![]() |
| Gubernur Jateng Ahmad Luthfi (tengah) dan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa sepakat menjalin kolaborasi ekonomi |
WARTAJOGLO, Surabaya — Dua provinsi besar di Pulau Jawa, Jawa Tengah dan Jawa Timur, menegaskan kembali tekad mereka untuk berjalan beriringan dalam memperkuat peran sebagai pusat pertumbuhan ekonomi nasional.
Semangat kolaborasi itu diwujudkan melalui penandatanganan sepuluh nota kesepahaman (MoU) antara kedua pemerintah provinsi di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat 24 Oktober 2025 malam.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memimpin langsung penandatanganan kerja sama tersebut.
Acara itu dihadiri pula oleh jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD), bupati, pimpinan BUMD, serta perwakilan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dari kedua provinsi.
Dalam sambutannya, Ahmad Luthfi menegaskan bahwa kerja sama lintas provinsi ini menjadi bentuk nyata dari pemerintahan kolaboratif atau collaborative government yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi bersama.
“Malam ini saya bersama beberapa asisten, OPD, dan bupati melakukan kerja sama untuk menumbuhkan ekonomi baru di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur,” ujar Luthfi usai acara.
Kerja sama tersebut mencakup berbagai bidang strategis yang saling menguatkan antara kedua provinsi. Mulai dari sektor ketahanan pangan, koperasi dan UMKM, industri dan perdagangan, ketenagakerjaan, pertanian, hingga peternakan.
Tak hanya antar-OPD, kolaborasi ini juga melibatkan sejumlah Badan Usaha Milik Daerah dan organisasi bisnis, seperti PT Jateng Petro Energi dengan PT Petrogas Jatim Utama, PT Jateng Agro Berdikari dengan PT Jatim Grha Utama, hingga kerja sama antara Kadin dan HIPMI kedua provinsi.
Menurut Ahmad Luthfi, langkah ini merupakan wujud nyata dari sinergi ekonomi regional yang akan menumbuhkan kekuatan baru di berbagai sektor.
“MoU ini akan segera kita tindak lanjuti, tidak hanya antar-OPD, tapi juga BUMD, Kadin, dan HIPMI. Sehingga akan muncul ekonomi baru di berbagai sektor di dua provinsi ini,” tegasnya.
Lebih lanjut, Luthfi menjelaskan bahwa kolaborasi antara Jawa Tengah dan Jawa Timur bukan sekadar kerja sama administratif, melainkan langkah strategis untuk memperkuat posisi keduanya sebagai pusat penggerak ekonomi nasional.
Ia menggambarkan Jawa Tengah sebagai “puser” atau pusatnya Jawa, dan menyebut bahwa bersinergi dengan Jawa Timur berarti memperkokoh poros ekonomi Indonesia.
Ia mencontohkan bentuk sinergi konkret yang sudah berjalan, seperti kebutuhan susu di Jawa Tengah yang dipasok dari Jawa Timur, atau gula kristal dari Banyumas yang dikirim ke berbagai wilayah di Jawa Timur.
“Kerja sama dan kolaborasi ini dalam rangka memperkuat posisi Jawa Tengah dan Jawa Timur, sekaligus mendukung kebijakan Presiden serta memberikan kontribusi terbaik kepada masyarakat,” ungkapnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menambahkan makna filosofis dari kerja sama tersebut.
Ia mengutip dawuh atau pesan dari KH Maimoen Zubair, ulama kharismatik asal Rembang, yang menyebut bahwa Jawa Timur dan Jawa Tengah merupakan punjere nusantara — pusatnya Indonesia.
“Dhawuh Mbah Kiai Maimoen Zubair, Jawa Timur dan Jawa Tengah harus nyawiji (bersatu). Kalau Pak Gubernur bilang puser, Mbah Maimoen bilang punjere Indonesia,” ujar Khofifah.
Menurutnya, koneksitas antara dua provinsi ini bukan hanya geografis, tetapi juga historis dan kultural.
Kedua daerah memiliki hubungan sosial dan ekonomi yang sangat erat, sehingga kolaborasi untuk tumbuh bersama merupakan langkah yang alami dan penting.
Ia berharap sinergi yang dibangun tidak berhenti pada tataran institusional, melainkan tumbuh hingga pada semangat masyarakat dan pelaku ekonomi di kedua provinsi.
“Tentu harapan kita sinergi, sinergi, sinergi. Kolaborasi, kolaborasi, kolaborasi. Ada potensi besar di Jawa Tengah yang dibutuhkan Jawa Timur, dan sebaliknya. Inilah bentuk nyata kerja sama yang saling menguatkan,” tegas Khofifah.
Kedua gubernur sepakat bahwa Jawa Tengah dan Jawa Timur adalah dua provinsi dengan kontribusi terbesar bagi perekonomian nasional.
Kolaborasi Strategis Jateng - Jatim Dorong Lahirnya Ekonomi Baru di Pulau Jawa https://t.co/8x1hEaJkUM
— 🇼🇦🇷🇹🇦🇯🇴🇬🇱🇴 (@wartajoglo) October 25, 2025
Dengan menggabungkan potensi sumber daya alam, manusia, dan industri yang dimiliki masing-masing, keduanya optimistis bisa menjadi pusat kekuatan ekonomi Indonesia di masa mendatang.
Langkah ini bukan sekadar seremoni kerja sama antar-daerah, melainkan bentuk komitmen nyata untuk memperkuat poros pembangunan nasional dari jantung Pulau Jawa, menjadikan Jawa Tengah dan Jawa Timur benar-benar nyawiji sebagai pusatnya nusantara. //Sik
