![]() |
Mahasiswa UMS meraih medali emas dalam ajang International Youthpreneur Competition (IYC) 2025 karena menciptakan aplikasi Nutreasy |
WARTAJOGLO, Solo — Inovasi luar biasa kembali datang dari mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Tim kolaboratif lintas program studi berhasil mencuri perhatian dunia dan meraih medali emas dalam ajang International Youthpreneur Competition (IYC) 2025, berkat ide cemerlang mereka yang dikemas dalam sebuah aplikasi digital bernama Nutreasy.
Nutreasy bukan sekadar aplikasi biasa. Platform ini dirancang untuk menyentuh tiga isu besar sekaligus: masalah gizi, persoalan ekonomi lokal, dan food waste.
Di balik layar Nutreasy, terdapat kerja sama solid antara Arief Surya Adhi (Akuntansi), Salsabila Khoirun Nisa (Kesehatan Masyarakat), dan Dizzo Violeta (Teknik Informatika).
Tim ini juga mendapatkan dukungan penuh dari dosen pembimbing Candra Kusuma Wardana, S.E., M.B.A. dan Kusuma Estu Werdani, S.KM., M.Kes.
Inspirasi Nutreasy lahir dari pengalaman Arief saat mengikuti kompetisi di Jepang. Ia menyadari bahwa negara-negara lain sangat serius terhadap isu stunting, sedangkan di Indonesia, kesadaran terhadap masalah ini masih perlu ditingkatkan.
Selain itu, Arief juga menaruh perhatian besar pada isu food waste—di mana lebih dari 45 juta orang Indonesia membuang makanan setiap tahun, menciptakan ancaman serius terhadap lingkungan.
“Food waste sudah besar banget dampaknya. Selain mubazir, dia juga menyebabkan emisi gas rumah kaca dan degradasi lahan,” ujar Arief dalam wawancara pada 28 Mei lalu.
Nutreasy dirancang dengan empat fitur utama yang saling terintegrasi untuk menjawab isu-isu sebagai berikut:
Di sini pengguna dapat memasukkan bahan makanan sisa di rumah, seperti sayuran atau buah yang hampir busuk, dan aplikasi akan memberikan rekomendasi resep atau opsi pengolahan menjadi pupuk alami.
Merupakan Sebuah marketplace digital untuk UMKM kuliner sehat. Hanya makanan yang memenuhi standar gizi yang dapat dijual, membuka peluang ekonomi lokal sekaligus mengedukasi masyarakat untuk konsumsi makanan sehat.
Sistem AI menyusun menu harian dan mingguan berdasarkan usia, tinggi badan, berat badan, preferensi, dan anggaran pengguna. Menu yang disarankan tetap menyesuaikan Angka Kebutuhan Gizi (AKG) setiap individu.
Fitur edukasi gizi menyasar berbagai kelompok: anak-anak, ibu hamil, remaja, hingga UMKM. Pengguna juga bisa memantau perkembangan gizi dan anggaran harian konsumsi makanan.
Nutreasy juga menyediakan fitur premium, di mana pengguna dapat memperoleh pengingat kalori dan rekomendasi menu berdasarkan budget spesifik harian. Meski versi gratis tetap memberikan manfaat pengendalian gizi, fitur premium menawarkan pengalaman yang lebih personal dan akurat.
Salah satu aspek yang mendapatkan apresiasi juri IYC adalah perencanaan finansial aplikasi Nutreasy.
“Juri menilai Nutreasy unggul dalam aspek pengelolaan biaya, mulai dari fixed cost, variable cost hingga proyeksi titik balik modal (BEP),” ujar Arief bangga.
Selain kaya fitur, Nutreasy dirancang dengan antarmuka yang intuitif dan ramah pengguna, bahkan untuk kelompok usia tua.
Visi tim UMS bukan hanya menciptakan solusi digital, tetapi juga mengubah perilaku masyarakat menuju pola hidup sehat, berkelanjutan, dan peduli lingkungan.
Bawa Mahasiswa UMS Juarai IYC 2025, Begini Keistimewaan Aplikasi Nutreasy https://t.co/Y7Wk8CEqya
— 🇼🇦🇷🇹🇦🇯🇴🇬🇱🇴 (@wartajoglo) May 31, 2025
Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa mahasiswa Indonesia, khususnya dari UMS, mampu menciptakan solusi nyata untuk tantangan global. Nutreasy menjadi simbol inovasi yang menyatukan teknologi, kesehatan, ekonomi, dan lingkungan dalam satu aplikasi cerdas.
“Semoga Nutreasy tak hanya berhenti sebagai proyek lomba, tetapi bisa dikembangkan secara luas untuk manfaat masyarakat,” tutup Arief, membawa harapan besar bagi masa depan teknologi kesehatan Indonesia. //Hum