![]() |
Unggahan instagram story Gusti Purbaya memicu polemik di masyarakat |
WARTAJOGLO, Solo – Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamangkunegoro Sudibyo Rajaputra Narendra Mataram, atau yang lebih dikenal sebagai Gusti Purbaya, Putra Mahkota Keraton Surakarta Hadiningrat, tiba-tiba menjadi sorotan di media sosial setelah mengeluarkan pernyataan kontroversial mengenai kondisi Republik Indonesia.
Unggahan Instagram Story-nya yang berisi kritik pedas terhadap pemerintah, terutama terkait kasus korupsi di PT Pertamina Patra Niaga, memicu berbagai reaksi dari publik.
Dalam unggahannya, Gusti Purboyo menulis, "Percuma Republik kalau cuma untuk membohongi" dan "Nyesel gabung republik".
Pernyataan tersebut langsung menuai pro dan kontra di dunia maya, terutama di tengah situasi politik yang sedang memanas dengan tagar #IndonesiaGelap.
Unggahan itu kemudian dihapus, namun sempat menyebar luas dan menjadi bahan perbincangan hangat.
Merespons gelombang reaksi yang muncul, Gusti Purboyo akhirnya memberikan klarifikasi.
Melalui wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Surakarta Hadiningrat, KP Dany Nur Adidiningrat, ia menjelaskan bahwa unggahannya tersebut didorong oleh keprihatinan mendalam terhadap maraknya kasus korupsi di Indonesia, termasuk kasus korupsi di PT Pertamina Patra Niaga.
Menurutnya, sebagai Putra Mahkota Keraton Surakarta, ia merasa perlu menyuarakan keprihatinan tersebut.
“Apa yang disampaikan Gusti Purbaya didorong oleh keprihatinan akan banyaknya kasus korupsi di Indonesia. Jadi bukan kemudian dimaknai dnegan ketidaksetiaan kepada NKRI,” ujar Dany saat menyampaikan klarifikasi Gusti Purbaya pada Senin 3 Maret 2025 di Keraton Surakarta Hadiningrat.
Dany pun menyebut, bahwa dari unggahan Gusti Purbaya ini bisa membuka mata berbagai pihak, terkait kondisi yang terjadi di negeri ini.
"Tentunya kita semua berharap bahwa dengan unggahan ini bisa menyadarkan kita semua, untuk kembali membangun negeri kita tercinta dengan tanpa korupsi," lanjutnya.
Kontroversi unggahan tersebut juga memicu respons dari internal Keraton Surakarta. Salah satunya dari Ketua Lembaga Dewan Adat Keraton Surakarta, GKR Koes Moertiyah, atau yang akrab disapa Gusti Mung,
Meski tidak secara langsung masuk ke point permasalahan, Gusti Mung menekankan bahwa sampai saat ini Keraton Surakarta Hadiningrat belum memiliki putra mahkota.
Sehingga dia berharap, jangan ada pihak yang mengaku sebagai putra mahkota, lantas bikin gaduh di masyarakat.
“Perlu kami tegaskan bahwa Keraton Surakarta Hadiningrat, sampai saat ini belum memiliki putra mahkota. Karena untuk mengangkat putra mahkota itu harus ada syarat-syarat yang dipenuhi. Jadi saya harap ojo nggege mangsa," ujar Gusti Moeng.
Gusti Purbaya sendiri adalah putra dari Sinuhun Pakubuwono XIII, Raja Keraton Surakarta Hadiningrat, dan Permaisuri Kanjeng Raden Ayu Pradapaningsih.
Pengangkatannya sebagai putra mahkota memang masih dipersoalkan oleh sebagian kerabat, karena dipandang belum memenuhi persyaratan adat, terutama dari sisi sang ibu.
Namun, langkahnya yang vokal dalam mengkritik pemerintah melalui media sosial dinilai cukup berani, mengingat posisinya sebagai representasi keraton.
Unggahan Gusti Purboyo tidak hanya menuai reaksi dari publik, tetapi juga memicu perdebatan tentang peran keraton dalam konteks negara republik.
Sebagai salah satu institusi adat yang masih dihormati, Keraton Surakarta memiliki pengaruh besar di masyarakat Jawa, khususnya di Solo.
Unggah Instagram Story Penuh Kontroversi, Putra Mahkota Keraton Surakarta Hadiningrat Beri Klarifikasi https://t.co/xvkVp2r4hI
— 🇼🇦🇷🇹🇦🇯🇴🇬🇱🇴 (@wartajoglo) March 8, 2025
Pernyataan Gusti Purbaya dianggap sebagai bentuk keberanian untuk bersikap kritis, meski hal itu juga menuai kritik dari pihak yang merasa bahwa keraton seharusnya tetap netral dalam urusan politik.
Kontroversi ini mengingatkan kembali akan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan, terutama dalam pemberantasan korupsi. //Bang