![]() |
Para anggota Pramuka Kaanganyar menyimak materi yang disampaikan oleh Eni Lestari |
WARTAJOGLO, Karanganyar - Workshop citizen jurnalism digelar oleh Politeknik Indonusa Surakarta yang berkolaborasi dengan Kwartir Cabang Pramuka Karanganyar pada Sabtu 22 Februari 2025.
Acara yang mengangkat tema "Citizen Journalism: dalam Menghadapi Hoaks dan Disinformasi Peristiwa" itu digelar di Aula Kantor kwartir cabang gerakan pramuka Karanganyar.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang peran dan tanggung jawab dalam praktik jurnalisme warga, khususnya dalam menghadapi tantangan hoaks dan disinformasi.
Workshop yang mengusung sub tema "Berani Berbicara, Berani Menginformasikan Kebenaran" ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan dari Politeknik Indonusa Surakarta dan Gerakan Pramuka Karanganyar.
Dari pihak kampus, hadir Eni Lestari, M.I.Kom, selaku perwakilan Humas Politeknik Indonusa Surakarta, serta Jahid Syaifullah, dosen Program Studi Produksi Media.
Sementara itu, dari Gerakan Pramuka Karanganyar, hadir Drs. Waluyo Dwi Basuki, M.M, Sekretaris Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Karanganyar, yang sekaligus membuka acara workshop ini.
Sebagai pemateri, workshop menghadirkan Widiyanto, Pimpinan Redaksi solotrust. com, yang membagikan pengalamannya sebagai praktisi jurnalistik.
Widiyanto menyoroti pentingnya pemahaman etika jurnalistik dalam praktik citizen journalism, terutama di era informasi yang semakin terbuka dan cepat.
Citizen journalism atau jurnalisme warga adalah bentuk partisipasi aktif masyarakat dalam proses jurnalistik, mulai dari pengumpulan, pelaporan, analisis, hingga penyebaran informasi melalui berbagai platform media, baik online maupun offline. D
alam era digital seperti sekarang, peran citizen journalism semakin signifikan karena mampu menyediakan informasi yang cepat dan aktual.
Namun, di balik kelebihannya, praktik ini juga rentan terhadap penyebaran informasi yang tidak akurat dan tidak bertanggung jawab.
Dalam paparannya, Eni Lestari, menekankan pentingnya edukasi citizen journalism untuk memutus mata rantai penyebaran informasi yang tidak benar.
"Edukasi ini membantu masyarakat memahami dan memverifikasi informasi sebelum membagikannya kepada khalayak," ujarnya.
Hal ini sejalan dengan temuan Widiyanto, yang menyatakan bahwa tidak semua warga memiliki kemampuan jurnalistik dan pemahaman tentang etika jurnalistik.
Akibatnya, informasi yang beredar seringkali kurang akurat, tidak bertanggung jawab, dan rentan disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu.
Praktik citizen journalism yang tidak disertai dengan pemahaman etika jurnalistik dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti penyebaran hoaks, disinformasi, dan pelanggaran hukum.
Informasi yang tidak diverifikasi dengan baik dapat merugikan banyak pihak, merusak reputasi individu atau institusi, bahkan memicu konflik sosial.
Oleh karena itu, edukasi tentang citizen journalism menjadi langkah penting untuk memastikan bahwa informasi yang disebarkan oleh warga dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan moral.
Beri Edukasi dalam Menghadapi Hoaks dan Disinformasi Peristiwa, Polinusa Gelar Workshop Bersama Pramuka Karanganyar https://t.co/Gx4OE6X4hF
— 🇼🇦🇷🇹🇦🇯🇴🇬🇱🇴 (@wartajoglo) March 3, 2025
Melalui workshop ini, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami peran dan tanggung jawab mereka dalam praktik citizen journalism.
Dengan pemahaman yang baik tentang etika jurnalistik, masyarakat dapat berkontribusi dalam menyebarkan informasi yang akurat, bertanggung jawab, dan sesuai dengan nilai-nilai jurnalistik.
Hal ini tidak hanya meningkatkan kredibilitas sumber informasi, tetapi juga kualitas berita yang beredar di masyarakat. //Ril