![]() |
Wakil Gubernur Jawa Tengah memberikan sambutan dalam istigotsah dan doa bersama di wisma perdamaian. |
WARTAJOGLO, Semarang – Suasana malam di Wisma Perdamaian Semarang, Minggu 31 Agustus 2025, terasa khidmat.
Di hadapan puluhan pemuda lintas iman, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen atau yang akrab disapa Gus Yasin, menyampaikan pesan yang dalam dan reflektif.
Ia memaknai gejolak unjuk rasa yang terjadi belakangan ini bukan sekadar fenomena sosial-politik, melainkan sebagai musibah dan teguran dari Allah SWT bagi seluruh umat di Nusantara, tak terkecuali Jawa Tengah.
Dalam sambutannya di forum doa bersama dan istighosah untuk kedamaian, Gus Yasin mengajak semua elemen masyarakat, khususnya jajaran pemerintahan provinsi, untuk melakukan muhasabah atau introspeksi diri.
“Ini musibah. Musibah itu ada yang disebabkan (perbuatan kita) masa yang lampau atau yang sekarang. Musibah bisa berbentuk ujian, teguran. Dan hari ini kita diberi teguran, diperingatkan oleh Allah Tuhan yang Maha Esa, mari kita mawas diri,” seru Gus Yasin dengan penuh ketawadukan.
Ajakan untuk beristighfar, memohon ampun atas segala kesalahan, baik yang disengaja maupun tidak, menjadi titik utama pesannya.
Menurutnya, dari proses meminta ampun dan saling memaafkan itulah akan tumbuh hati nurani yang bersih, yang pada akhirnya melahirkan jiwa nasionalisme dan semangat kebersamaan yang hakiki.
“Dari istighfar itulah muncul rasa dari hati nurani untuk saling memaafkan. Ketika muncul hati saling memaafkan, maka yang muncul adalah jiwa nasionalisme,” imbuh pria yang dikenal dengan ciri khas pecinya tersebut.
Gus Yasin mengingatkan kembali akan nilai-nilai luhur peradaban Nusantara yang dibangun atas dasar kedamaian dan kegotongroyongan—sebuah ciri khas yang melekat pada masyarakat Jawa Tengah.
Nilai-nilai ini, tegasnya, hanya akan terwujud dengan keikhlasan dan keridhoan dari setiap individu.
Di tengah ajakan untuk bermuhasabah, Wagub juga menyentuh aspek pembangunan ekonomi. Ia menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah telah menunjukkan tren positif, dengan minat investor yang meningkat dan peluang usaha yang semakin bermunculan.
Ia mengajak masyarakat untuk bersyukur atas nikmat kemakmuran dan kesuburan tanah Jawa yang gemah ripah loh jinawi.
Namun, di balik optimisme tersebut, Gus Yasin tidak menutup mata. Atas nama pribadi dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dengan rendah hati ia meminta maaf atas segala pelayanan yang belum maksimal.
Ia menghargai hak masyarakat untuk menyampaikan pendapat—yang dilindungi undang-undang—namun mengingatkan agar hal itu dilakukan dengan tetap mematuhi batasan dan aturan yang berlaku.
“Kami berharap masyarakat Jawa Tengah untuk tunduk dan patuh pada aturan yang ada. Sehingga Jawa Tengah aman dan damai,” tutupnya.
Pesan Gus Yasin di malam yang penuh berkah itu adalah sebuah seruan halus namun mendalam bahwa di tengah ujian dan teguran, terdapat ruang untuk refleksi, permintaan maaf, dan yang terpenting, rekonsiliasi.
Sebuah langkah awal untuk kembali bersatu, memaafkan, dan bersama-sama membangun Jawa Tengah yang lebih damai dan sejahtera. //Sik