![]() |
GPM menjadi langkah nyata Pemprov dalam menstabilkan harga bahan pokok |
WARTAJOGLO, Semarang – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus menguatkan perannya dalam menjaga stabilitas pangan.
Sejak Januari hingga 19 September 2025, Pemprov Jateng telah menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) sebanyak 1.565 kali dengan omzet mencapai Rp37 miliar.
Ribuan kegiatan tersebut terlaksana berkat kolaborasi erat antara Pemprov Jateng dengan pemerintah kabupaten/kota, Bank Indonesia, BUMD seperti PT Jateng Agro Berdikari (JTAB) dan Bank Jateng, serta Bulog.
Sebaran GPM telah menjangkau seluruh wilayah Jawa Tengah, memastikan masyarakat mendapatkan akses pangan dengan harga terjangkau.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Jateng, Dyah Lukisari, menegaskan bahwa GPM menjadi langkah nyata Pemprov dalam menstabilkan harga bahan pokok.
“Ini adalah upaya kami dalam menjaga stabilisasi pasokan dan harga pangan,” ujarnya di Semarang, Jumat 19 September 2025.
Dalam GPM, masyarakat bisa memperoleh kebutuhan pokok seperti beras, jagung, minyak, daging, dan komoditas lain yang harganya cenderung lebih tinggi dari harga acuan pembelian (HAP).
Plt Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Jateng, Sri Brotorini, menambahkan bahwa GPM tidak hanya digelar di pasar atau alun-alun, tetapi juga masuk ke pabrik-pabrik dengan sasaran para pekerja.
Selain itu, Pemprov juga mengembangkan program fasilitasi distribusi pangan untuk mendukung kios pangan murah serta intervensi terhadap komoditas pokok yang mengalami defisit di Jateng.
Saat ini, terdapat 428 kios pangan murah yang aktif beroperasi, terdiri dari kios pangan masyarakat dan usulan dari Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih.
Dari total 8.523 koperasi yang ada di Jateng, baru 64 koperasi yang mengusulkan, dan 46 koperasi di antaranya sudah terealisasi menggunakan dana fasilitasi distribusi pangan.
“Kopdes masih sangat sedikit. Kami akan terus dorong agar Koperasi Merah Putih bisa eksis dengan dukungan dana fasilitasi distribusi dari Dinas Ketahanan Pangan,” tegas Sri.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menekankan, GPM bukan sekadar agenda pasar murah, tetapi juga bentuk nyata kehadiran negara dalam melindungi daya beli masyarakat.
“Gerakan pangan murah dan fasilitasi distribusi pangan adalah bentuk kehadiran negara untuk mendukung keterjangkauan harga. Ke depan, kami siapkan langkah jangka panjang agar pasokan dan harga pangan tetap stabil,” ujarnya.
Langkah tersebut, lanjut Luthfi, salah satunya adalah menciptakan konektivitas produk unggulan kabupaten/kota agar kebutuhan pangan bisa dipenuhi dari hasil produksi dalam negeri, khususnya di Jawa Tengah.
Gerakan Pangan Murah, Upaya Jateng Jaga Daya Beli dan Stabilitas Harga https://t.co/XSkYqs9AH6
— 🇼🇦🇷🇹🇦🇯🇴🇬🇱🇴 (@wartajoglo) September 19, 2025
“Terima kasih kepada dinas ketahanan pangan dan seluruh mitra yang sudah membuat terobosan gerakan pangan murah. Ini adalah komitmen kita agar masyarakat tetap bisa hidup layak dengan pangan yang terjangkau,” pungkasnya. //Sik