![]() |
Aksi para penari di acara Solo Safari Menari |
WARTAJOGLO, Solo - Kemeriahan terlihat di kawasan Plaza Aviary Solo Safari, saat para penari unjuk gigi dalam rangka peringatan Hari Tari Sedunia 2025.
Mengusung tema "Solo Safari Menari", acara ini menjadi panggung kolaboratif antara Solo Safari dan enam sanggar seni lokal Kota Surakarta, mempersembahkan kekayaan budaya Indonesia dalam sembilan tarian tradisional yang menggugah jiwa.
Dari pukul 08.30 hingga 11.00 WIB, sebanyak 70 penari tampil memukau membawakan berbagai tarian yang tidak hanya menghibur, tetapi juga sarat makna edukatif.
Setiap gerakan mencerminkan keindahan alam, kekayaan fauna, serta nilai-nilai tradisional yang hidup dalam budaya Indonesia.
Di tengah kesejukan dan keasrian lingkungan Solo Safari, para pengunjung disuguhkan pertunjukan Tari Golek Sri Rejeki, Tari Genjring, Tari Kelinci, dan Tari Ting Ting Tong.
Lalu dilanjut dnegan Tari Semut, Tari Medley, Tari Mutiara Nusantara, Tari Kupu Kui, dan Tari Sulastri, sebelum akhirnya ditutup dengan tarian flashmob yang menggugah semangat seluruh hadirin.
Lebih dari sekadar pertunjukan, acara ini merupakan bentuk nyata komitmen Solo Safari dalam mendukung pelestarian budaya lokal dan pemberdayaan komunitas seni tradisi.
Kolaborasi dengan sanggar-sanggar lokal juga menjadi ruang ekspresi serta dialog budaya, di mana para seniman tidak hanya menampilkan karya mereka, tetapi juga terlibat dalam diskusi mengenai promosi pariwisata berbasis seni dan edukasi.
Yustinus Sutrisno, General Manager Solo Safari, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Solo Safari tidak hanya berfokus pada konservasi satwa, tetapi juga ingin menjadi bagian dari pelestarian warisan budaya Indonesia.
“Dalam momentum Hari Tari Sedunia ini, kami ingin menjadikan Plaza Aviary sebagai ruang ekspresi, pembelajaran, dan apresiasi seni tari di Kota Surakarta. Kami ingin pengunjung pulang bukan hanya dengan cerita tentang satwa, tetapi juga tentang budaya dan kecintaan terhadap warisan leluhur,” ujarnya.
Salah satu momen paling dinantikan adalah sesi flashmob, di mana pengunjung dari berbagai usia turut menari bersama para penari dan staf Solo Safari.
Dengan gerakan sederhana yang mudah diikuti, suasana Plaza Aviary berubah menjadi lautan gerak dan tawa, penuh semangat kebersamaan yang menyentuh hati.
Dipandu oleh penari Panggung Malam Solo Safari, momen ini menjadi simbol keterlibatan, inklusivitas, dan kegembiraan yang sejati dalam merayakan budaya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari inisiatif Solo Safari dalam mengintegrasikan edukasi, hiburan, dan budaya ke dalam satu ekosistem wisata yang utuh dan menyeluruh.
Dengan jumlah pengunjung yang terus meningkat dari berbagai daerah, perayaan Hari Tari Sedunia di Solo Safari menjadi etalase budaya yang hidup, memperkenalkan nilai-nilai luhur Kota Surakarta kepada generasi yang lebih luas.
Meriah dan Penuh Warna, Perayaan Hari Tari Sedunia 2025 di Solo Safari https://t.co/lU42zj2dm5
— 🇼🇦🇷🇹🇦🇯🇴🇬🇱🇴 (@wartajoglo) April 30, 2025
Melalui panggung terbuka seperti ini, Solo Safari membuktikan bahwa wisata bukan hanya soal rekreasi, tetapi juga ruang pembelajaran dan penghargaan terhadap kekayaan lokal—baik dari alam maupun budaya.
Momentum Hari Tari Sedunia 2025 menjadi bukti bahwa tarian bisa menyatukan manusia, satwa, dan alam dalam satu irama kebersamaan. //Bang