POPULER

 Terpilih Sebagai Ketua Umum, Reza Rahadian Beri Warna Baru pada FFI

Terpilih Sebagai Ketua Umum, Reza Rahadian Beri Warna Baru pada FFI

WARTAJOGLO, Jakarta - Jajaran komite terbaru Festival Film Indonesia (FFI) diumumkan pada Kamis (15/7) sore. Di mana aktor serba bisa Reza Rahadian terpilih sebagai ketua umum. Reza menggantikan posisi Lukman Sardi dan akan memimpin hingga 3 tahun ke depan. 

Selain Reza Rahadian, Komite Festival Film Indonesia 2021-2023 yang ditunjuk oleh Badan Perfilman Indonesia juga diisi oleh tokoh-tokoh yang sudah tak asing lagi di dunia perfilman nasional. Untuk Ketua Bidang Penjurian ada Garin Nugroho, Ketua Bidang Acara diisi Inet Leimena, Sekretariat diisi Linda Gozali, Humas oleh Nazira C. Noer dan Emira P. Pattiradjawane, serta Keuangan dan Pengembangan Usaha oleh Gita Fara.

Reza Rahadian
Reza Rahadian terpilih sebagai Ketua Umum FFI

Menyambut Piala Citra tahun ini, Komite Festival Film Indonesia mengusung tema Sejarah Film dan Media Baru, dengan subtema Beralih Masa Bertukar Rasa Film Indonesia. 

Pendaftaran film akan dibuka mulai tanggal 15 Juli - 30 Agustus 2021. Seleksi dan penjurian akan berlangsung mulai tanggal 30 Agustus 2021 sampai 25 Oktober 2021. Malam nominasi rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober 2021, sedangkan malam penghargaan pada tanggal 10 November 2021. 

Hari Pahlawan dipilih sebagai malam penghargaan sekaligus momentum untuk mengusulkan Usmar Ismail, tokoh film nasional yang melahirkan Festival Film Indonesia dan kiprahnya telah diakui perfilman dunia, sebagai pahlawan nasional.

“Kemendikbudristek mendukung upaya insan-insan perfilman untuk terus berkarya dan menghadirkan terobosan. Banyak yang dapat kita pelajari dari sejarah dan perkembangan perfilman Indonesia, termasuk dari penyelenggaraan FFI setiap tahunnya. Saya yakin, FFI akan terus menjadi katalisator kemajuan film Indonesia yang kita upayakan bersama ini,” ujar Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim memberikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan Festival Film Indonesia. 

Sementara Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid turut menyampaikan pentingnya penyelenggaraan Festival Film Indonesia. Sebab festival film merupakan cara memperkenalkan dan mempromosikan film-film nasional ke dunia. Bahkan tak menutup kemungkinan membuat studio besar tertarik dengan film -film tersebut. 

Hilmar menambahkan, saat ini banyak bermunculan sineas muda yang berkualitas di perfilman Indonesia. Tidak kalah dengan para seniornya, kini sineas muda telah mampu memberikan kontribusinya terhadap dunia perfilman Indonesia.

Terkait pemilihan tema, Reza Rahadian menjelaskan bahwa sejarah film Indonesia merupakan perjalanan karya yang perlu diingat, menjadi bahan renungan bersama dan pelajaran berharga. Tidak hanya bagi pelaku tapi juga seluruh ekosistem perfilman dalam pencapaian film Indonesia di era berkembangnya media baru saat ini.

“Pandemi seperti ini menjadi momen kontemplatif yang menyadarkan kita pentingnya arti dari sebuah sejarah. Perubahan akan selalu ada, termasuk di industri perfilman, dan akan terjadi terus-menerus seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu, Festival Film Indonesia juga akan selalu mencari, memperbaiki, dan menyempurnakan setiap aspeknya,” ungkap Reza.

Mengenai kepanitiaan dan sistem penjurian, Reza menjelaskan bahwa Festival Film Indonesia melakukan beberapa perubahan dalam kepanitiaannya. Bidang-bidang di kepanitiaan diisi oleh para profesional yang memiliki rekam jejak dan capaian pada profesinya masing-masing yang masih berkaitan erat dengan dunia film. 

"Peran serta perempuan dalam kepanitian FFI tahun ini juga cukup besar. Selain itu, sistem penjurian juga disempurnakan dengan memberikan ruang bagi semua pihak untuk terlibat aktif sejak proses awal. Peran serta aktif dari asosiasi-asosiasi film juga diharapkan untuk merespon pertumbuhan yang ada dalam kerangka perfilman,” lanjutnya.

Selain itu, Komite FFI juga menambahkan kategori baru, yaitu Film Favorit, Aktor Favorit, Aktris Favorit, dan Kritik Film. Kategori favorit ini memberi kesempatan bagi masyarakat untuk terlibat dan ikut memeriahkan FFI.

Penjurian tahun ini menawarkan beberapa penyempurnaan dari tahun-tahun sebelumnya. Di mana ketentuan penjurian ini adalah kelanjutan dari ketentuan yang sudah terbangun sebelumnya melalui evaluasi dan input berbagai kalangan. 

"Komite FFI tahun ini membangun tiga hal penting dalam aspek penjuriannya, yaitu peran asosiasi profesi perfilman, keterlibatan aktif masyarakat, dan juga sistem dewan juri,” jelas Garin Nugroho.

Melanjutkan sistem yang sudah ada, Komite FFI kali ini mencoba mengelola sistem penjurian dengan partisipasi aktif asosiasi dan membuka ruang diskusi terkait tantangan yang mereka hadapi, sekaligus melibatkan ekosistem film secara luas. 

Oleh karena itu, sejak awal proses seleksi hingga nominasi, peran aktif dan keterwakilan asosiasi menjadi dasar penjurian. Anggota Dewan Juri yang akan dipilih oleh Komite FFI 2021-2023 pun lewat berbagai masukan, diskusi, dan pemungutan suara oleh asosiasi-asosiasi profesi perfilman.

Bidang-bidang yang mengalami perkembangan besar dengan disiplin tersendiri, seperti film dokumenter, film pendek, film animasi, dan kritik film dari tema hingga prosedur akan dikelola bersama asosiasi-asosiasi terkait dengan berkoordinasi dengan Komite FFI. 

Asosiasi tersebut juga diajak untuk bekerja sama mengembangkan model penjurian di daerah-daerah untuk film pendek dan dokumenter yang saat ini berkembang pesat hingga ke pelosok Indonesia.

“FFI tidak akan lepas dari perubahan dan pertumbuhan film. Film adalah anak teknologi. Perubahan teknologi menjadi bagian penting pertumbuhan film yang mengubah cara dan metode berkarya hingga hubungan penonton dan industri kreatif dalam arti luas. OTT adalah bagian dari perubahan teknologi yang menjadi bagian industri film. Selain itu, sesuai dengan tema sejarah dan media baru, di era media baru ini kami juga mengajak publik untuk bisa berpartisipasi dengan memilih film, aktor, dan aktris favorit mereka melalui situs resmi FFI,” imbuh Garin.

Tahun ini, industri film Indonesia masih berjuang menghadapi pandemi. Reza Rahadian melihat insan film Indonesia tetap berupaya melahirkan karya-karya terbaik dan membuat perfilman Indonesia tetap bergerak di tengah situasi yang tidak mudah dan ruang gerak yang lebih terbatas.

“Film Indonesia akan terus hidup. Karya sineas dan kecintaan masyarakat terhadap film Indonesia akan menjadi semangat untuk terus memajukan film Indonesia,” tandas Reza. //Lis

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close