TfG6TUW8BUO7GSd6TpMoTSd7GA==
,, |

Headline News

Jawa Tengah Genjot Penurunan Kasus Tuberkulosis Lewat Program Speling Melesat dan TB Express

Gubernur Jateng Ahmad Luthfi (tiga dari kanan) meluncurkan program Speling Melesat yang terintegrasi dengan layanan TB Express

WARTAJOGLO, Sukoharjo – Tuberkulosis (TBC) masih menjadi ancaman serius di Jawa Tengah. 

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Triwulan II 2025, estimasi kasus TBC mencapai 107.488 jiwa, dengan penemuan kasus hingga September 2025 baru menyentuh 63.398 jiwa atau sekitar 58,98% dari total estimasi. 

Angka ini menunjukkan masih banyak penderita TBC yang belum terdeteksi.

Menyikapi hal tersebut, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi meluncurkan program Speling Melesat (Dokter Spesialis Keliling Mendekatkan Layanan Kesehatan kepada Masyarakat) yang terintegrasi dengan layanan TB Express.

Acara ini digelar dalam peringatan Hari Kesehatan Nasional di Hotel Grand Mercure Solobaru, Sukoharjo, Jumat 3 Oktober 2025.

"TBC di wilayah kita menjadi prioritas. Begitu kita dapatkan melalui X-Ray portable, langsung diobati, diawasi secara berkala, dan dievaluasi sampai tuntas,” tegas Luthfi.

Program Speling Melesat menjadi salah satu terobosan layanan kesehatan berbasis desa. Tidak hanya berfokus pada TBC, layanan ini juga mencakup pemeriksaan ibu hamil dan kanker serviks (obsgyn), kesehatan jiwa, serta stunting (anak).

Hingga September 2025, program ini sudah menyentuh 560 desa dengan 62.169 jiwa terlayani. Layanan ini turut memperkuat program Cek Kesehatan Gratis (CKG) dari pemerintah pusat, yang hingga kini telah menjangkau lebih dari 8,79 juta jiwa di Jawa Tengah, terbanyak se-Indonesia.

“Dokter spesialis kita turunkan ke desa-desa, lalu melakukan pengecekan kesehatan secara gratis dan paripurna. Karena layanan kesehatan adalah salah satu indikator penting pengentasan kemiskinan,” jelas Luthfi.

Dari layanan Speling Melesat, tercatat 9.140 orang teridentifikasi gejala TBC. Dari jumlah itu, 1.847 orang menjalani rontgen thorax, dengan 626 orang hasilnya sugestif TBC.

Lebih lanjut, 525 orang telah ditindaklanjuti dengan Tes Cepat Molekuler (TCM).

Program TB Express mengandalkan X-Ray Portable Rapid Early Screening System, sebuah teknologi yang memungkinkan deteksi dini TBC lebih cepat, efisien, dan dapat menjangkau masyarakat di pelosok. 

Targetnya, prevalensi TBC di Jawa Tengah dapat ditekan hingga 50% dalam waktu dekat.

Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, Kunta Wibawa Dasa Nugraha, yang turut hadir dalam acara tersebut menegaskan pentingnya langkah strategis daerah dalam percepatan penurunan kasus TBC.

“Angka kasus tuberkulosis di Indonesia masih tinggi. Target kita tahun 2030 adalah nol kasus. CKG dan Speling Melesat ini salah satunya untuk mendeteksi sejak dini. Kalau ada yang positif, langsung diketahui by name by address dan bisa segera ditindaklanjuti. Termasuk cek orang terdekat agar penyebaran tidak meluas,” paparnya.

Luthfi menekankan, kesehatan masyarakat bukan hanya urusan medis, tapi juga menyangkut kesejahteraan dan produktivitas. 

“Masyarakat yang sehat akan mengangkat produktivitas. Sebaliknya, masalah kesehatan akan menjadi penghambat pembangunan,” ujarnya. //Sik

Type above and press Enter to search.