![]() |
Bondet Wrahatnala mendapat ucapan selamat dari Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Diktisaintek, Dr. Beny Bandanadjaja, usai terpilih sebagai Rektor ISI Solo periode 2025 - 2029 |
WARTAJOGLO, Surakarta – Semangat baru tengah berhembus di kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.
Dalam Sidang Senat Tertutup bersama Kuasa Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI, pada Rabu 1 Oktober 2025, Dr. Bondet Wrahatnala, S.Sos., M.Sn. resmi terpilih sebagai Rektor ISI Solo periode 2025–2029.
Bondet berhasil meraih 24 suara dukungan, unggul atas Dr. Sunardi, M.Sn. (12 suara) dan Dr. Ana Rosmiati, S.Pd., M.Hum. (2 suara).
Sidang yang digelar di Kampus Kentingan ISI Solo tersebut berjalan dengan demokratis dan kondusif.
Berdasarkan ketentuan, Senat ISI Solo memiliki 65% suara (25 suara) dan Menteri memiliki 35% suara (13 suara).
Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Diktisaintek, Dr. Beny Bandanadjaja, S.T., M.T., yang hadir sebagai Kuasa Menteri, menegaskan bahwa proses pemilihan berjalan secara terbuka dan berlandaskan tata kelola yang baik.
“Saya datang tidak membawa kepentingan pribadi, tapi mandat dari Menteri. Siapapun yang terpilih tentu sudah melalui pertimbangan yang matang,” ungkap Beny.
Pernyataan itu memperkuat legitimasi hasil pemilihan sekaligus menegaskan bahwa pemerintah menaruh kepercayaan besar terhadap kepemimpinan baru ISI Solo.
Rektor ISI Solo periode 2021–2025, Prof. Dr. I Nyoman Sukerna, S.Kar., M.Hum., atau akrab disapa Pak Nyo, mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih kepada seluruh civitas akademika atas kerja sama selama empat tahun kepemimpinannya.
“Kalau ada prestasi, itu hasil kerja kita semua. Kalau ada kekurangan, itu semata karena saya pribadi,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya dukungan penuh kepada rektor baru untuk melanjutkan capaian dan membawa ISI Solo semakin berdaya saing di level nasional dan internasional.
Usai dinyatakan sebagai rektor terpilih, Bondet Wrahatnala menyampaikan rasa syukur sekaligus komitmen untuk mengemban amanah besar ini dengan semangat kebersamaan.
“Tidak ada kalah atau menang. Mandat dari Senat dan Menteri ini adalah tanggung jawab yang berat. Saya sangat membutuhkan dukungan semua pihak untuk membangun ISI Solo yang transformatif, kolaboratif, dan adaptif menuju Indonesia Emas 2045,” tegas Bondet.
Bondet juga menekankan bahwa pengelolaan perguruan tinggi seni tidak lagi bisa bersifat konvensional.
Dunia kreatif menuntut inovasi lintas disiplin dan kolaborasi aktif dengan masyarakat serta industri seni-budaya.
Ketua Panitia Pemilihan Rektor ISI Solo, Prof. Dr. Sugeng Nugroho, S.Kar., M.Sn., menyampaikan apresiasi atas proses pemilihan yang berjalan baik.
“Memang ada dinamika selama enam bulan terakhir, tapi Alhamdulillah semua berjalan lancar, sukses, dan kondusif,” ungkapnya.
Dr. Bondet Wrahatnala dikenal sebagai akademisi dan praktisi seni yang berpikir progresif. Lulusan Sosiologi yang kemudian menekuni bidang Seni dan Desain, Bondet memiliki kepekaan sosial dan estetika yang kuat, perpaduan yang menjadikannya figur unik di dunia pendidikan seni.
Selama berkarier di ISI Solo, Bondet aktif mengembangkan kurikulum berbasis kolaborasi lintas disiplin serta mendorong mahasiswa untuk lebih adaptif terhadap perubahan teknologi dan industri kreatif.
Ia juga kerap terlibat dalam riset serta proyek seni yang menempatkan seni sebagai medium dialog sosial dan inovasi budaya.
Rekan-rekannya mengenal Bondet sebagai sosok inovatif, terbuka terhadap ide baru, dan piawai membangun jejaring, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Membawa Semangat Transformasi, Bondet Wrahatnala Terpilih sebagai Rektor ISI Solo 2025 - 2029 https://t.co/HdFt80nlHf
— 🇼🇦🇷🇹🇦🇯🇴🇬🇱🇴 (@wartajoglo) October 4, 2025
Jika tidak ada perubahan jadwal, pelantikan dan serah terima jabatan Rektor ISI Solo periode 2025–2029 akan dilaksanakan di Jakarta pada Senin 6 Oktober 2025.
Dengan visi dan karakter kepemimpinan yang kuat, Bondet Wrahatnala diharapkan dapat membawa ISI Solo menuju babak baru.
Dia diharapkan menjadikan ISI yang tidak hanya melahirkan seniman, tetapi juga pemikir kreatif, peneliti budaya, dan inovator seni masa depan sejalan dengan semangat Indonesia Emas 2045. //Bang