![]() |
| Rektor ISI Surakarta Bondet Wrahatnala (duduk di depan bagian tengah) menggelar silaturahmi dengan awak media di awal masa kepemimpinannya |
WARTAJOGLO, Solo - Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Dr. Bondet Wrahatnala, S.Sos., M.Sn., mengawali masa kepemimpinannya dengan langkah yang penuh makna, yakni bersilaturahmi dengan para jurnalis dari berbagai media di Kota Solo dan sekitarnya.
Pertemuan yang digelar di Ruang Penunjang Pendapa ISI Surakarta, Senin 13 Oktober 2025, dihadiri oleh 19 media cetak dan online.
Diskusi berlangsung hangat, santai, namun sarat gagasan. Bondet didampingi oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Kerja Sama, dan Humas, Prof. Dr. Sugeng Nugroho, S.Kar., M.Sn.
“Hari ini kita bersilaturahmi. Sebagai Rektor baru, saya membutuhkan dukungan dan kolaborasi strategis dari teman-teman semua. Sebagai orang yang pernah bergelut di dunia jurnalistik, saya tahu betul betapa pentingnya peran media dalam menyebarkan ide dan gagasan dari kampus ini,” tutur Bondet membuka diskusi.
Dalam kesempatan itu, Bondet yang disapa dengan sebutan Mas Rektor memaparkan sejumlah program kerja yang akan dijalankan selama masa kepemimpinannya 2025–2029. Salah satu isu yang menarik perhatian adalah mengenai Uang Kuliah Tunggal (UKT).
Bondet menegaskan, kebijakan UKT di ISI Surakarta harus mencerminkan realitas sosial. Menurutnya, mayoritas mahasiswa ISI berasal dari kalangan menengah ke bawah, sehingga kebijakan biaya pendidikan harus berpihak dan berkeadilan.
“Pangsa kita, mahasiswa ISI Surakarta ini nuwun sewu, adalah golongan menengah ke bawah. Maka kalau dihitung UKT, UKT-nya ISI Surakarta cenderung paling rendah,” ujarnya.
Menyikapi status ISI Surakarta sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (BLU), Bondet berkomitmen untuk mengelola UKT dengan bijaksana.
Meskipun ada dorongan untuk menaikkan tarif, kebijakan itu tidak akan diberlakukan secara pukul rata.
“Untuk UKT nanti akan coba kita kelola juga. Kita sesuaikan dengan kemampuan bayar orang tua, agar tidak terkesan bahwa status BLU otomatis membuat UKT naik semua,” jelasnya.
Saat ini, UKT tertinggi ISI Surakarta berada di kisaran Rp6,25 juta, dan hanya diberlakukan pada program studi yang membutuhkan infrastruktur besar seperti Desain Komunikasi Visual (DKV), Film dan Televisi, Animasi, serta Desain Interior.
Rektor juga menyinggung isu penerimaan mahasiswa baru, khususnya jalur mandiri, yang sering menjadi sorotan di berbagai perguruan tinggi.
Ia menyadari adanya polemik di kalangan perguruan tinggi swasta kecil akibat PTN yang membuka penerimaan hingga gelombang akhir.
“Dalam menerima mahasiswa, kita harus sesuai kekuatan, kapasitas, dan kemampuan infrastruktur kampus,” tegas Bondet.
Ia menekankan bahwa penambahan jumlah mahasiswa harus dilakukan secara bertahap dan terukur, agar pembangunan fisik dan fasilitas dapat mengikuti kebutuhan akademik.
“Menambah mahasiswa tidak semudah membalikkan telapak tangan di kementerian sana. Kita lakukan sedikit demi sedikit agar kualitas tetap terjaga,” ujarnya.
Sebagai langkah terobosan akademik, Bondet juga mengumumkan pembukaan Program Studi S1 Bisnis Musik di Fakultas Seni Pertunjukan.
Program ini resmi berdiri pada 6 Oktober 2024, bertepatan dengan hari pelantikannya sebagai rektor.
“Kita menambah satu prodi baru lagi di ISI Surakarta, yaitu S1 Bisnis Musik. Ini pertama dan satu-satunya di Indonesia untuk jenjang S1,” ungkapnya.
Prodi Bisnis Musik diharapkan menjadi jembatan antara dunia akademik dan industri kreatif, serta menjawab tantangan masa depan dunia seni yang kini semakin terhubung dengan sektor ekonomi dan manajemen.
“Pembukaan prodi ini merupakan upaya menjawab tantangan di dunia bisnis ke depan. Kami ingin menciptakan kolaborasi nyata antara kampus dan dunia industri,” tegas Mas Rektor.
Terungkap, Segini Besaran UKT yang Akan Diterapkan ISI Solo di Bawah Kepemimpinan Bondet Wrahatnala https://t.co/AfeI9YUfea
— 🇼🇦🇷🇹🇦🇯🇴🇬🇱🇴 (@wartajoglo) October 13, 2025
Silaturahmi ini menjadi momentum awal bagi Dr. Bondet Wrahatnala untuk menunjukkan arah kepemimpinan yang transparan, terbuka, dan progresif.
Ia menegaskan bahwa ISI Surakarta akan terus beradaptasi dengan tantangan zaman, namun tetap berpijak pada nilai sosial, keberagaman, dan semangat kebersamaan.
“ISI Surakarta harus menjadi ruang bagi ide-ide besar dan kerja kolaboratif. Dengan dukungan semua pihak, termasuk media, kita bisa menjadikan kampus ini lebih berdaya dan berpengaruh,” pungkasnya. //Bang
