POPULER

Menunggu Berdirinya Solo Art Market sebagai Destinasi Wisata Baru di Kota Solo

Menunggu Berdirinya Solo Art Market sebagai Destinasi Wisata Baru di Kota Solo


Solo Art Market akan menjadi ruang ekspresi baru bagi para pelaku kreatif di Kota Solo. Yang tentu akan jadi destinasi wisata baru

WARTAJOGLO, Solo - Sebagai kota yang identik dengan seni dan budaya, Solo ternyata masih belum memiliki Pasar Seni. Yang secara khusus tidak hanya menyajikan produk jadi, tapi juga menyajikan aksi para seniman dalam berkarya. Karena itulah sekelompok pelaku kreatif di kota ini mencoba menggagas pembentukan kawasan seperti itu. Yang tentunya untuk dijadikan destinasi wisata baru di Kota Solo.

Adalah kawasan sekitar Ngarsopuro, tepatnya di sekitar Omah Sinten, yang terpilih menjadi lokasi pasar dengan sebutan Solo Art Market (SAM) nantinya. Kawasan ini dipandang strategis karena selama ini telah menjadi destinasi tersendiri bagi para wisatawan. Di mana selain ada Pura Mangkunegaran, di sini juga ada pasar legendaris yaitu Triwindu, yang juga menyajikan beragam barang seni dan antik. 

BACA JUGA:

Sosialisasi terkait hal inipun dilakukan pada Kamis (6/2) siang, di Cinema Room, Omah Sinten. Dengan menghadirkan para narasumber yang berkompeten di bidang masing-masing. Di antaranya Heru Mataya (Mataya Art and Heritage), yang memaparkan konsep SAM dibuat secara gotong-royong dan diorganisasikan secara baik serta akan ada evaluasi rutin, untuk menjaga dan meningkatkan kualitas keberlanjutan acara. 

Selanjutnya ada nama Agussis, mewakili seniman juga memaparkan seputar berkarya seni yang unik, menarik serta menjual. Kemudian Basnendar Herry Prilosadoso (Dosen Prodi Desain Komunikasi Visual FSRD ISI Surakarta dan co-founder Komunikotavisual) memberikan materi seputar mengemas karya agar bernilai lebih dan bersifat memorabilia. Dan yang terakhir Dyah Yunik (Dosen FSRD Universitas Sebelas Maret, Surakarta), yang bicara mengenai regulasi dan aturan dari Solo Art Market ini.

"Keberadaan SAM berawal dari kecintaan dan kepedulian terhadap budaya dan seni, serta untuk menghidupi para kreator yang bekerja di bidang seni. Mengangkat eksistensi dan kontribusi seniman dan pelaku industri kreatif se Solo Raya," jelas Basnendar usai acara sosialisasi. 

BACA JUGA:

SAM nantinya akan jadi pusat pasar seni di Solo Raya, yang akan digelar rutin seminggu sekali. Dan diharapkan nanti bisa menjadi deatinasi wisata baru layaknya Place du Tertre di Paris Perancis.

"Konsep SAM akan disajikan secara unik dan menarik dengan melibatkan pelaku kreatif yang melakukan workshop dan demo berupa aksi langsung di lokasi. Sehingga pengunjung maupun pembeli dapat melihat para seniman dalam proses kreatif membuat karya, sekaligus menjadi daya tarik sebagai destinasi wisata baru di kota Solo ini," lanjut Basnendar.

Tim perumus dari pasar seni ini akan melakukan kurasi terhadap karya milik peserta, juga ada tema dan narasi yang akan dibangun. Sehingga akan didapat peserta dengan karya yang berkualitas. Dan  para peserta juga harus melakukan workshop, demo, lukis bersama, body painting, lukis wajah, sketsa bersama, dan aktifitas lainnya.

Dijelaskan, konsep SAM sebagai ruang kreatif berupa pasar seni yang unik dan apik dibuat untuk menunjukkan eksistensi industri kreatif. Sehingga dapat menarik wisatawan melalui produk yang dijual. 

Sedangkan produk-produk yang ada nantinya bersifat mass product, berupa karya buatan tangan dengan jumlah produk terbatas dan memorabilia, seperti souvenir yang mudah dibawa. Karya yang dijual digarap dengan kemasan yang serius, unik, sebagai produk kenangan. Dan sementara ini akan dibatasi kuota 50 peserta. Yang mana mereka siap dikurasi. Dan karya yang dikurasi adalah karya sendiri dan bukan kulakan (reseller).

"Diharapkan dari kegiatan sosialisasi ini, melalui semangat kemandirian dan gotong royong, para peserta yang terdiri dari pelukis, sketcher, pematung, crafter, kreator, serta pelaku industri kreatif Solo Raya untuk ikut serta di Solo Art Market. Yang rencana akan dimulai 1 Maret mendatang, dan direncanakan berlokasi di kawasan Omah Sinten sebagai galeri besar. Serta jalur pedestriannya sebagai pendukung,"  pungkas pria yang kerap menggelar berbagai kegiatan seni ini. //bang

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close