WARTAJOGLO, Karanganyar – Tim Peneliti dari Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta telah melaksanakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD), dengan sumber dana Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi tahun anggaran 2023.
Kegiatan digelar pada Selasa 29 Agustus 2023 di Kecamatan Ngargoyoso, dengan mengambil tema ”Mengembangkan Model Mitigasi Bencana Alam Berbasis Community Governance sebagai Upaya Mewujudkan Masyarakat Tangguh Bencana di Desa Wisata Ngargoyoso Karanganyar”.
Kegiatan Focus Group Discussion merupakan salah satu rangkaian dalam pengumpulan data penyusunan kajian empiris.
Pokok permasalahan yang diambil pada kegiatan ini yakni dengan mengingat korban terbesar dari bencana adalah masyarakat yang tinggal di desa dengan potensi bencana.
Maka perlu dilakukan upaya-upaya untuk dapat meningkatkan kesadaran dan kapasitas masyarakat, dalam mengantisipasi kemungkinan bencana yang dapat terjadi, sehingga resiko bencana dapat dikurangi.
Suasana FGD terkait mitigasi bencana di Ngargoyoso |
Menurut, Syarif Hidayatullah dari BPBD, pemilihan Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar oleh peneliti Universitas Slamet Riyadi, karena potensi terjadinya bencana, seperti Bencana tanah longsor, kebakaran hutan dan cuaca yang ekstream.
Bencana yang sering terjadi di wilayah Kecamatan Ngargoyoso, terutama saat musim hujan datang adalah tanah longsor.
Bahkan pada saat musim kemarau, bencana longsor siap datang menghantam di daerah Kecamatan Ngargoyoso.
Hal tersebut terjadi, dikarenakan kondisi tanah yang tidak stabil bahkan tingkat kemiringan tanah yang hampir mencapai 90 derajat.
"Seiring dengan pembangunan potensi wisata di Kecamatan Ngargoyoso, hal ini juga menjadi penyumbang terjadinya bencana di kawasan tersebut," ujarnya.
Dr. Joko Pramono selaku ketua Tim Peneliti menjelaskan bahwa kegiatan Focus Group Discussion ini membahas juga terkait isu tingginya intensitas bencana di Kecamatan Ngargoyoso.
Yang mana hal itu memerlukan suatu upaya, agar dapat menanggulangi potensi dari dampak bencana, terutama dengan melakukan mitigasi atau penanggulangan bencana berbasis komunitas.
Konsep mitigasi berbasis komunitas ini perlu dikembangkan, karena saat ini penanggulangan bencana masih bertaut pada tanggap bencana saja.
”Penelitian ini akan mengembangkan model mitigasi berbasis komunitas yang lintas sektoral atau wilayah administrasi yang saling berhubungan," imbuhnya.
Di Kecamatan Ngargoyoso, sudah terdapat yang namanya Rewang Guru (Relawan Ngargoyoso Guyup Rukun).
Rewang Guru ini bekerjasama dengan BPBD, Masyarakat, PMI, Dinas Sosial, TNI dan POLSEK setempat.
Dengan adanya Rewang Guru ini, bencana yang terjadi di Kecamatan Ngargoyoso dapat teratasi dengan baik.
”Alhamdulillah, kita dapat melaksanakan dengan kompak, rasa persatuan dan rasa memiliki atas Kecamatan Ngargoyoso, sehingga dapat teratasi dengan baik” ungkap Wahyu Agus Pramono, Camat Ngargoyoso.
Tujuan dari kegiatan Focus Group Discussion pertama ini, agar dapat dibentuknya suatu payung hukum, untuk dapat mendasari dari penyelenggaraan model integrasi, mitigasi bencana lintas administrasi wilayah yang saling bersinergi.
Payung hukum nantinya dapat berupa peraturan bersama kepala desa. Tentunya payung hukum, yang ditujukan agar perlindungan terhadap warga masyarakat di Kecamatan Ngargoyoso dapat secara optimal diberikan.
Hal ini sebagaimana amanat pembukaan UUD 1945 yakni untuk “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum”. //Bang