TfG6TUW8BUO7GSd6TpMoTSd7GA==
,, |

Headline News

Bincang Arsip di ISI Solo, Menyelamatkan Jejak Kreatif dalam Karya Seni



WARTAJOGLO, Solo – Proses kreatif dalam penciptaan seni tidak hanya melahirkan karya, tetapi juga menyimpan warisan pengetahuan yang kaya dan bernilai tinggi. Namun, seringkali proses ini luput dari perhatian dan tidak terdokumentasikan dengan baik. 

Menyadari pentingnya hal tersebut, Unit Penunjang Akademik Dokumentasi dan Koleksi Seni Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, bekerja sama dengan Unit Kearsipan, menyelenggarakan kegiatan Bincang Arsip pada Rabu, 30 April 2025, bertempat di Gedung Sungging Prabangkara Fakultas Seni Rupa dan Desain.

Acara ini menghadirkan Jamal, S.I.P., M.A., selaku Kepala UPA Dokumentasi dan Koleksi Seni, sebagai pemantik diskusi. 

Kegiatan ini diikuti oleh dosen penciptaan seni, pranata laboratorium pendidikan, arsiparis, mahasiswa, hingga alumni, dengan satu tujuan utama: menggali urgensi pendokumentasian proses kreatif dari berbagai perspektif dan mendorong praktik dokumentasi sebagai bagian integral dari proses berkesenian.

“Karya seni tidak muncul begitu saja. Ada jejak ide, eksperimen, bahkan kegagalan yang membentuknya. Semua itu memiliki nilai pengetahuan yang besar, namun sering kali luput dari dokumentasi,” ungkap Jamal.

Diskusi mengangkat beragam isu penting, seperti tantangan dalam mendokumentasikan seni pertunjukan, rupa, dan musik, metode pencatatan dan penggunaan teknologi, hingga nilai historis dan edukatif dari arsip proses kreatif. 

Arsip ini, diyakini, bukan hanya menjadi catatan masa lalu, tapi juga sumber inspirasi bagi seniman dan peneliti masa depan.

Dalam sesi berbagi pengalaman, Wasi Bantolo (Dosen Tari) membagikan praktik dokumentasi melalui buku catatan pribadi yang merekam transformasi ide hingga realisasi karya. 

Wahyu Thoyyib Pambayun (Dosen Karawitan) memanfaatkan teknologi digital dan website pribadi untuk mempublikasikan proses kreatifnya agar bisa diakses masyarakat. 

Sementara Taufik Murtono mengulas pentingnya dokumentasi dalam desain komunikasi visual sebagai upaya menjaga konsistensi dan arah eksplorasi karya.

Diskusi pun berkembang menjadi ruang refleksi bersama. Para peserta saling mengungkapkan kegelisahan, tantangan teknis, hingga kendala kesadaran kolektif terhadap pentingnya dokumentasi seni.

Kegiatan ini menjadi langkah awal dari gerakan yang lebih luas dalam mendorong budaya dokumentasi proses kreatif di lingkungan ISI Solo. 

Rencananya, bincang serupa akan dilakukan secara berkelanjutan untuk membangun kesadaran kolektif dan menjadi referensi dalam menyelamatkan kekayaan intelektual dan emosional di balik setiap karya seni.

Dengan semangat kolaboratif dan kesadaran akan pentingnya arsip, ISI Solo menegaskan komitmennya untuk tidak hanya mencetak seniman berkualitas, tetapi juga penjaga jejak-jejak kreatif yang tak ternilai. //Bang

Type above and press Enter to search.