TfG6TUW8BUO7GSd6TpMoTSd7GA==
,, |

Headline News

Kecam Aksi Anarkis, Tokoh Masyarakat Solo: Jangan Rusak Marwah Kota Budaya

Tokoh masyarakat Solo, Dr. BRM. Kusumo Putro mengecam aksi anarkis yang merusak dan mengganggu marwah Solo sebagai kota budaya

WARTAJOGLO, Solo – Aksi massa yang berujung ricuh dan merusak fasilitas umum di Kota Solo pada Jumat 29 Agustus 2025 menuai kecaman keras dari berbagai kalangan masyarakat. 

Salah satunya datang dari tokoh masyarakat sekaligus advokat asal Solo, Dr. BRM Kusumo Putro, yang menilai tindakan anarkis tersebut telah melukai citra Solo sebagai kota budaya yang penuh kesantunan.

“Tidak mudah mem-branding Kota Solo sebagai kota budaya dan kota ternyaman. Namun, hancur dan hilang gara-gara aksi massa pada pekan lalu. Sekali lagi, jangan rusak kota kami,” tegas Kusumo yang juga dikenal sebagai pengacara ini.

Kusumo menyebut, pengrusakan fasilitas umum seperti halte, ratusan water barrier, kamera CCTV, hingga pot tanaman hias di median jalan, telah menodai wajah Solo. 

Ia khawatir kenyamanan dan keamanan yang telah dibangun puluhan tahun sirna dalam semalam.

“Keamanan hancur, kenyamanan warga terganggu, kegiatan perdagangan pun lumpuh. Banyak pelaku usaha menutup bisnisnya karena khawatir barang dagangannya dijarah,” ujarnya.

Ia menambahkan, sebagian besar pelaku perusakan bukan berasal dari Solo. “Warga asli Kota Solo tidak akan pernah merusak kotanya sendiri,” tegasnya.

Tokoh masyarakat itu juga menegaskan, jika aksi anarkis kembali terjadi dan mengganggu ketenteraman warga, masyarakat Solo siap bergerak untuk menjaga kotanya.

“Jangan merusak serta menginjak harga diri warga masyarakat dan Kota Solo, kalau tidak ingin kami bersama warga bergerak untuk menjaga dan menghadangnya dengan cara kami,” serunya.

Namun Kusumo menekankan, gerakan tersebut bukan untuk berpihak pada siapa pun. “Kami hanya ingin Solo tetap damai, warga hidup nyaman dan tenteram. Itu saja,” katanya.

Di sisi lain, Kusumo meminta aparat kepolisian mengevaluasi standar pengamanan aksi unjuk rasa. Ia mengingatkan agar polisi tidak bersikap represif terhadap massa yang ingin menyampaikan pendapat.

“Aksi demo dilindungi undang-undang, tapi harus damai dan tertib. Polisi jangan terlalu represif. Yang kami tolak adalah aksi perusakan fasilitas umum yang justru merugikan masyarakat,” jelasnya.

Kusumo menutup dengan penegasan bahwa Solo adalah kota budaya, kota yang menjunjung tinggi kesantunan dan kedamaian. 

“Jangan rusak marwah kota kami. Jika ada demo, silakan. Tapi jangan sampai berubah menjadi kerusuhan yang merusak ketenteraman warga. Yang kami bela adalah kenyamanan dan kedamaian Kota Solo,” pungkas pria yang juga Ketua Forum Budaya Mataram ini. //Sik

Type above and press Enter to search.