TfG6TUW8BUO7GSd6TpMoTSd7GA==
,, |

Headline News

Sinergi Pemerintah dan Ormas Pemuda Jadi Kunci Pengentasan Kemiskinan di Jawa Tengah

Gubernur Ahmad Luthfi menerima audiensi dari Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Tengah di kantornya

WARTAJOGLO, Semarang — Upaya pengentasan kemiskinan di Jawa Tengah terus dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah. Gubernur Ahmad Luthfi dan wakilnya Taj Yasin menggandeng organisasi kemasyarakatan (ormas) pemuda untuk bersinergi dalam mempercepat penurunan angka kemiskinan, yang hingga Maret 2025 masih berada di angka 9,48 persen.

Langkah kolaboratif ini ditegaskan oleh Ahmad Luthfi, saat menerima audiensi dari Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Tengah di kantornya, pada Senin 13 Oktober 2025.

“Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Diperlukan sinergi dengan ormas, terutama ormas pemuda, untuk memperkuat gerakan sosial dan menciptakan kemandirian ekonomi masyarakat,” ujar Luthfi.

Menurutnya, ormas memiliki jaringan yang luas dan basis sosial yang kuat hingga tingkat akar rumput. 

Karena itu, kehadiran mereka sangat penting dalam membantu pemerintah menjangkau masyarakat miskin yang mungkin luput dari data atau intervensi program formal.

“Kita akan libatkan ormas dalam perumusan hingga pelaksanaan program pengentasan kemiskinan. Dengan kolaborasi ini, langkah kita akan lebih tepat sasaran,” imbuhnya.

Luthfi menekankan bahwa pengentasan kemiskinan bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga stabilitas sosial. 

Suasana kondusif di masyarakat menjadi fondasi penting bagi investasi dan pertumbuhan ekonomi daerah.

Ia pun mengapresiasi Pemuda Muhammadiyah yang selama ini ikut menjaga harmoni sosial dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.

“Suasana yang kondusif adalah modal pembangunan. Terima kasih kepada Pemuda Muhammadiyah yang sudah ikut menciptakan ketenangan dan stabilitas di wilayahnya,” katanya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah mencatat, penurunan kemiskinan pada Maret 2025 mencapai 0,10 persen poin dibanding September 2024. 

Jumlah penduduk miskin juga menurun 29,65 ribu orang, menjadi 3,37 juta jiwa. Meskipun penurunan itu kecil, Luthfi menilai tren positif tersebut perlu diperkuat dengan pendekatan kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat sipil.

Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Tengah, Abdul Ghofar Ismail, menyambut baik ajakan sinergi dari Pemprov Jateng. 

Menurutnya, peran pemuda sangat strategis dalam membantu menekan kemiskinan melalui kegiatan sosial, pemberdayaan ekonomi, dan penguatan kapasitas masyarakat.

“Kami siap menjadi mitra strategis, mitra kritis, dan mitra sinergis pemerintah. Pengentasan kemiskinan adalah tanggung jawab bersama,” tegas Ghofar.

Ia menuturkan, Pemuda Muhammadiyah selama ini aktif mengadakan berbagai kegiatan sosial dan keagamaan, termasuk Apel Jambore Kokam se-Jawa Tengah yang melibatkan lebih dari 1.500 peserta di Kota Tegal. 

Kegiatan tersebut bukan hanya ajang konsolidasi, tetapi juga sarana memperkuat semangat kepedulian sosial di kalangan pemuda.

“Kami berkomitmen untuk membantu menurunkan angka kemiskinan, dimulai dari lingkungan terdekat. Gerakan kecil dari bawah akan membentuk perubahan besar,” ujarnya.

Sinergi antara pemerintah dan ormas pemuda ini diharapkan menjadi model kolaborasi baru dalam pembangunan sosial di Jawa Tengah. 

Dengan menggabungkan kekuatan birokrasi dan semangat kerelawanan, upaya pengentasan kemiskinan dapat berjalan lebih cepat, adaptif, dan berkelanjutan.

“Kalau ormas dan pemerintah berjalan seiring, maka pengentasan kemiskinan bukan hanya target angka, tetapi menjadi gerakan sosial bersama,” pungkas Ghofar. //Kls

Type above and press Enter to search.