Chandra sedang menata koleksi jas yang dipajang di tokonya |
WARTAJOGLO, Karanganyar - JASSOLO telah menjadi salah satu brand jas terkenal yang berasal dari Kota Solo.
Di balik nama besar jas yang menjadi langganan para pejabat ini, ada cerita menarik seputar lahirnya brand ini.
Adalah sosok Resdian Chandra Purnomo, yang menjadi sosok penting di balik lahirnya JASSOLO.
Memulai usaha dari berdagang batik secara online pada tahun 2011, Chandra, sapaan akrabnya, kini telah berubah menjadi seorang pengusaha sukses.
Namun yang menarik, bapak dua orang anak ini bukan sukses menjadi pengusaha batik, seperti yang dirintisnya.
Chandra justru terkenal sebagai pengusaha jas, yang menjual berbagai macam type jas berkualitas premium.
Namun kesuksesan Chandra mengembangkan bisnisnya tentu bukan datang dengan tiba-tiba. Sebab ada proses panjang dari nol yang harus dilalui, hingga kemudian menjadi seperti saat ini.
"Semua berawal saat saya di-resign-kan dari tempat kerja saya, sampai kemudian saya sampai tidak punya duit sama sekali. Selanjutnya saya mulai coba-coba jualan batik secara online. Waktu itu lewat yang namanya Tokobagus," kenang Chandra saat ditemui di tokonya yang berada di kawasan Palur, Kabupaten Karanganyar pada Sabtu 28 September 2024.
Tidak adanya modal yang dimiliki Chandra, mendorongnya untuk melakukan serangkaian cara agar bisa tetap mendapatkan uang.
"Tiap hari saya pergi ke PGS (Pusat Grosir Solo) ataupun Pasar Klewer. Di sana saya minta ijin kepada para pedagang untuk memotret barang mereka, untuk kemudian saya pajang di Tokobagus. Ada yang mengijinkan, tapi ada pula yang tidak, karena tidak yakin dan merasa terganggu," lanjutnya.
Chandra (kiri) saat berbincang dengan salah seorang wartawan di tokonya |
Dari hari ke hari, ternyata langkah yang dilakukan Chandra ini membuahkan hasil. Dari laku seminggu sekali, sampai sehari bisa laku berkali-kali.
"Setelah apa yang saya lakukan berkembang, kemudian banyak orang yang mulai percaya hingga berani mempercayai saya untuk membawa barang mereka dulu. Sampai akhirnya penjualan mengalami penurunan, dan saya bertemu dengan seseorang berjualan jas. Dari pertemuan itu, selanjutnya saya diberi wawasan terkait bisnis jas hingga kemudian saya tertarik," ungkap Chandra.
Dukungan dari sang istri Marlena Setyawati, yang berprofesi sebagai seorang notaris, cukup berperan dalam keputusan Chandra untuk beralih ke bisnis jas.
Hal inipun membawa Chandra untuk terus belajar dan mendalami dunia per-jas-an. Dia belajar banyak mengenai desain, bahan serta teknik pembuatannya, pada beberapa orang yang memang ahli di bidang itu.
Proses belajar terus dilakukan sembari dia menjual jas yang diambilnya dari orang lain. Sampai akhirnya saat ilmu yang didapat sudah cukup, Chandra memberanikan diri untuk memproduksi sendiri dan kemudian memberi merek JASSOLO.
Kualitas produk yang dijual menjadi point utama yang selalu dipegang, sehingga para pembeli jas buatannya merasa cocok dan nyaman.
Dari situ bisnisnya terus berkembang, sampai kemudian dia memutuskan untuk membuka toko di kawasan Jalan Raya Palur - Sragen, untuk membuat brandnya semakin berkembang.
Menerapkan motto "Apapun yang Anda Cari, di Sini Ada", maka siapapun yang masuk ke tokonya pasti akan beli. Dan ini membuat tokonya semakin besar di tengah persaingan berbagai brand jas.
"Di sini kita tidak hanya menyediakan jas, tapi juga ada hal lain yang menjadi pelengkapnya seperti kemeja, celana, rompi, dasi, dompet, sepatu dan yang lainnya. Sehingga saat orang datang dan tidak jadi beli jas, biasanya dia juga akan tetap beli yang lainnya," tuturnya.
Chandra juga selalu mengedepankan komunikasi dari hati ke hati, dengan para calon pembelinya. Hal ini untuk memahami karakternya, sehingga bisa memilihkan jas mana yang cocok untuk dipakai.
"Kita tidak bisa hanya bicara soal kualitas. Karena hal ini kadang sifatnya relatif. Tiap orang punya parameter yang berbeda. Makanya dalam pelayanan kepada para pelanggan, kita harus mengutamakan apa yang mereka inginkan. Dengan begitu kita bisa memberikan yang terbaik untuknya," tandasnya.
Kini setelah lebih dari 10 tahun berjalan, JASSOLO pun semakin berkembang. Brandnya juga semakin dikenal, tak hanya di lingkup dalam negeri, tapi juga hingga luar negeri.
Mengutamakan Keinginan Pelanggan, jadi Kunci Sukses JASSOLO di tengah Persaingan https://t.co/3oKxtH6gxZ
— 🇼🇦🇷🇹🇦🇯🇴🇬🇱🇴 (@wartajoglo) September 29, 2024
"Beberapa waktu lalu, ada seorang fashion desainer dari Paris yang datang ke sini. Dia tahu JASSOLO dari instagram. Setelah berbincang panjang lebar, dia akhirnya cocok dan kemudian kita sepakat kerja sama. Bentuk kerja samanya, dia pesan jas dari sini, lalu kita kirim ke sana untuk kemudian di sana dia jual dengan brand miliknya," ungkap Chandra.
Era digital yang terus berkembang, mau tidak mau juga memaksa Chandra untuk mengikutinya dengan melakukan pemasaran secara online melalui marketplace maupun media sosial.
Bahkan demi untuk bisa meneruskan jejak kesuksesannya, Chandra juga menyiapkan anak-anaknya untuk mengikuti jejaknya sebagai pengusaha.
"Saat ini keduanya juga mulai ikut jualan dengan pakai brand mereka sendiri. Sementara memang masih dijual online sambil saya lihat perkembangannya. Tapi nanti kalau misal sudah semakin berkembang, tentunya akan kita buatkan toko tersendiri," pungkasnya. //Sik