![]() |
Para pengunjung sedang melihat-lihat hasil karya kerajinan di Kampung eKraf Banyuanyar |
WARTAJOGLO, Boyolali – Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel, Boyolali, kembali menunjukkan potensinya sebagai desa wisata edukatif yang memadukan kekuatan seni, budaya, dan ekonomi kreatif.
Berkat sinergi apik antara Tim Membangun Desa dari Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, BUMDesa Banyuanyar, dan Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Boyolali, desa ini mulai dilirik sebagai rujukan wisata pendidikan yang inspiratif.
Pada Selasa 29 April 2025, sebanyak 30 peserta dari Disporapar dan para guru pendamping jenjang SD dan SMP menggelar kunjungan edukatif ke Kampus Kopi Desa Banyuanyar.
Kegiatan bertajuk family trip edukatif ini bertujuan mencari lokasi wisata yang cocok untuk mendukung pembelajaran siswa di luar kelas.
Kunjungan ini menjadi bagian dari program penguatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang telah berjalan selama satu bulan terakhir.
Selama masa pendampingan, tim MBKM ISI Solo aktif melakukan berbagai kegiatan, mulai dari pelatihan UMKM, penguatan promosi wisata, hingga revitalisasi fasilitas publik berbasis seni dan budaya lokal.
Anis Marhaendrowati, SE., M.M., perwakilan Disporapar Boyolali, menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan komunitas desa dalam menciptakan destinasi edukatif yang berkelanjutan.
“Desa wisata seperti Banyuanyar bukan hanya menawarkan tempat berlibur, tetapi juga ruang pembelajaran yang menyenangkan dan penuh inspirasi,” ujarnya.
Sementara itu, Sutarmo dari BUMDesa Banyuanyar menegaskan komitmen desa dalam membangun ekosistem wisata berbasis potensi lokal.
“Kami mengangkat kekuatan UMKM, budaya, dan alam untuk menciptakan pengalaman wisata yang utuh dan bermakna,” ungkapnya.
Para peserta kunjungan diajak menyusuri berbagai potensi lokal, mulai dari pengenalan Desa Wisata Banyuanyar hingga berinteraksi langsung dengan pelaku UMKM Ekonomi Kreatif.
Produk-produk seperti ecoprint, tas rajut, dan aksesori tali lanyard menjadi daya tarik utama yang menunjukkan bagaimana kreativitas warga menjadi kekuatan ekonomi baru.
Kunjungan juga menyentuh sisi budaya melalui destinasi BARENDO di Dukuh Jumbleng—sebuah ruang kreatif yang kini menjadi ikon desa.
Di sana, peserta diajak merasakan atmosfer khas budaya lokal dan melihat bagaimana seni tradisi diolah menjadi daya tarik wisata yang autentik.
Koordinator desa dari tim MBKM ISI Solo, Naufal Alif Musdiwanto, menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang telah terjalin.
“Kami tidak hanya belajar dari masyarakat, tetapi juga berusaha memberi dampak nyata. Ini pengalaman berharga bagi kami sebagai mahasiswa seni,” ujarnya.
Kegiatan ini tidak hanya memperkuat citra Desa Banyuanyar sebagai desa wisata unggulan, tetapi juga membuka peluang kolaborasi berkelanjutan.
Program MBKM ISI Solo Dorong Wisata Edukatif Berbasis Kreativitas Lokal di Boyolali https://t.co/lhy6m42VsD
— 🇼🇦🇷🇹🇦🇯🇴🇬🇱🇴 (@wartajoglo) May 4, 2025
Pihak desa bahkan berencana mengirimkan brosur penawaran kerja sama ke sejumlah sekolah yang hadir dalam kunjungan.
Dengan semangat gotong royong dan inovasi yang terus bergulir, Desa Banyuanyar kini melangkah pasti menjadi destinasi wisata edukatif yang membanggakan, bukan hanya untuk Boyolali, tetapi juga untuk Jawa Tengah secara keseluruhan. //Kls