![]() |
Ilustrasi patung Sinuhun Paku Buwono X yang diusulkan oleh Forum Budaya Mataram sebagai ikon baru Kota Solo |
WARTAJOGLO, Solo – Dalam upaya memperkuat identitas Solo sebagai Kota Budaya, Forum Budaya Mataram (FBM) mengusulkan pembangunan Patung Pahlawan Nasional Sinuhun Paku Buwono (PB) X, yang juga raja Keraton Surakarta Hadiningrat, sebagai ikon baru kota.
Gagasan ini tidak hanya menjadi bentuk penghormatan terhadap tokoh sentral dalam sejarah nasional, tetapi juga sebagai langkah strategis dalam mengembalikan Solo ke panggung utama budaya Jawa.
Ketua Umum FBM, BRM Dr. Kusumo Putro, S.H., M.H., menyampaikan bahwa pembangunan patung PB X memiliki makna simbolik, edukatif, dan strategis.
“Patung ini bisa menjadi simbol pengingat bagi generasi muda tentang kontribusi besar beliau terhadap bangsa dan negara. Solo adalah jantung budaya Jawa, sudah saatnya kita mengembalikan identitas itu ke panggung utama,” tegasnya dalam diskusi yang digelar pada Jumat 16 Mei 2025.
Paku Buwono X sendiri dikenal sebagai raja Kasunanan Surakarta yang memiliki wawasan kebangsaan jauh melampaui zamannya.
Ia tidak hanya berperan dalam kehidupan keraton, tetapi juga memberi dukungan besar terhadap pergerakan nasional.
Kiprahnya tercatat dalam sejarah sebagai salah satu raja yang mendukung lahirnya organisasi-organisasi penting seperti Budi Utomo dan Sarekat Dagang Islam, dua organisasi awal yang menjadi cikal bakal kebangkitan nasional Indonesia.
Selain itu, PB X juga dikenal sebagai sosok visioner dalam pembangunan infrastruktur publik.
Di masa pemerintahannya, ia aktif membangun rumah sakit, jalan, hingga sekolah yang manfaatnya dirasakan luas oleh masyarakat.
"Sosok beliau menjelma sebagai pemimpin yang bukan hanya memikirkan keraton, tetapi juga masa depan rakyatnya," lanjut Kusumo.
Menurut Kusumo, pembangunan patung ini harus dilihat sebagai bagian dari diplomasi budaya daerah.
Di tengah derasnya arus modernisasi dan pembangunan yang kerap mengesampingkan aspek budaya, ikon-ikon lokal berbasis sejarah seperti PB X perlu diangkat ke ruang publik.
FBM menilai bahwa wajah kota harus mencerminkan akar sejarahnya. Dengan dibangunnya patung PB X, masyarakat dan wisatawan tidak hanya mendapatkan visualisasi keindahan kota, tetapi juga pesan historis yang kuat tentang siapa Solo sebenarnya.
FBM akan membentuk tim internal yang terdiri dari sejarawan, budayawan, dan akademisi untuk mengkaji berbagai aspek seperti nilai historis, artistik, hingga penentuan lokasi yang tepat.
Setelah kajian selesai, usulan akan diajukan secara resmi kepada Pemerintah Kota Surakarta.
Jika terealisasi, patung PB X diharapkan akan menjadi landmark baru yang tidak hanya mempercantik wajah Kota Solo, tetapi juga mempertegas posisinya sebagai pusat budaya Jawa yang berakar kuat pada sejarah.
Lebih dari itu, ikon ini akan menjadi warisan visual yang mengedukasi publik—baik nasional maupun internasional—tentang nilai luhur yang membentuk karakter bangsa.
Usulan Patung Sinuhun Paku Buwono X sebagai Ikon Baru Kota Solo, FBM: Mengakar pada Sejarah dan Budaya https://t.co/dU7KJM0wbk
— 🇼🇦🇷🇹🇦🇯🇴🇬🇱🇴 (@wartajoglo) May 20, 2025
Dengan langkah ini, FBM ingin mengingatkan bahwa membangun kota tidak hanya soal beton dan gedung tinggi, tetapi juga tentang menyulam kembali jati diri bangsa melalui warisan sejarah dan budaya. //Kls