WARTAJOGLO, Denpasar - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menekankan hubungan bilateral
Indonesia-Maroko dalam bidang politik yang selama ini terjalin sangat
baik, merupakan modal besar bagi kedua negara untuk meningkatkan
kerjasama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya. Sebagai sahabat,
Indonesia ingin berpartisipasi dalam berbagai program pembangunan yang
saat ini sedang gencar dilakukan oleh pemerintah Maroko.
"BUMN
Indonesia, sebagaimana disampaikan Menteri Luar Negeri Indonesia saat
menerima Menteri Luar Negeri Maroko pada Oktober 2019 lalu, sangat ingin
berpartisipasi pada proyek pembangunan infrastruktur di Maroko. Seperti
jalan dan jembatan, proyek rel kereta api dan perumahan. Kita berharap
Pemerintah Maroko dapat memberikan berbagai kemudahan," ujar Bamsoet
saat menerima kunjungan Duta Besar Maroko untuk Indonesia, H.E. Mr.
Ouadia Benabdellah, di kediaman pribadinya di Bali, Minggu (27/12/20).
Ketua
DPR RI ke-20 ini menjelaskan, Indonesia terus berbenah diri untuk
menjadi pusat produsen halal dunia. Karenanya, kerjasama ekonomi dengan
negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) terus digencarkan,
termasuk dengan Maroko.
"Lima
puluh tujuh negara anggota OKI, termasuk Maroko, merupakan pasar yang
luar biasa besar. Total populasi muslim mencapai sebesar 1,86 miliar
jiwa atau sekitar 24,1 persen dari total populasi dunia. Kementerian
Perdagangan mencatat, pada periode Januari-Agustus 2020, kinerja neraca
perdagangan Indonesia dengan negara negara OKI menunjukan performa
positif dengan mencatatkan surplus sebesar USD 2,46 miliar. Pada periode
tersebut, Indonesia mampu ekspor ke negara anggota OKI sebesar USD12,43
miliar. Dari nilai ekspor tersebut, tiga produk yang tertinggi adalah
minyak kelapa sawit (23,88 persen), batu bara (9,56 persen), dan bagian
kendaraan bermotor (3,95 persen)," jelas Bamsoet.
Ketua
Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini juga mendorong Maroko
meningkatkan investasinya di Indonesia. Khususnya di bidang pariwisata
maupun industri motor sport.
"Sejak
tahun 2016, Maroko menjadi salah satu tuan rumah Formula E. Di tahun
2021, mereka sempat dilirik FIA untuk menjadi tuan rumah F1. Pengalaman
Maroko mengggelar kejuaraan motorsport berskala dunia memang tidak
terlalu banyak, namun bukan berarti kita tak bisa bekerjasama. Mereka
punya pengalaman, tidak ada salahnya Indonesia belajar dari Maroko,"
pungkas Bamsoet. //Lis