POPULER

Jaga Keseimbangan Alam, Pemkot Denpasar Gelar Ritual Pamahayu Jagat

Jaga Keseimbangan Alam, Pemkot Denpasar Gelar Ritual Pamahayu Jagat

WARTAJOGLO, Denpasar - Sebagai wujud syukur sekaligus menjaga keseimbangan alam semesta, Pemerintah Kota Denpasar, Bali, menggelar ritual Karya Padudusan Agung Pemahayu Jagat dan Mapakelem di Pura Dalem Sakenan Denpasar.

Rangkaian Pemahayu Jagat berlangsung khidmat denganiringan suara lagu rohani atau kekidungan dan gamelan Gong Gede Desa Adat Panjer.

Ritual diawali dengan tari Rejang Sari dan Rejang Renteng dari WHDI Kecamatan Denpasar Selatan.

Yang kemudian dilanjutkan dengan tari Baris Gede oleh perbekel (kepala desa) se-Kota Denpasar, serta pementasan Topeng Wali dan tari Rejang Dewa.

Ilustrasi ritual Pamahayu Jagat yang dilakukan umat Hindu Bali

"Melalui ritual ini, mari kita tingkatkan rasa bakti kita sebagai upaya menjaga harmonisasi sebagai implementasi nilai Tri Hita Karana," ujar Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara saat hadir di Pura Dalem Sakenan, di Denpasar..

Wali Kota Denpasar dalam kesempatan tersebut turut serta megambel bersama Sekaa Gong Gede Desa Adat Panjer. Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Denpasar Sagung Antari Jaya Negara dan Ketua GOW Kota Denpasar Ayu Kristi Arya Wibawa turut menari Rejang Renteng.

"Dengan Pemahayu Jagat ini, kami harapkan seluruh masyarakat dan alam semesta beserta isinya terhindar dari penyakit dan marabahaya," ucap Jaya Negara.

Rangkaian pelaksanaan Karya Padudusan Agung Pemahayu Jagat Kota Denpasar sendiri diawali dengan ritual Mapiuning Karya pada Hari Tumpek Landep, 5 November lalu.

Dilanjutkan dengan Mapepada dan Mendak Pakuluh yang dilaksanakan pada 29 November. 

Sedangkan Puncak Karya Padudusan Agung Pemahayu Jagat dan Mapakelem Kota Denpasar dilaksanakan bertepatan dengan Hari Budha Kliwon Wuku Gumbreg, yang jatuh pada Rabu 30 November 2022.

Berdasarkan Lontar Widhi Sastra Roga Sangara Bumi tujuan Pemahayu Jagat adalah untuk menjaga ketenteraman dan mensejahterakan umat manusia.

Hal ini dilaksanakan dengan memohon anugerah dengan menggelar upakara kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa dalam menifestasinya sebagai Sang Hyang Baruna.

"Tentunya upacara ini merupakan wujud bakti dan syukur dalam menetralisir gering atau wabah seperti COVID-19, 'gerubug' pada hewan dan 'sasap merana' pada tumbuhan," jelas Kepala Bagian Kesra Setda Kota Denpasar IB Alit Antara.

Dengan demikian, akan mampu tercipta hubungan yang harmonis serta keseimbangan alam semesta sesuai dengan Tri Hita Karana.

Upacara Pemahayu Jagat dipuput (dipimpin) oleh Tri Sadhaka yakni Ida Pedanda Putra Telaga dari Griya Telaga Gulingan Sanur, Ida Pedanda Gede Made Dharma Kerthi dari Griya Budha Saraswati Taman Sari Batuan, Sukawati dan Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Kerti Buana dari Griya Batur Giri Murti, Denpasar.

Usai pelaksanaan upacara, Tirta Pemahayu Jagat turut dibagikan kepada Bendesa Adat se-Kota Denpasar untuk dipercikkan di seluruh wilayah desa adat dan pekarangan rumah masyarakat. //Rad

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close