TfG6TUW8BUO7GSd6TpMoTSd7GA==
,, |

Headline News

Rebutan Takhta di Keraton Surakarta Jadi Sorotan, Tokoh Masyarakat Solo Ingatkan Tanggung Jawab Berat Raja Baru

Deklarasi KGPH Purbaya (kiri) sebagai Sinuhun Pakubuwono XIV dipandang terlalu tergesa-gesa, karena masih ada sosok KGPH Hangabehi (kanan) yang juga memiliki hak

WARTAJOGLO, Solo - Setelah wafatnya SISKS Pakubuwono XIII, proses suksesi di Kasunanan Surakarta Hadiningrat langsung memanas. 

Hanya berselang tiga hari, pada Rabu, 5 November 2025, suasana duka justru diliputi ketegangan politik keraton.

Ini lantaran jelang pemberangkatan jenazah Sinuhun ke pemakaman Imogiri, Putra Mahkota Keraton, KGPAA Hamangkunagoro Sudibyo Rajaputra Narendra Mataram (Gusti Purboyo), mendeklarasikan diri naik takhta sebagai SISKS Pakubuwono XIV. 

Deklarasi yang dilakukan langsung di hadapan jenazah sang ayah inilah yang kemudian memicu berbagai reaksi dari pihak keluarga besar Keraton Surakarta Hadiningrat.

Di satu sisi, keluarga inti mendiang raja memberikan dukungan penuh. Mereka menegaskan bahwa pengangkatan Putra Mahkota, yang telah bergelar Pangeran Pati sejak 2022, adalah murni menjalankan amanah dari almarhum Pakubuwono XIII.

Namun, sebagian pihak menilai tindakan ini terkesan tergesa-gesa atau melangkahi prosedur adat.

Beberapa kerabat Raja menegaskan bahwa penentuan raja harus melalui musyawarah mufakat seluruh keluarga besar, adik-adik raja, dan para sesepuh. 

Mereka mengingatkan bahwa suksesi idealnya menunggu selesainya prosesi adat selama 40 hari. 

Terkait dinamika yang terjadi, tokoh masyarakat Kota Solo sekaligus sahabat mendiang Sinuhun Pakubuwono XIII, Dr. Muhammad Kalono, S.H., M.H., memberikan pandangan tegas. 

Ia mengingatkan bahwa perebutan takhta di Keraton Surakarta Hadiningrat seharusnya tidak perlu terjadi.

Dr. Muhammad Kalono, SH, MH, mendorong agar dilakukan pembicaraan secara kekeluargaan untuk menghindari perpecahan lagi di dalam keraton

"Pemimpin itu adalah pelayan. Jadi mestinya tidak usah diperebutkan, dirunding yang baik. Kalau misalnya nanti dadi raja (jadi raja), itu ya hanya di dunia. Justru di akhirat itu tanggung jawabnya paling gede," ujar Kalono saat ditemui di kawasan Stadion Manahan pada Jumat, 7 November 2025.

Kalono menekankan bahwa tanggung jawab seorang Sinuhun Pakubuwono tidak hanya di akhirat, tetapi juga sangat besar di dunia, terutama berkaitan dengan pengelolaan harta kekayaan keraton.

"Harta Keraton Kasunanan Surakarta itu banyak sekali dan tanggung jawabnya nanti mengurus itu semua, untuk menyejahterakan seluruh ahli waris. Membagi dengan adil itu kan berat sekali," lanjutnya.

Karena beratnya tanggung jawab tersebut, Kalono mendorong agar tidak ada lagi perpecahan. 

"Kalau geger terus, maka harta itu tidak akan bisa dikelola dengan baik. Maka dari itu hendaknya mereka semua bersatu," tandas pria yang juga berprofesi sebagai seorang pengacara tersebut.

Saat ditanya mengenai keabsahan pengangkatan Pakubuwono XIV, Kalono memilih jawaban diplomatis, menyoroti adanya dinamika aturan yang berlaku di keraton. 

"Ada aturan sebelum merdeka. Ada aturan setelah merdeka. Ada aturan sebelum PB XIII. Ada aturan setelah PB XIII. Dan yang pasti semua ada dinamikanya. Karena itu biarlah keluarga Kasunanan Surakarta yang berembuk mau pilih yang mana," ungkapnya.

Namun, di tengah dinamika tata cara penentuan raja, Kalono menegaskan kriteria penting bagi siapa pun yang akan naik takhta:

"Saya berharap nanti yang terpilih adalah sosok yang cukup smart, cerdas, dan kuat untuk mengurus keraton dan berbagai hal di dalamnya, termasuk tentunya harta kekayaan yang dimilikinya. Sebab bila tidak smart dan bijak, maka tidak akan bisa berlaku adil," pungkasnya.//Sik

Type above and press Enter to search.