WARTAJOGLO - Masa pandemi di wilayah Provinsi Anhui, China belum akan selesai, menyusul peningkatan jumlah kasus Covid-19 di sana.
Hal ini tentu saja memaksa pemerintah setempat menerapkan kebijakan pembatasan aktifitas masyarakat, termasuk untuk pernikahan.
Namun demikian, bukan berarti masyarakat dilarang untuk menggelar pernikahan di tengah masa pandemi.
Pemerintah Kota Hafei, ibu kota Provinsi Anhui, mengumumkan penyesuaian terbaru terkait langkah-langkah pencegahan dan pengendalian penyakit di kota itu pada 14 November lalu.
Terkait upacara pernikahan, pemerintah menerapkan kebijakan bahwa resepsi harus diselenggarakan sesuai rencana ketika hal itu harus dilakukan.
Ilustrasi pernikahan di masa pandemi |
Artinya, upacara pernikahan itu harus dibuat dengan tanpa membuang banyak waktu, pasangan muda tersebut segera mendaftar ke lokasi penyelenggaraan pernikahan mereka dan melapor ke administrasi komunitas setempat.
Ini terlihat dari sepasang pengantin yang melangsungkan pernikahan pada 27 November 2022, di mana ada penerapan beberapa penyesuaian dari rencana sebelumnya dalam hal jumlah tamu dan persyaratan kesehatan.
Pengumuman itu dirilis oleh kantor pusat pencegahan dan pengendalian COVID-19 Kota Hefei, mengingat China telah mengumumkan 20 langkah pencegahan dan pengendalian baru pada 11 November.
Sebuah langkah yang bertujuan untuk beradaptasi dengan situasi baru terkait upaya pembendungan COVID-19 dan mutasi virus, sembari meminimalkan gangguan penyebaran penyakit itu terhadap pembangunan ekonomi dan sosial.
Penyesuaian tepat waktu yang diumumkan oleh kota itu mendapat sambutan hangat dari warga, khususnya mereka yang berencana menikah dalam waktu dekat.
"Akhirnya, saya merasa yakin untuk menyebar undangan pernikahan saya," komentar seorang warganet terkait pengumuman tersebut.
Saat ini, Hefei menganjurkan agar acara pernikahan diselenggarakan dengan cara yang disederhanakan, dengan jumlah tamu dibatasi hingga 200 orang.
Semua tamu wajib melakukan langkah pencegahan yang diperlukan saat memasuki lokasi acara pernikahan, termasuk di antaranya mengenakan masker, memindai kode lokasi acara, dan menunjukkan kode kesehatan mereka.
Para tamu yang hadir juga diimbau untuk mempromosikan kampanye anti-pemborosan makanan "Clean Your Plate" (Habiskan Makanan di Piring Anda) selama upacara pernikahan.
Hotel-hotel harus memastikan ventilasi yang baik dan melakukan disinfeksi rutin di lokasi acara.
Tindakan yang diambil oleh kota itu juga membantu mendorong bisnis resepsi pernikahan dan katering setempat. Banyak hotel telah menerima pesanan dari para pasangan yang mengantre untuk melangsungkan pernikahan.
"Banyak warga menelepon untuk menanyakan persyaratan spesifik terkait penyelenggaraan acara pernikahan atau acara pertemuan lainnya seperti pertemuan tahunan dan perjamuan penyambutan, setelah pengumuman pada 14 November tersebut," urai Liu Qing, manajer Fanglai International Hotel di kota tersebut, seraya menambahkan bahwa sejauh ini, hotel itu telah menjadwalkan lebih dari 20 acara pernikahan pada tahun ini.
Hotel-hotel yang menyelenggarakan acara pertemuan sosial semacam itu diwajibkan untuk melapor terlebih dahulu kepada administrasi setempat di subdistrik atau komunitas mereka.
"Hotel-hotel itu juga diwajibkan untuk memberikan informasi yang diperlukan, seperti jumlah tamu, rencana langkah pencegahan dan pengendalian penyakit, serta rencana cadangan," urai Liu. //Lis