaran. 

Melalui bahasa isyarat, mereka dapat berpartisipasi secara penuh dalam kehidupan masyarakat, termasuk di bidang pendidikan, pekerjaan, dan layanan publik. 

Namun, di banyak negara, akses terhadap pendidikan dan layanan dalam bahasa isyarat masih terbatas, sehingga peringatan ini juga menjadi momen untuk mendorong pemerintah dan lembaga terkait agar lebih responsif terhadap kebutuhan komunitas tunarungu.

Setiap tahunnya, Hari Bahasa Isyarat Internasional diperingati dengan tema yang berbeda, namun selalu berfokus pada inklusi dan kesetaraan hak. 

Kegiatan yang dilakukan termasuk seminar, lokakarya, pertunjukan teater, serta sosialisasi tentang pentingnya penggunaan bahasa isyarat di berbagai sektor. 

Di Indonesia, peringatan ini sering melibatkan komunitas tunarungu, sekolah-sekolah khusus, serta organisasi yang bergerak di bidang advokasi hak-hak penyandang disabilitas.

Hari Bahasa Isyarat Internasional bukan hanya milik komunitas tunarungu, tetapi juga menjadi kesempatan bagi masyarakat luas untuk memahami pentingnya keberagaman komunikasi. 

Dengan meningkatkan kesadaran dan memperluas akses terhadap bahasa isyarat, diharapkan kesenjangan komunikasi dapat dikurangi dan semua orang dapat berpartisipasi secara setara dalam kehidupan sosial.

Intinya peringatan Hari Bahasa Isyarat Internasional adalah langkah penting menuju dunia yang lebih inklusif, di mana bahasa, dalam segala bentuknya, dihargai dan diakui sebagai bagian dari identitas manusia. //Bbs

CULTURE

Type above and press Enter to search.