TfG6TUW8BUO7GSd6TpMoTSd7GA==
,, |

Headline News

Penentu Arah Generasi Bangsa, Perempuan adalah Madrasah Peradaban

Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah, Nawal Arafah Yasin, menegaskan bahwa perempuan memiliki posisi strategis sebagai fondasi karakter dan madrasah peradaban

WARTAJOGLO, Kudus – Di tengah derasnya arus digital dan perubahan sosial yang begitu cepat, peran perempuan dalam membentuk karakter bangsa kembali menjadi sorotan. 

Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah, Nawal Arafah Yasin, menegaskan bahwa perempuan memiliki posisi strategis sebagai fondasi karakter dan madrasah peradaban, yakni tempat pertama dan utama anak belajar tentang nilai, moral, dan akhlak.

Hal itu disampaikan Ning Nawal, sapaan akrabnya, saat menjadi narasumber Kajian Wanita bertema “Perempuan Sholihah Sebagai Fondasi Karakter dan Madrasah Peradaban”, di Gedung Madrasah TBS, Kabupaten Kudus, Sabtu 18 Oktober 2025.

“Perempuan adalah fondasi karakter dan madrasah peradaban. Cara perempuan mendidik anak di dalam keluarga akan menentukan seperti apa karakter generasi di masa depan,” ujar Nawal.

Menurut istri Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin), keluarga merupakan tempat pendidikan pertama, dan ibu adalah guru sejati yang menanamkan nilai-nilai dasar kehidupan. 

Dari tangan perempuan yang berilmu dan berakhlak baiklah, lahir generasi yang cerdas, tangguh, dan berkarakter.

“Bagaimana baiknya ibu, itulah yang akan membentuk generasi. Karakter yang baik dari seorang ibu akan melahirkan anak-anak dan generasi yang berkarakter,” tuturnya.

Ia menekankan, dua hal yang harus dimiliki perempuan sebagai madrasah peradaban adalah ilmu dan akhlak. 

Ilmu menjadi pedoman berpikir, sedangkan akhlak menjadi panduan bertindak. Keduanya menjadi bekal utama dalam mendidik anak agar tumbuh menjadi manusia yang berintegritas dan berempati.

Ning Nawal juga menyoroti pentingnya kecerdasan emosional bagi perempuan. Sebagai sosok yang memegang banyak peran, baik sebagai ibu, istri, dan anggota masyarakat, perempuan harus mampu mengelola waktu dan emosi secara bijak.

“Bagaimana dengan multiperan yang ibu-ibu emban ini, caranya bukan hanya mengatur waktu yang berkualitas, tetapi juga memiliki emosi yang baik,” jelasnya.

Selain kecerdasan emosional, perempuan juga perlu memiliki growth mindset atau pola pikir berkembang. 

Dengan mindset yang terbuka, perempuan tidak hanya berperan di lingkup domestik, tetapi juga menjadi agen perubahan sosial yang memberi dampak positif bagi lingkungan.

“Kalau ingin membangun peradaban, mindset-nya harus tumbuh. Jangan berhenti pada titik nyaman, tapi terus meningkatkan kualitas diri dan memberi manfaat bagi orang lain,” tegasnya.

Dalam konteks era digital, Nawal mengingatkan bahwa peran ibu sebagai madrasah peradaban justru semakin penting.

Anak-anak kini tumbuh dalam dunia yang tak lepas dari teknologi dan media sosial. Karena itu, ibu harus hadir sebagai pengarah, bukan sekadar pengawas.

“Anak sekarang tidak bisa dilarang bermain gawai, tetapi harus diarahkan agar mengakses konten yang positif dan bermanfaat,” ujarnya.

Menurutnya, perempuan harus mampu menjadikan teknologi sebagai alat pendidikan — sarana menumbuhkan pemikiran kritis, kreativitas, dan kesadaran etika bagi anak-anak.

Namun di sisi lain, ibu juga harus menciptakan quality time bersama anak agar teknologi tidak menjauhkan hubungan emosional antara keduanya.

“Ibu harus dekat dengan anak, memahami dunianya, dan menjadi teman tumbuh yang bisa dipercaya,” tambahnya.

Sebagai Bunda Forum Anak Nasional (FAN) Jawa Tengah, Nawal Arafah menegaskan bahwa membangun peradaban bukan hanya tugas lembaga pendidikan atau pemerintah, melainkan dimulai dari rumah, dari sosok ibu yang mencintai proses belajar dan mendidik dengan hati.

“Ibu adalah sumber peradaban. Jika ibunya baik, masyarakat akan baik, dan peradaban pun akan tumbuh dengan nilai-nilai kemanusiaan,” ungkapnya.

Perempuan yang berdaya, berilmu, dan berakhlak menjadi penopang utama keberlangsungan bangsa. Di tengah gempuran zaman, perempuan bukan hanya penjaga keluarga, tetapi juga penjaga cahaya moral yang menerangi arah generasi mendatang.

Pesan yang disampaikan Nawal Arafah Yasin menjadi pengingat bahwa membangun bangsa sejatinya dimulai dari rumah. 

Dari kasih seorang ibu, dari keteladanan seorang perempuan yang sabar, cerdas, dan berakhlak.

Perempuan bukan sekadar bagian dari peradaban, tapi merekalah peradaban itu sendiri.

Dan selama perempuan terus menyalakan lentera ilmu dan akhlak di dalam keluarganya, maka cahaya peradaban akan tetap hidup, meski dunia berubah secepat arus teknologi. //Kls

Type above and press Enter to search.