TfG6TUW8BUO7GSd6TpMoTSd7GA==
,, |

Headline News

Soroti Pelanggaran Etika dalam Pilpres 2024, FH Unisri Gelar Seminar Nasional

WARTAJOGLO, Solo - Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta menggelar seminar nasional yang mengangkat tema krusial, "Menelisik Keberlangsungan Pilpres 2024 sebagai Implementasi Negara Demokrasi", pada Sabtu 4 Mei 2024 di kampus setempat. 

Acara ini diinisiasi sebagai respons terhadap meningkatnya kekhawatiran terkait proses pilpres yang dipandang banyak pihak diwarnai oleh pelanggaran etika.

Seminar nasional ini sendiri dihadiri ratusan peserta yang tidak hanya berasal dari Kampus Unisri saja. Sebab beberapa perwakilan mahasiswa dari kampus lain juga hadir.

Prof teguh Prasetyo (kiri) memberikan buku "Pemilu Bermartabat" kepada Dekan FH Unisri

Bahkan karena digelar secara online dan offline, peserta dari luar kota dan luar propinsi juga ikut terlibat mengikuti seminar ini.

"Dengan adanya peserta dari luar propinsi yang mengikuti secara offline, hal ini menunjukkan bahwa seminar yang kita gelar benar-benar memenuhi syarat disebut sebagai seminar nasional. Semoga tujuan serta apa yang diharapklan dari seminar ini benar-benar bisa terwujud," ujar Rektor Unisri Prof. Sutoyo saat membuka acara. 

Sebagai salah satu upaya konstruktif, seminar ini menghadirkan para pembicara yang sangat berkompeten di bidangnya. 

Prof. Dr. Teguh Prasetyo, SH, M.Si yang sebelumnya menjabat sebagai anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) RI periode 2017-2022, menjadi salah satu narasumber utama. 

Selain Prof. Teguh, pakar hukum tata negara yang terkemuka, Bivitri Susanti, S, LLM juga turut berpartisipasi sebagai pembicara. 

Sedangkan dari pihak Unisri sendiri dihadirkan Lusia Indrastuti, SH, MSi, MH yang tercatat sebagai salah satu dosen di Fakultas Hukum, serta salah satu mahasiswa FH, Raekhan Eka Ramadhan, 

"Tujuan dari seminar ini adalah untuk mengoptimalisasi upaya penegakan hukum terhadap pelanggaran kode etik dalam penyelenggaraan pemilu. Serta menumbuhkan pemikiran kritis tidak hanya di kalangan mahasiswa, tetapi juga di tengah masyarakat umum tentang pentingnya menjaga integritas dan kualitas dalam setiap tahapan pemilu di Indonesia," jelas Indita Agustinova selaku ketua pelaksana. 

Sementara Prof. Teguh dalam paparannya lebih banyak menyoroti sistem demokrasi yang dijalankan di Indonesia saat ini, yang cenderung mengabaikan etika.

"Sistem demokrasi kita saat ini cenderung mengadopsi sepenuhnya dari luar negeri yang cenderung liberal dan kapital, sehingga tak jarang mengabaikan etika," ujar Teguh dalam pemaparannya.

Kondisi ini pula yang mendorong Teguh untuk menulis sebuah buku yang diberi judul "Pemilu Bermartabat: Reorientasi Pemikiran Baru tentang Demokrasi".

"Dalam buku itu saya menekankan bahwa demokrasi kita perlu ditata lagi. Boleh one man one vote, tapi jangan melupakan nilai-nilai Pancasila. Sehingga pemilu yang digelar benar-benar bisa bermartabat," lanjutnya.

Namun demikian tentu hal ini bukan perkara mudah, ketika komitmen untuk mewujudkan hal itu belum benar-benar tertanam, terutama di kalangan para penguasa.

Karena itu menurut Teguh, yang bisa dilakukan saat ini adalah terus mensosialisasikan permasalahan etika ini terutama kepada generasi muda.

"Kalau hal ini terus kita sosialisasikan, tentunya ke depan akan terbentuk pola pikir baru terkait demokrasi di negeri ini yang selalu mengedepankan etika," tandasnya. //Bang

Type above and press Enter to search.