WARTAJOGLO, Solo - Persiapan guna menyongsong penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2024/2025 mulai dilakukan oleh Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta.
Untuk tahun ini, pihak Unisri mencanangkan target 3 ribu pendaftar dengan setidaknya 2 ribu mahasiswa yang diterima.
Target itu cukup realistis mengingat serangkaian prestasi yang selama ini telah ditorehkan oleh Unisri, akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para calon mahasiswa baru.
Rektor Unisri (tengah) memberikan penjelasan terkait penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2024/2025 |
Terlebih Unisri juga dikenal sebagai kampus yang menerapkan biaya pendidikan murah, sehingga bisa dijangkau oleh masyarakat kalangan menengah ke bawah.
Hal ini tentu tak lepas dari upaya dari Unisri untuk melakukan pemerataan pendidikan, agar semua orang bisa mengenyam pendidikan tinggi berkualitas, tanpa harus terbebani biaya.
Karena itulah, selain biaya yang relatif terjangkau, berbagai program beasiswa juga ditawarkan Unisri kepada para calon mahasiswa.
"Di sini ada program beasiswa KIP-Kuliah, beasiswa prestasi, Beasiswa Pendidikan Masyarakat kurang mampu atau BPMKM, beasiswa BNI (Bank Negara Indonesia), beasiswa BI (Bank Indonesia), beasiswa olahraga dan seni, beasiswa dari YPT Slamet Riyadi, serta beasiswa dari BUMN atau perusahaan Swasta Nasional," jelas Rektor Unisri, Prof. Dr. Sutoyo di hadapan awak media pada Sabtu 30 Desember 2023.
Proses pendaftaran mahasiswa baru sendiri akan dimulai pada 2 Januari 2024 yang dibagi dalam 3 gelombang. Yakni Gelombang Dini (2 Januari - 20 April 2024), Gelombang I (22 April - 20 Juli 2024) dan Gelombang II (22 Juli - 31 Agustus 2024).
"Untuk pendaftaran akan dilakukan secara online maupun on desk. Hal ini dilakukan agar proses pendaftaran bisa dilakukan dengan baik," lanjut rektor.
Dalam acara yang juga dihadiri oleh Wakil Rektor III Dr. Joko Purnomo dan Ketua Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru Joko Hartono, rektor menjelaskan adanya kenaikan Sumbangan Pengembangan Kampus (SPK) untuk tahun akademik 2024/2025.
Namun demikian, kenaikan yang hanya sedikit itu sejatinya akan kembali lagi ke para mahasiswa, karena untuk membiayai sertifikasi kompetensi serta tes TOEFL.
Prof Sutoyo menjelaskan bahwa peningkatan kecakapan dalam berbahasa Inggris memang terus menjadi fokus perhatian dari Unisri, jelang peningkatan kelas sebagai kampus berstandar Asia tenggara pada 2026 nanti.
"Kalau sebelumnya sertifikasi serta tes TOEFL ini hanya sebatas pilihan bagi para mahasiswa yang akan lulus. Maka tahun depan hal itu akan kita wajibkan, yang mana biayanya diambil dari kenaikan SPP yang dibayar mahasiswa. Itu artinya kenaikan biaya SPP nantinya akan kembali lagi ke mahasiswa," tandas Sutoyo. //Sik