POPULER

Harga Telur Naik, Begini Penjelasan Peternak Boyolali

Harga Telur Naik, Begini Penjelasan Peternak Boyolali

WARTAJOGLO, Boyolali - Momen pergantian tahun seringkali diiringi dengan naiknya beberapa bahan pokok, seiring dnegan meningkatnya permintaan. Salah satunya telur. Sebab di momen istimewa ini, kebutuhan masyarakat akan bahan-bahan tertentu seperti telur, gula serta tepung juga meningkat, untuk pembuatan aneka ragam makanan. 

Namun bukan hanya karena tingginya permintaan pasar yang membuat harga telur naik. Para peternak di Kabupaten Boyolali menyebut, justru kenaikan harga telur saat ini karena dipicu oleh kenaikan harga pakan ayam. Sehingga untuk menutupi kerugian, terpaksa para peternak harus menaikkan harga.

Peternak telur ayam
Tingginya harga pakan ayam menyebabkan harga telur ikut naik

Seperti dijelaskan oleh peternak asal Desa Kadirejo, Kecamatan Teras, Krishandrika Immanuel Raharjo. Bahwa saat ini harga konsentrat untuk pakan ayam naik dari Rp. 8.900,- menjadi Rp 9.200,-. Artinya dengan kenaikan sekitar Rp 300,- ini cukup berpengaruh secara signifikan pada peningkatan biaya operasional. Sebab tak hanya kponsentrat, bahan pakan yang lain seperti jagung dan pakan jadi juga naik.

"Saat ini dari pabriknya, harga konsentrat dinaikkan. Lalu harga pakan jadi juga naik. Begitu juga dengan harga jagung sebagai pakan tambahan, juga ikut naik. Jadi mau tidak mau, sebagai peternak kita juga terpaksa ikut menaikkan harga telur," jelasnya saat ditemui di rumahnya pada Senin (27/12) siang.

Dengan kenaikan itu, kini harga telur naik menjadi antara Rp 26 ribu hingga Rp 29 ribu per kilogram, dari sebelumnya yang berada di kisaran Rp 23 ribu. Dan meski dirasa menguntungkan, tetapi hasil penjualan telur ayam tersebut masih belum bisa mengembalikan kerugian beberapa waktu yang lalu akibat pengurangan populasi ayam.

“Ini memang posisi untung. Tapi belum bisa mengembalikan (kerugian yang kemarin) itu, belum cukup,” tambahnya.

Kini, dia memiliki ayam petelur sejumlah 26 ribu ekor yang mampu menghasilkan 1,5 ton telur per hari. Karena itu dia berharap, harga tersebut dapat bertahan untuk menutup kerugian.

“Harga ini tentu dipengaruhi pasar. Jadi bila nanti permintaan lumayan tinggi, bukan tidak mungkin harga ini akan bisa naik lagi,” pungkasnya. //Mul

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close