POPULER

Jalan Spiritual Menangkal Tindak Kriminal (2)


Selain pemasangan tumbal, dalam tradisi masyarakat Jawa juga dikenal adanya perhitungan-perhitungan neptu untuk menentukan waktu yang tepat saat membangun, memperbaiki ataupun pindah rumah. Hitung-hitungan ini sangat penting, karena bila salah memilih waktu, bukan tidak mungkin kehidupan penghuni rumah itu akan sengsara termasuk sering disatroni pencuri. 

Untuk mencari waktu yang tepat seseorang perlu menjumlahkan neptu dari hari dan pasaran di mana dia akan membuat rumah. Untuk hari Minggu neptunya 6, Senin 4, Selasa 3, Rabu 6, Kamis 5, Jumat 7 dan Sabtu 8. Lalu untuk pasarannya Kliwon 8, Legi 5, Pahing 9, Pon 7 dan Wage 4. 

Jumlah dari neptu ini kemudian disesuaikan dengan urutan istilah yang melambangkan keadaan yang akan terjadi. Urutannya adalah Kerta yang berarti bila jatuh pada hitungan ini maka si pemilik rumah akan senantiasa mendapatkan rejeki dan cepat kaya. Lalu yang ke dua Yasa yang berarti bahwa bangunan rumah itu akan senantiasa kuat. Yang ke tiga adalah Candi yang berarti akan senantiasa dilimpahi keselamatan. 

Sedangkan yang ke empat adalah Rogoh yang maksudnya adalah bahwa rumah tersebut akan sering disatroni pencuri. Sehingga si pemilik rumah akan sering kehilangan barang. Dan yang ke lima adalah Sempoyong yang berarti bahwa si pemilik rumah akan cenderung tidak betah menempatinya karena berbagai masalah seringkali datang. 

Dan terkait dengan pencegahan terhadap serangan pencuri, hendaknya tidak mendirikan rumah pada waktu Minggu Kliwon, lalu Rabu Kliwon, Jumat Pon, serta Kamis Pahing. Hal ini karena pada waktu-waktu tersebut, perhitungan jumlah neptunya akan jatuh pada Rogoh. Sehingga rumah yang dibangun nantinya akan mudah sekali disatroni pencuri. 

Namun bila sudah terlanjur terjadi, maka perlu ada langkah-langkah antisipasi untuk mencegah serangan para pencuri itu. Agus Santoso menjelaskan bahwa perlu pengetahuan lebih mengenai waktu-waktu yang seringkali diambil seorang pencuri dalam menjalankan aksinya. Sebab seorang pencuri yang mumpuni akan senantiasa memperhitungkan waktu kapan dia harus beroperasi. Sebab dengan begitu pekerjaan yang dilakukannya akan sangat efektif.

Waktu-waktu itu di antaranya adalah Jumat Kliwon, antara pukul 01.00 sampai 03.00 dini hari dan masuk dari arah timur rumah. Lalu waktu yang lain Kamis Legi antara pukul 19.00 sampai 21.00 dan masuk dari arah selatan, serta masih ada beberapa waktu yang lain. Pada waktu-waktu itu tingkat keberhasilan kerja seorang pencuri akan sangat besar. Sehingga hendaknya pada saat itu si pemilik rumah bisa mengantisipasinya. 

“Agar tidak sampai menjadi korban, hendaknya seseorang yang rumahnya rentan disatroni pencuri paham akan waktu-waktu tersebut. Karena dengan begitu dia akan bisa mencegah datangnya pencuri-pencuri itu,” tambah Agus. 

Petunjuk Wali

Sedangkan bila sudah terlanjur menjadi korban, dalam beberapa kitab primbon dijelaskan bagaimana para tokoh-tokoh wali songo mengatasinya. Umumnya semua juga didasarkan pada perhitungan waktu-waktu tertentu. Yang mana dari perhitungan itu akan bisa diketahui posisi pencuri, siapa pelakunya serta nasib barang-barang yang dicuri. 

Petunjuk-petunjuk itu antara lain dari Sunan Bonang yang menerangkan bila seseorang kehilangan barang pada hari Minggu. Maka si pencuri adalah sahabat sendiri, kulitnya agak kemerahan, rumahnya ada di sebelah utara rumah korban. Selanjutnya barang curian itu akan dibawa ke arah selatan. Dan agar bisa segera ditemukan, perlu mengadakan nasi punar dengan lauk ayam utuh.

Bila kehilangan pada hari Senin maka si pencuri biasanya adalah orang yang serumah, berdaun telinga panjang, rambutnya lemas, serta berperilaku halus. Agar barang segera bisa ditemukan maka perlu mengadakan selamatan nasi uduk dengan lauk ikan sungai.

Lalu bila kehilangan pada hari Selasa, pencurinya biasanya berwajah manis, kulitnya kemerahan, hidung pesek, rambut sedikit pirang. Barang yang dicuri biasanya akan disembunyikan di halaman rumah. Dan agar segera ditemukan perlu selamatan ketupat 40 biji dengan lauk sambal goreng. 

Bila pada hari Rabu biasanya pencurinya berkulit kuning, dan barang curiannya disembunyikan di bawah pohon di barat daya rumah korban. Selamatan yang perlu dilakukan adalah nasi golong dengan lauk pecel ayam. Sedangkan bila hari Kamis, pelakunya biasanya adalah saudara sendiri yang perilakunya cenderung baik. Agar dapat ketemu perlu selamatan bubur merah, putih, dan hitam.

Selanjutnya kalau kehilangan pada hari Jumat pencurinya biasanya tinggal di timur laut rumah korban. Pelakunya orang yang suka bepergian dan barangnya biasanya di sembunyikan di dekat atau di dalam sumur yang telah mati. Selamatannya adalah nasi dengan lauk daging, bisa kambing, sapi atau kerbau.

Dan bila terjadi pada hari Sabtu maka pencurinya biasanya orang yang tinggal serumah. Barangnya biasanya akan disembunyikan di dalam rumah di sisi utara. Agar ditemukan perlu selamatan nasi golong dengan lauk pecel ayam jantan dan sayur menir. 

Sedangkan bila menggunakan petunjuk Syeh Siti Jenar, bila terjadi pada hari Minggu maka nama si pencuri diawali dengan huruf ‘K’. Dan barangnya biasanya akan dibawa ke arah utara ke tempat yang ramai. Namun bila pada hari Senin, barangnya akan dibawa ke selatan. 

Lalu bila hari Selasa nama si pencuri biasanya diawali dengan huruf ‘S’, yang mana barang curiannya akan dibawa ke Selatan. Pada hari Rabu si pencuri biasanya memiliki nama dengan huruf awal ‘R’ dan akan membawa barangnya ke arah timur.

Untuk hari Kamis, pencuri biasanya berawalan huruf ‘G’ dan membawa barangnya ke Utara. Kalau Jumat nama pencurinya diawali huruf ‘J’ dan barangnya dibawa ke Barat. Sedangkan pada hari Sabtu nama pencurinya diawali huruf ‘S’ dan akan membawa barang ke arah timur laut.

Petunjuk lain diberikan Sunan Giri yang lebih mendasarkan paa hari pasaran, dimana bila kejadiannya pada pasaran Legi, maka pencurinya berkulit putih, tempat tinggalnya di sebelah Timur. Agar bisa ketemu harus selamatan nasi tumpeng dengan ayam putih mulus. 

Bila terjadi pada pasaran Pahing, pencurinya biasanya berkulit putih tapi kadang ada juga yang sedikit kemerahan. Rumahnya di sebelah selatan rumah korban. Dan selamatan yang perlu dilakukan adalah nasi golong dengan pecel ayam dan sayur menir. 

Kalau pada pasaran Pon, pencurinya berkulit kuning, tinggalnya di Barat. Agar segera ditemukan selamatan dengan nasi dan lauk ayam jantan yang berbulu merah. Pada pasaran Wage pencurinya berkulit hitam. Rumahnya di sebelah Utara dan selamatan yang dilakukan adalah nasi uduk lengkap dengan daging ayam hitam. 

Dan yang terakhir, bila terjadi pada pasaran Kliwon, maka pencurinya berkulit kemerahan. Rumahnya di tengah-tengah kampong atau desa, dan agar segera ditemukan maka selamatan yang diperlukan adalah nasi punar dengan lauk daging ayam jantan blorok madu. “Dalam selamatan itu kan ada doa yang tujuannya agar kita diberi petunjuk. Sehingga barang milik kita bisa kembali ditemukan,” tegasnya. 

Bersambung:
Ilmu Siker Ampuh Tangkal Pencuri

Halaman:

| 1 | 2 | 3 |




close