POPULER

Lembaga Penyiaran Kurang Responsif pada Peringatan Dini Bencana. BMKG Pasang Alat Ini di Kantor KPI Pusat

Lembaga Penyiaran Kurang Responsif pada Peringatan Dini Bencana. BMKG Pasang Alat Ini di Kantor KPI Pusat


BMKG memasang alat Diseminasi Warning Receiver System (WRS) New Generation di kantor KPI. Untuk memastikan bahwa semua lembaga penyiaran, selalu menayangkan informasi peringatan dini bencana gempa bumi dan tsunami

WARTAJOGLO, Jakarta - Demi tersampaikannya informasi terkait bencana gempa bumi dan tsunami ke maayarakat. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika dan Komisi Penyiaran Indonesia me-launching Peralatan Diseminasi Warning Receiver System (WRS) New Generation yang dipasang di Kantor KPI Pusat, Kamis (25/6). 

Launching sistem WRS dilakukan oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati secara virtual. Dan disaksikan langsung oleh pejabat di lingkungan Komisi Penyiaran Indonesia.

Dalam sambutannya, Dwikorita menyebutkan bahwa bagi BMKG, KPI bukan hanya sebagai mitra kerja, tetapi juga mitra kunci dalam menjamin diseminasi informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami.

"Launching WRS NewGen di kantor KPI ini merupakan momen penting bagi BMKG, untuk menjamin diseminasi informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami diterima masyarakat yang berada di daerah rawan gempa bumi dan tsunami. Yang merupakan last mile dari rantai peringatan dini tsunami," jelasnya.

BACA JUGA:

Ina Tews Bali Perkuat Sistem Informasi Peringatan Dini Tsunami

Dwikorita menambahkan, fungsi kontrol dari KPI dalam pengawasan konten penyiaran dari seluruh Lembaga Siar yang ada di Indonesia menjadi sangat penting. Terutama dalam menindaklanjuti amanat UU No. 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, pasal 34 ayat 2. Yang menyatakan bahwa Lembaga penyiaran harus menyediakan alokasi waktu untuk menyebarluaskan peringatan dini meteorologi, klimatologi dan geofisika sesuai dengan ketentuan perundang undangan.

Selain itu, demi menjamin tersedianya infromasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami, BMKG telah memasang peralatan Warning Receiver System di 17 Lembaga Penyiaran. Namun, menurut Dwikorita, info gempa dan tsunami BMKG yang diteruskan kepada media siar melalui peralatan WRS tersebut hanya dimanfaatkan dan direspon oleh segelintir lembaga penyiaran saja.

"Kami mengamati masih banyak lembaga penyiaran yang mengabaikan info BMKG yang sudah terverifikasi dan dapat dipertanggungjawabkan tersebut dengan tidak segera merespon, untuk menyiarkannya baik melalui stop press maupun running text. Padahal, reaksi cepat lembaga penyiaran terhadap info gempa dan peringatan dini tersebut sangat berguna untuk menyelamatkan banyak nyawa," lanjut Dwikorita.

Oleh karena itu, BMKG memerlukan dukungan Komisi Penyiaran Indonesia dalam pengawasan lembaga penyiaran untuk menjalankan fungsinya sebagai mata rantai peringatan dini untuk memastikan informasi BMKG dapat segera diterima oleh masyarakat luas.

"Untuk itu pada tahun ini, BMKG memasang peralatan WRS NewGen di kantor KPI, yang fungsinya tidak hanya untuk dapat segera menerima info gempa dan peringatan dini tsunami BMKG secara cepat, tetapi juga merupakan perangkat pendukung dalam melakukan pengawasan penyebarluasan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami oleh seluruh media siar di Indonesia," tambah Dwikorita.

Kepala Pusat Gempa Bumi Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, berharap alat pemantauan peringatan dini gempa bumi dan tsunami yang dipasang di KPI Pusat. Menjadi acuan dalam memantau penyampaian informasi peringatan dini gempa bumi dan tsunami, di lembaga penyiaran. Informasi peringatan dini sangat penting, untuk disampaikan sesegera mungkin ke publik melalui lembaga penyiaran. Agar dapat menyelamatkan banyak nyawa minimal dalam bentuk running text atau stop press.

"Jadi setelah ini tidak ada alasan lembaga penyiaran tidak menyiarkan info ini. Karena alat tersebut sudah terpasang di sana. Sayangnya, respon dari lembaga penyiaran kadang kurang cepat menyikapi data peringatan dini ini. Harusnya setiap ada peringatan dini tsunami, mau itu ada siaran bola langsung atau iklan harus segera disampaikan melalui stoppres. Pasalnya, informasi ini sangat penting untuk keselamatan masyarakat," ujar Rahmat saat mensosialisasikan alat tersebut di Kantor KPI Pusat.

Komisioner KPI Pusat, Yuliandre Darwis, mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi langkah BMKG menempatkan alat pemantauan peringatan dini gempa bumi dan tsunami di lembaga penyiaran termasuk KPI Pusat. Menurutnya, ini bagian dari tanggung jawab negara memberi keselamatan warganya melalui sistem informasi bencana yang terukur, jelas dan cepat.

"Sekecil apapun info tentang peringatan dini gempa bumi dan tsunami akan sangat berarti bagi masyarakat di daerah yang terdampak. Namun yang terpenting dari itu adalah, bagaimana respon balik dari lembaga penyiaran ketika menerima info tersebut untuk menyiarkan sesegera mungkin ke masyarakat. Di sinilah peran media penyiaran sesungguhnya," jelas Yuliandre. //lis

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close