TfG6TUW8BUO7GSd6TpMoTSd7GA==
,, |

Headline News

Ujung Pertemuan jadi Penutup Tetralogi Jono dan Mira

Foto: ist

Dirilis dalam momen ulang tahun yang ke-18.  Single Ujung Pertemuan jadi bukti  kuatnya kebersamaan personil The Rain 


WARTAJOGLO - Setelah memilih jalur independen pada tahun 2013, The Rain merilis Trilogi 18 November. Yang merupakan proyek launching lagu di tiap tanggal 18 November. Di mana dalam proyek tersebut lahirlah tiga buah lagu, di antaranya Terlatih Patah Hati (2013), Gagal Bersembunyi (2014) dan Penawar Letih (2015).

Usai proyek 'trilogi' itu, akhirnya The Rain merilis album studio ke-6 mereka, Jabat Erat, pada tahun 2016. Lantas pada tahun 2017, Band asal Jogja yang beranggotakan Indra Prasta (vokal, gitar), Iwan Tanda (gitar), Ipul Bahri (bass) dan Aang Anggoro (drum) ini memulai sebuah tetralogi yang dibuka lewat single Hingga Detik Ini.

Video musik untuk single ini yang hanya menampilkan dua pasang sepatu yang saling berhadapan di bawah hujan, merupakan awal dari kisah panjang Jono dan Mira. Dua karakter yang diperkenalkan di video musik single berikutnya,  Rencana Berbahaya (2018).

Indra mengatakan bahwa saat itu tidak ada orang yang tahu bahwa kedua single tersebut saling berkaitan. Hingga di Bioskop Hujan, Konser 17 Tahun The Rain, terungkap bahwa pemilik dua pasang sepatu di video Hingga Detik Ini adalah Jono dan Mira.

Pada pertengahan 2019, The Rain merilis single Upaya Maksimal, yang video musiknya merupakan prekuel dari video Rencana Berbahaya. Bagian ketiga dari Tetralogi Jono dan Mira ini mengangkat momen awal perkenalan mereka. Video Upaya Maksimal digarap dengan konsep yang unik, menggabungkan sepatu dan emoticon.

Perjalanan panjang kisah Jono dan Mira diakhiri lewat single Ujung Pertemuan. Jika di rangkaian ketiga video musik sebelumnya menggunakan konsep prekuel, kali ini tidak. Ujung Pertemuan menceritakan momen pertemuan terakhir Jono dan Mira, setelah semua yang mereka lewati.

Mesin Waktu Menuju Dekade 80-an.
Aransemen Ujung Pertemuan  dikemas apik dalam nuansa 80-an yang sangat kental. Nuansa yang belum pernah terdengar di seluruh karya The Rain selama ini. “Ini sesuatu yang baru bagi The Rain. Meskipun kita berempat mengalami seluruh dekade 80-an dan terbiasa dengan musik 80-an, namun menggarap aransemennya agar benar-benar terdengar 80-an lebih rumit dari yang kita duga," ujar Iwan yang selain mengisi bagian gitar, sekaligus bertugas sebagai mixing engineer di lagu ini.

Bahkan untuk pendalaman, menurut Aang, seluruh personil The Rain harus sering berkumpul secara khusus, untuk bernostalgia mendengarkan lagu-lagu Air Supply. Dan untuk itu, mereka juga harus berulang kali bongkar aransemen. Sampai hasil akhirnya benar-benar seperti yang dibayangkan keempat personel The Rain.

“Seperti menaiki mesin waktu menuju tahun 1984,” ujar Ipul.

Penanda 18 Tahun The Rain.
Single Ujung Pertemuan dirilis dalam momen ulang tahun The Rain yang ke-18. Sebuah penanda bahwa The Rain tetap produktif berkarya hingga saat ini. Dengan keempat personel yang sama, The Rain konsisten merilis karya baru. 

“Mengerjakan karya baru itu seperti bertualang. Dan selalu ada petualangan baru yang menanti untuk diwujudkan. Tinggal kitanya yang harus pintar-pintar menjaga ritme. Menyeimbangkan The Rain dengan kehidupan masing-masing personel. Menentukan target dan apa saja yang harus dilakukan untuk mewujudkannya, namun tetap fleksibel di sepanjang jalan. Nggak ngoyo," ujar Indra.


Ditambahkan Iwan, bahwa saling mengerti satu sama lain menjadi salah satu kunci kebersamaan mereka, hingga 18 tahun. Karena dengan saling mengerti itu, mereka bisa saling menutupi kekurangan masing-masing.. //ril

Type above and press Enter to search.