TfG6TUW8BUO7GSd6TpMoTSd7GA==
,, |

Headline News

ISI Surakarta dan Pemkot Madiun Hadirkan Motif Batik Kontemporer Berbasis Identitas Lokal

Beberapa jenis motif batik kontemporer berbasis identitas lokal Kota Madiun

WARTAJOGLO, Madiun – Warisan budaya kembali mendapat sentuhan inovatif. Tim peneliti dari Program Studi Desain Mode Batik Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta meluncurkan inisiatif terbaru, yang menjadikan Kota Madiun sebagai sumber inspirasi dalam penciptaan motif batik kontemporer.

Kolaborasi ini menggandeng Dinas Perdagangan Kota Madiun, dengan tujuan menghadirkan desain batik yang tidak hanya mengangkat identitas lokal, tetapi juga relevan dengan pasar modern.

Proyek ini digagas oleh enam dosen FSRD ISI Surakarta: Dr. Ana Rosmiati, S.Pd., M.Hum., Dr. Dhian Lestari Hastuti, S.Sn., M.Sn., Dr. Aan Sudarwanto, S.Sn., M.Sn., Agung Cahyana, ST., M.Eng., Danang Priyanto, S.Tr.Sn., M.Sn., dan Danissa Dyah Oktaviani, S.Sn., M.Sn. 

Mereka tidak bekerja sendiri, melainkan turut melibatkan mahasiswa, di antaranya Jagaddhita Putro Asmoro, Saifudin Aulya Akhsan, Jihan Hanifah, dan Dela Pita Sari.

Dilaksanakan sejak 10 April hingga 8 Juli 2025, penelitian ini melalui tahapan observasi lapangan, analisis, perumusan konsep, hingga penyusunan desain motif. 

Pendekatan dilakukan dengan mengadaptasi elemen arsitektur, ikon kota, serta nilai budaya khas Madiun.

Dalam prosesnya, tim menelusuri sembilan lokasi penting sebagai bahan inspirasi, di antaranya Pabrik Gula Rojoagung, Pecel Yu Gembrot, Gedung Bosbow, Jalan Pahlawan, Masjid Kuno Taman, Masjid Kuncen, Water Toren, Rumah Kadipaten, hingga Gedung Bakorwil Kota Madiun.

Elemen-elemen visual dari lokasi tersebut kemudian diolah menjadi motif dengan penyederhanaan bentuk tanpa menghilangkan makna, dikombinasikan dengan eksplorasi warna serta teknik pewarnaan alami.

Dari proses kreatif tersebut, lahirlah tujuh karya desain batik yang diberi judul Muncar Gebyaring Karta I dan II, Parang Padma Miguna, Pincuk Hanguwati, Sepur Jentrek, Mustikaning Kutho dan Punjering Bawono.

Desain-desain ini nantinya akan diproses lebih lanjut menjadi motif batik kontemporer dan diaplikasikan pada busana siap pakai.

Sehingga batik Madiun hadir dalam wajah baru yang modern, namun tetap berakar pada kearifan lokal.

Motif hasil penelitian ini diluncurkan pada 4 Juli 2025 dalam acara Kriya Wastra Madiun Raya dan Halal Food Expo 2025 di Sun City Mall. 

Acara yang digelar oleh Dekranas Kota Madiun ini dibuka langsung oleh Wali Kota Madiun, Dr. Maidi.

Dalam sambutannya, Dr. Maidi menegaskan bahwa batik ini dirancang khusus untuk menegaskan identitas khas Madiun. 

“Kami berharap batik ini menjadi simbol baru kebanggaan daerah sekaligus memperkuat branding Kota Madiun di tingkat nasional,” ujarnya.

Dekan FSRD ISI Solo, Dr. Ana Rosmiati, menyampaikan bahwa proyek ini tidak hanya berhenti pada tahap prototipe, melainkan dapat diproduksi secara massal oleh pelaku industri batik lokal. 

Hal ini diharapkan mampu meningkatkan daya saing sekaligus menggerakkan roda ekonomi kreatif masyarakat Madiun.

Kolaborasi antara akademisi dan pemerintah daerah ini menjadi contoh nyata bagaimana warisan budaya dapat dimodernisasi dan diberi nilai tambah ekonomi. 

Batik Madiun bukan sekadar kain, melainkan representasi identitas lokal yang bisa bersaing di kancah global. //Lis

Type above and press Enter to search.