![]() |
Para pelaku UMKM di Kota Solo mengikuti workshop tentang AI yang digelar Solopos bekerja sama dengan PT Telkom Indonesia |
WARTAJOGLO, Solo — Perkembangan Artificial Intelligence (AI) semakin tak terbendung. Teknologi yang dulu dianggap "jauh di awang-awang", kini hadir di genggaman.
Mulai dari layanan voice-over (VO), pengeditan video, hingga produksi gambar digital, semuanya kini bisa diakses hanya lewat smartphone.
Tak hanya memukau, berbagai platform berbasis AI juga mulai menjelma sebagai solusi praktis bagi tantangan digital sehari-hari — termasuk bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Namun di balik pesatnya perkembangan ini, tantangan besar masih menghadang: masih banyak masyarakat, khususnya pelaku UMKM, yang belum memahami atau bahkan takut memanfaatkan AI.
Dalam Workshop “Empowering MSMEs with AI” yang digelar di Radya Litera Hall, Griya Solopos, Sabtu 2 Agustus 2025, PT Telkom Indonesia menghadirkan solusi: edukasi langsung dan praktikal tentang bagaimana memanfaatkan AI untuk pengembangan bisnis.
“Jangan sampai kehadiran AI ini dipandang sebagai sesuatu yang menakutkan bagi para pelaku UMKM. Padahal justru sebaliknya, AI bisa sangat membantu dalam berbagai aspek bisnis, mulai dari pemasaran hingga proyeksi usaha,” ujar Sabri Rasyid, AVP External Communication PT Telkom Indonesia, dalam pemaparannya.
Sabri menekankan bahwa AI sejatinya hanyalah alat bantu, bukan pengganti manusia. Fungsi utama AI adalah memberi referensi, ide, dan kemudahan teknis, sementara keputusan akhir tetap berada di tangan pengguna.
“Yang penting adalah bagaimana kita bisa menjinakkan AI, artinya mengendalikannya untuk mendukung tujuan kita, bukan malah kita yang dikendalikan. Kita tetap harus pintar dalam merumuskan pertanyaan dan memverifikasi hasilnya,” jelasnya.
Menurut Sabri, hasil dari AI sangat bergantung pada kualitas data yang dimasukkan. Jika input-nya lemah, maka output-nya pun bisa menyesatkan.
Oleh karena itu, pelaku UMKM tetap perlu berpikir kritis dan tidak serta merta percaya pada setiap hasil AI.
Sementara itu, Hardika Dwi Hermawan — dosen Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) — turut memperkenalkan teknik praktis dalam mengoptimalkan AI melalui “Prompt Engineering”, yakni cara memberikan instruksi atau perintah yang tepat pada sistem AI.
Dengan gaya yang komunikatif, Dika (sapaan akrabnya) memperkenalkan metode “KORAN LAPANGAN”, sebuah akronim yang mudah diingat namun sarat makna, dan merupakan singkatan dari Konteks, Peran, Larangan, Panjang dan Tambahan.
- Konteks: Menyampaikan situasi atau masalah yang ingin diselesaikan.
- Peran: Menentukan sudut pandang atau profesi pengguna, misalnya sebagai desainer, marketer, atau pelaku UMKM.
- Larangan: Menghindari data pribadi atau informasi yang terlalu teknis.
- Panjang: Menyesuaikan kompleksitas prompt agar tidak terlalu panjang atau terlalu umum.
- Tambahan: Memberikan elemen ekstra seperti gaya visual, format output, atau target audiens.
“Dengan KORAN LAPANGAN, pelaku UMKM bisa lebih presisi dalam meminta bantuan AI. Hasil yang keluar pun akan lebih sesuai dengan kebutuhan dan harapan,” ujar Dika.
Workshop yang dihadiri puluhan pelaku UMKM se-Solo Raya ini tak hanya bersifat teoritis.
Para peserta diajak langsung mempraktikkan bagaimana membuat prompt yang baik untuk menciptakan konten promosi — seperti desain poster digital dan caption media sosial yang menarik.
Memanfaatkan AI untuk Pengembangan Bisnis https://t.co/KsEjWBSP14
— 🇼🇦🇷🇹🇦🇯🇴🇬🇱🇴 (@wartajoglo) August 2, 2025
Hasilnya cukup mengejutkan. Banyak peserta yang semula gagap teknologi akhirnya mampu memanfaatkan AI untuk mendesain materi promosi hanya dalam hitungan menit.
Bahkan, beberapa di antaranya sudah bisa memproyeksikan pengembangan brand digitalnya dengan pendekatan berbasis AI. //Bang