![]() |
Program Internet Gratis Ahmad Luthfi Sukses Kembangkan Ratusan Desa Blankspot di Jawa Tengah |
WARTAJOGLO, Klaten — Desa Wisata Balerante di lereng Merapi, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, kini tidak lagi sunyi dari sinyal.
Setelah bertahun-tahun hidup di wilayah blankspot, kini masyarakat dan wisatawan di kawasan wisata Kalitalang bisa menikmati akses internet publik berkecepatan tinggi.
Semua berkat program internet gratis Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di bawah kepemimpinan Gubernur Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin).
Program yang digagas untuk menjembatani kesenjangan digital ini tidak hanya menghadirkan koneksi, tapi juga membuka peluang baru di sektor ekonomi, pariwisata, dan kebencanaan.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jawa Tengah, Agung Hariyadi, meninjau langsung pemasangan jaringan internet publik di Balerante pada Jumat 3 Oktober 2025.
Ia menjelaskan, inisiatif internet gratis ini adalah bagian dari upaya pemerintah memperluas akses digital hingga pelosok.
“Internet tidak hanya menjadi sarana komunikasi, tetapi juga motor penggerak perekonomian dan pelayanan publik di era digital,” ujarnya.
Menurut Agung, program ini memprioritaskan empat kategori desa, yakni desa blankspot, desa wisata, desa miskin ekstrem, dan desa rawan bencana.
Hingga 2025, sudah ada 327 desa penerima fasilitas, termasuk 195 desa blankspot dan 50 desa wisata.
Gubernur Luthfi menargetkan seluruh wilayah blankspot di Jateng tersambung internet pada 2029.
Pemasangan internet di Balerante bukan perkara mudah. Medan yang terjal dan berbatu membuat proses teknis berlangsung hingga 15 hari, jauh lebih lama dari instalasi biasa.
Penyedia layanan internet, Zizik Mudiono, mengungkapkan, pihaknya harus menarik kabel fiber optik sejauh 5 kilometer dan menambah 11 tiang baru agar jaringan bisa menjangkau titik wisata Kalitalang.
“Medannya sulit, tapi semangat warga luar biasa. Begitu Wi-Fi menyala, UMKM langsung hidup. Pengunjung bisa bayar nontunai lewat QRIS, dan promosi wisata di Instagram, TikTok, serta YouTube jadi lebih lancar,” katanya.
Jaringan Wi-Fi yang dipasang memiliki kecepatan 20 Mbps dengan radius layanan sekitar 150 meter. Aksesnya terbuka tanpa kata sandi dengan nama jaringan “JatengNgopeniNglakoni”.
Dampak kehadiran internet gratis langsung terasa. Ketua Pengelola Wisata Kalitalang, Jainu, mencatat lonjakan kunjungan drastis.
Jika pada 2024 tercatat sekitar 59.000 wisatawan, maka sejak awal 2025 hingga September jumlahnya melonjak menjadi 125.000 pengunjung.
“Sebelum ada internet, anak muda sering batal beli tiket karena tidak bisa bayar QRIS. Sekarang, semua jadi mudah. Pengunjung betah lebih lama, mampir ke warung, tambah kopi, tambah makan. Dampaknya terasa sekali bagi warga,” jelas Jainu.
Selain untuk transaksi digital, jaringan Wi-Fi juga membantu pemantauan kondisi Gunung Merapi. Melalui koneksi internet, pengelola dapat mengakses pembaruan dari BPPTKG setiap enam jam dan menyebarkan informasi cepat jika terjadi kondisi darurat.
Fasilitas Wi-Fi gratis juga disambut hangat wisatawan asing dan lokal. Fazli, turis asal Pakistan yang sudah enam kali datang ke Kalitalang, menyebut koneksi internet publik membuat kunjungannya jauh lebih nyaman.
“Dulu susah, kartu SIM saya tidak berfungsi di sini. Sekarang ada Wi-Fi begitu sampai parkir. Saya bisa bayar QRIS dan unggah foto perjalanan langsung. Ini sangat membantu wisatawan luar negeri,” ungkapnya.
Wisatawan domestik pun merasakan manfaat serupa. Intan Amalia dari Gunungkidul menuturkan, kini ia tak lagi kesulitan berkomunikasi saat berwisata.
“Dulu kalau janjian sama teman sering gagal karena sinyal hilang. Sekarang bisa langsung kirim lokasi lewat Wi-Fi, bahkan ketemu teman baru,” ujarnya sambil tertawa.
Dari Blankspot Jadi Magnet Wisata Digital, Internet Gratis Buka Peluang Baru di Desa Balerante https://t.co/pWCf0sBu42
— 🇼🇦🇷🇹🇦🇯🇴🇬🇱🇴 (@wartajoglo) October 4, 2025
Program internet gratis Pemprov Jawa Tengah kini menjadi simbol pemerataan akses digital. Dari lereng gunung hingga desa pesisir, jaringan internet menghadirkan transformasi nyata bagi masyarakat.
“Harapannya, masyarakat tidak hanya melek digital, tetapi mampu memanfaatkan internet untuk meningkatkan kesejahteraan,” tutup Agung Hariyadi. //Sik