![]() |
| Seorang kandidat Duta Santri mencium tangan Gubernur Jateng Taj Yasin, dalam acara Anugerah Duta Santri Nasional 2025 |
WARTAJOGLO, Boyoali - Ajang Seleksi Duta Santri Nasional 2025 yang digelar di Asrama Haji Donohudan, Kabupaten Boyolali, menjadi momentum penting bagi para santri dari berbagai daerah untuk menunjukkan potensi dan kontribusinya bagi bangsa.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi wadah pencarian figur inspiratif dari kalangan santri, tetapi juga sarana memperkuat peran santri dalam pembangunan nasional.
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen atau Gus Yasin, yang hadir dalam kegiatan tersebut menegaskan bahwa santri memiliki peran strategis dalam perjalanan bangsa, terutama menjelang visi Indonesia Emas 2045.
“Menuju Indonesia Emas 2045, tidak menutup kemungkinan yang mengisi nanti mayoritas dari kalangan pesantren,” ujar Gus Yasin dalam sambutannya.
Menurutnya, seleksi Duta Santri bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi juga wadah pembentukan karakter dan wawasan kebangsaan.
Santri diharapkan tidak hanya unggul dalam bidang keagamaan, tetapi juga memahami sistem kenegaraan, pemerintahan, dan kepemimpinan yang berlandaskan nilai moral dan akhlak pesantren.
“Pengetahuan santri tentang kenegaraan dan aturan-aturan yang diundangkan harus ada, agar benar-benar siap untuk memimpin bangsa ini,” tegasnya.
Gus Yasin juga mencontohkan bahwa kini semakin banyak pemimpin daerah dan pejabat publik yang berasal dari latar belakang pesantren.
Hal itu menjadi bukti nyata bahwa pendidikan pesantren mampu melahirkan generasi yang religius sekaligus visioner.
Dorong Penguatan Pengetahuan Kenegaraan, Gus Yasin: Santri Harus Siap Jadi Pemimpin https://t.co/sglOEx8je5
— 🇼🇦🇷🇹🇦🇯🇴🇬🇱🇴 (@wartajoglo) October 24, 2025
Ia berpesan kepada para peserta agar menjadikan ajang ini sebagai ruang belajar dan pembuktian diri'
Selain menonjolkan prestasi dan kecerdasan intelektual, para santri juga diharapkan mampu menampilkan karakter santun, beretika, dan berwawasan luas.
“Akhlak yang diajarkan di pesantren harus menjadi pondasi dalam menjalani profesi dan kehidupan bermasyarakat. Itu yang membedakan santri dari yang lain,” katanya. //Sik
