Para penumpang sedang antri masuk ke dalam bus BRT Trans Jateng |
WARTAJOGLO, Solo - Kantor Terminal Tipe A Tirtonadi Surakarta berencana merelokasi shelter pemberangkatan angkutan aglomerasi, yaitu Batik Solo Trans (BST) dan BRT Trans Jateng, ke zona dalam gedung terminal. Rencana ini akan mulai diterapkan pada Senin, 2 Desember 2024 mendatang.
Kepala Kantor Terminal Tipe A Tirtonadi, Joko Umboro Jati, menjelaskan bahwa relokasi ini sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 132 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan.
Dalam regulasi tersebut, terminal diatur berdasarkan zonasi, meliputi Zona I untuk penumpang sudah bertiket, Zona II untuk penumpang belum bertiket, Zona Perpindahan untuk tempat pergantian moda transportasi, Zona Pengendapan untuk area parkir sementara bus dan Zona Steril yakni area bebas dari penumpang.
“Shelter BST dan BRT Trans Jateng yang saat ini berada di pintu timur sebenarnya masuk zona steril, yang seharusnya bebas dari aktivitas penumpang. Relokasi ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan penumpang, sehingga mereka tidak bersinggungan langsung dengan bus yang sedang melaju,” ujar Joko saat ditemui awak media pada Selasa 26 November 2024.
Relokasi ini menjadi bagian dari upaya penataan terminal berbasis zonasi untuk mendukung keselamatan, kenyamanan, dan efektivitas operasional transportasi.
Joko menambahkan, ke depan, pihaknya juga akan melakukan sejumlah penataan lain, termasuk lokasi loket bus dan pembangunan lounge eksekutif bekerja sama dengan perusahaan otobus (PO).
“Penataan ini akan terus kami lakukan agar terminal semakin modern dan memenuhi kebutuhan pengguna transportasi umum,” imbuhnya.
Langkah relokasi ini mendapatkan respons positif dari pengguna layanan, salah satunya Sardiono, penumpang BRT Trans Jateng.
Menurutnya, relokasi shelter ke dalam gedung akan memudahkan akses dan memberikan kenyamanan lebih, terutama saat musim hujan.
“Selama ini halte Trans Jateng di pintu timur cukup jauh. Kalau turun di area tengah, kami harus berjalan dulu ke timur. Selain itu, halte di luar kurang kondusif karena sering penuh saat hujan. Kalau pindah ke dalam gedung pasti lebih nyaman,” kata Sardiono.
Shelter BST dan BRT Trans Jateng akan Dipindah ke dalam Gedung Terminal Tirtonadi, Ini Alasannya https://t.co/0EEfXsrnEj
— 🇼🇦🇷🇹🇦🇯🇴🇬🇱🇴 (@wartajoglo) November 26, 2024
Relokasi ini diharapkan tidak hanya meningkatkan keselamatan, tetapi juga memberikan pengalaman lebih baik bagi para penumpang.
Dan penataan terminal yang terintegrasi dan berbasis zonasi mencerminkan upaya Terminal Tirtonadi dalam mendukung transformasi layanan transportasi yang lebih modern, efektif, dan ramah penumpang.
Tak hanya itu, langkah ini menjadi bagian dari upaya Pemerintah Kota Surakarta untuk mendorong masyarakat beralih ke moda transportasi umum yang lebih aman, nyaman, dan teratur. //Lis