TfG6TUW8BUO7GSd6TpMoTSd7GA==
,, |

Headline News

Mentoring Dokter Puskesmas, Strategi Jateng Atasi Keterbatasan Dokter Spesialis

Gubernur Jateng Ahmad Luthfi meninjau kegiatan Speling Melesat di Desa Wonoharjo, Kecamatan Wonogiri

WARTAJOGLO, Wonogiri - Pelayanan kesehatan yang merata dan berkualitas bukan hanya bergantung pada fasilitas medis, tetapi juga pada kapasitas tenaga kesehatan yang ada di lapangan. 

Di tengah keterbatasan jumlah dokter, terutama dokter spesialis, program mentoring bagi dokter puskesmas menjadi langkah strategis Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk memperkuat lini depan layanan kesehatan masyarakat.

Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menegaskan, mentoring diperlukan agar dokter-dokter di puskesmas memiliki bekal keilmuan dan keterampilan klinis yang lebih tinggi dalam menangani berbagai kasus penyakit. 

Program ini tidak hanya bersifat pelatihan, tetapi juga transformasi pengetahuan dari dokter spesialis kepada dokter umum.

“Untuk dokter umum hari ini dilatih oleh dokter-dokter spesialis. Harapannya agar mempunyai kualifikasi dokter spesialis,” ujar Luthfi saat meninjau kegiatan Speling Melesat di Desa Wonoharjo, Kecamatan Wonogiri, Kamis 9 Oktober 2025.

Kekurangan tenaga dokter masih menjadi tantangan besar di banyak daerah di Jawa Tengah. Beberapa puskesmas hanya memiliki satu dokter untuk melayani ribuan penduduk di sejumlah desa. 

Dalam kondisi seperti itu, peningkatan kapasitas dokter puskesmas menjadi solusi paling realistis untuk menjaga mutu layanan kesehatan.

“Kekurangan dokter di wilayah kita sangat banyak. Jadi di samping pendampingan, mereka (dokter puskesmas) dilatih oleh dokter-dokter spesialis, sehingga masyarakat menikmati layanan kesehatan yang kita lakukan,” jelas Gubernur.

Dengan mentoring ini, para dokter puskesmas tidak hanya mengandalkan rujukan ke rumah sakit, tetapi mampu menangani lebih banyak kasus secara mandiri, terutama untuk penyakit-penyakit umum yang seharusnya dapat diselesaikan di tingkat puskesmas.

Program mentoring telah berjalan di seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah. Di Kabupaten Wonogiri misalnya, ada 34 puskesmas yang seluruh dokternya mengikuti pelatihan bersama dokter spesialis. 

Langkah ini disebut sebagai investasi jangka panjang dalam meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan di tingkat dasar.

“Misalkan di Wonogiri ini ada 34 puskesmas, kita latih agar kualifikasinya dapat mendekati dokter spesialis,” ujar Luthfi.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur juga berdialog langsung dengan para dokter peserta mentoring. 

Salah satunya, dr. Brianita Rizki dari Puskesmas Purwantoro 1, mengungkapkan tantangan beratnya bertugas sendirian melayani masyarakat di 10 desa.

“Dokter cuma saya yang fungsional, padahal ada 10 desa yang dilayani Puskesmas Purwantoro,” katanya. 

Meski demikian, ia menyambut positif program mentoring karena menjadi ruang belajar yang nyata untuk meningkatkan kemampuan dan rasa percaya diri dalam melayani pasien.

Program mentoring dokter ini menjadi bagian dari kegiatan Speling, salah satu inisiatif prioritas Gubernur Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin dalam bidang kesehatan. 

Melalui Speling, pemerintah hadir langsung di tengah masyarakat, memantau kondisi fasilitas kesehatan, sekaligus memberikan pelatihan bagi tenaga medis.

Mentoring ini menegaskan bahwa peningkatan layanan kesehatan tidak cukup dengan menambah alat dan bangunan, tetapi juga dengan membangun kapasitas manusia yang menjalankan sistem kesehatan di lapangan.

“Dengan kompetensi dokter puskesmas yang semakin baik, masyarakat di pelosok pun akan mendapatkan layanan yang lebih cepat, tepat, dan manusiawi,” tegas Luthfi. //Kls

Type above and press Enter to search.