TfG6TUW8BUO7GSd6TpMoTSd7GA==
,, |

Headline News

Tekan Curah Hujan Ekstrem, Dua Pesawat Dikerahkan untuk Modifikasi Cuaca di Langit Semarang

Petugas memasukkan karung berisi NaCl untuk ditabur guna memodifikasi cuaca

WARTAJOGLO, Semarang - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya mengendalikan cuaca ekstrem yang memicu banjir di kawasan Pantura. 

Sesuai instruksi Gubernur Ahmad Luthfi, tim modifikasi cuaca kini bekerja siang malam menaburkan Natrium Klorida (NaCl) dari udara untuk mempercepat turunnya hujan di wilayah aman dan mengurangi intensitas curah hujan di daerah rawan banjir.

Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) ini digerakkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng bekerja sama dengan BRIN, BMKG, BNPB, dan Kementerian PUPR. 

Sejak dilaksanakan pada 27 Oktober lalu, satu pesawat terus terbang bolak-balik di langit Semarang, Demak, Kendal, hingga Pati, membawa garam untuk disemai ke awan basah.

Namun karena tingginya intensitas hujan, Gubernur Luthfi menambah satu pesawat lagi agar cakupan wilayah modifikasi cuaca bisa lebih luas.

“Rekayasa cuaca akan kita tambah satu pesawat. Awan ternyata berasal dari wilayah Solo,” kata Luthfi, Kamis 30 Oktober 2025.

Setiap pesawat membawa sekitar satu ton (1.000 kg) garam dalam sekali terbang, dengan empat kru di dalamnya—terdiri atas kapten, teknisi, dan dua penabur. 

Dalam rekaman dari BPBD Jateng, tampak petugas menata puluhan karung garam putih di dalam pesawat sebelum lepas landas untuk disebar ke langit Semarang dan sekitarnya.

Modifikasi cuaca dilakukan dengan teknik “cloud seeding”, yakni menaburkan partikel NaCl ke dalam awan agar mempercepat proses kondensasi dan mempercepat turunnya hujan di area terkontrol. Dengan begitu, hujan deras di wilayah padat penduduk bisa dikurangi.

Langkah ini menjadi bentuk intervensi ilmiah Pemprov Jateng menghadapi bencana hidrometeorologi. 

Curah hujan tinggi beberapa hari terakhir menyebabkan genangan dan banjir di sejumlah titik seperti Kaligawe, Genuk, dan Sayung.

“OMC ini diharapkan bisa mengurangi curah hujan ekstrem penyebab banjir di kawasan Semarang-Demak,” ujar Luthfi.

Kepala BPBD Jateng Bergas C. Penanggungan menegaskan operasi akan terus berlanjut hingga kondisi cuaca kembali normal. 

“Kami terus berkoordinasi dengan BRIN dan BMKG untuk menentukan titik semai paling efektif. Targetnya, cuaca lebih terkendali dan banjir bisa ditekan,” katanya.

Upaya ini disambut antusias oleh masyarakat terdampak. Setelah berhari-hari diterpa hujan tanpa henti, warga berharap rekayasa cuaca bisa memberi ruang bagi air untuk surut dan aktivitas kembali normal. //Kls

Type above and press Enter to search.