TfG6TUW8BUO7GSd6TpMoTSd7GA==
,, |

Headline News

Sambil Menjejak Bumi Tiga Kali. GARUDA Bersumpah: Kami Ingin Menyelamatkan Kota Solo



Ribuan simpatisan GARUDA bersumpah untuk mengawal keputusan DPC PDI-P Kota Solo, yang mengusung pasangan PUGUH dalam pilwali 2020 


WARTAJOGLO, Solo - Hujan gerimis mengiringi langkah ribuan warga Solo memasuki halaman Pendopo Taman Budaya Jawa Tengah Surakarta (TBS), pada Selasa (7/1) siang. Nuansa serba merah terlihat mendominasi pemandangan di tempat itu. Hal itu senada dengan jajaran baliho dan spanduk yang berisi gambar pasangan bakal calon walikota Surakarta dari PDI-P, Achmad Purnomo - Teguh Prakosa (PUGUH). Yang terpasang di beberapa sudut kawasan itu.

Ya, pasangan PUGUH memang diusung oleh DPC PDI-P Kota Solo, untuk maju dalam perhelatan pilwali September 2020 mendatang. Hanya saja belakangan situasi agak menghangat, karena dimungkinkan suara parai berlambang kepala banteng moncong putih itu terbelah. Pasalnya sekelompok simpatisan partai itu, mencoba mengusung nama Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon. Yang mana putra sulung presiden RI Joko Widodo ini juga mendaftarkan diri lewat PDI-P.

Situasi menjadi tidak menentu karena siapa yang bakal maju menjadi calon walikota, harus mendapat restu dari Megawati Soekarnoputri, sebagai Ketua Umum PDI-P. Dan dengan status sebagai anak presiden, bisa jadi peluang Gibran akan lebih besar untuk mendapatkan rekomendasi Megawati. Meski secara resmi, PDI-P Solo mengusung pasangan PUGUH.

Hal inilah yang kemudian memunculkan kegerahan di hati sebagian simpatisan partai ini. Salah satunya BRM Kusumo Putro SH, MH, yang kemudian membentuk GARUDA (Gerakan Rakyat untuk Kedaulatan Kota Surakarta), dan mendeklarasikan dukungan untuk pasangan PUGUH.

Bagi Kusumo, untuk saat ini calon resmi yang diusung PDI-P Solo adalah PUGUH. Dan sebagai simpatisan, dirinya harus patuh dengan keputusan itu. Karena itulah dia membentuk GARUDA untuk mengawal keputusan DPC PDI-P Solo, dan mendeklarasikan dukungannya di TBS. 

"PDI-P sudah memimpin Kota Solo selama 20 tahun, dan sejauh ini kondisinya selalu baik. Jangan sampai prestasi ini tiba-tiba hancur, hanya karena partai ini salah dalam memilih calon. Memimpin Kota Solo itu tidak mudah. Jadi butuh sosok yang memang sudah memahami kondisi yang ada," jelas Kusumo saat ditemui di sela-sela deklarasi.

Kusumo saat berorasi di depan massa GARUDA

Kusumo mengaku kecewa dengan sikap sebagian kader dan simpatisan partai, yang identik dengan warna merah ini. Pasalnya begitu nama Gibran dimunculkan dan gencar melakukan sosialisasi, sebagian kader dan simpatisan jadi ragu dalam bersikap. Mereka cenderung wait and see, untuk menunggu keputusan Megawati.

Baca Juga:


"Kita harus berdaulat. Kita harus punya sikap, demi kebaikan partai dan Kota Solo. Kita tidak bisa wait and see. Itu namanya pecundang. Karena sebelum rekomendasi Ibu Megawati turun, sampai saat ini sosok yang diusung PDI-P Solo adalah PUGUH. Dan itu harus kita kawal," tegas Kusumo dalam orasinya.

Sumpah Setia

Bahkan Kusumo berani bersumpah bahwa GARUDA akan menjadi oposisi bila nanti PDI-P mengusung calon yang bukan kadernya. Karena baginya, itu sama saja dengan bunuh diri dan menghancurkan kehormatan partai itu sendiri.

Namun saat disinggung soal kasus pencalonan Jokowi, yang juga bukan kader PDI-P kala itu. Kusumo menjelaskan bahwa kondisinya jauh berbeda. Sebab saat itu yang mengusung Jokowi adalah DPC secara resmi. Dan Jokowi juga didampingi oleh FX Hadi Rudyatmo sebagai ketua DPC. 

Kusumo menyerahkan ikrar GARUDA ke pasangan PUGUH

"Jokowi saat itu maju didampingi Pak Rudi dan diusung secara resmi oleh DPC (PDI-P). Jadi kondisinya sama dengan PUGUH saat ini. Makanya kalau kemudian ada yang mencoba mendukung calon lain, itu namanya pengkhianat. Jadi saya tegaskan sekali lagi, sebelum ada rekomendasi dari pusat, kita harus tetap mendukung dan mengawal PUGUH sebagai calon resmi yang diusung DPC," lanjut pria yang menjadi ketua berbagai ormas ini. 

Sementara itu, bakal calon walikota dan wakil walikota Solo Achmad Purnomo dan Teguh Prakosa yang hadir dalam deklarasi GARUDA, tampak mendapat sambutan antusias dari warga. Satu persatu mereka menyalami ribuan orang yang hadir, sebagai wujud rasa terima kasih atas dukungan yang diberikan kepadanya. 

"Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh warga yang mendukung saya. Saya ingin menegaskan bahwa yang saya lakukan hanyalah sebagai wujud pengabdian. Bukqn untuk ambisi kekuasaan," ungkap Achmad Purnomo dalam sambutannya.

Sedangkan Teguh Prakosa menyampaikan pandangan yang sejalan dengan Kusumo. Di mana dia ingin menyelamatkan kehormatan partai dan Kota Solo. Karena dengan patuh pada keputusan DPC, maka segala sistem yang diterapkan akan berjalan dengan baik.

"Kami ingin mengajak seluruh yang hadir, untuk bersumpah mengawal keputusan DPC. Agar segala sistem pemerintahan dan sosial yang ada si Kota Solo bisa berjalan dengan baik," ujar Teguh sambil mengajak para warga untuk menjejakkan kakinya tiga kali, sebagai wujud sumpah setianya. //sik

Type above and press Enter to search.