POPULER

Sensasi Bir Jawa yang Melegenda

Sensasi Bir Jawa yang Melegenda

WARTAJOGLO, Yogyakarta - Segar dan hangat, itulah sensasi yang akan kita rasakan saat mencicipi minuman yang satu ini. Bir Jawa, demikian minuman ini biasa disebut. Hal itu karena sepintas minuman ini memang tampak seperti bir. Namun berbeda dengan bir yang lain, bir yang satu ini dijamin seribu persen halal. Sebab tidak ada sedikitpun kandungan alkohol di dalamnya.

Ya, bir Jawa memang tidak dibuat dengan proses fermentasi seperti umumnya minuman bir yang lain. Sehingga aroma menyengat yang umum ditemui pada berbagai jenis minuman beralkohol, tidak akan ditemui pada minuman ini. Namun demikian, untuk soal sensasi, bir Jawa tidak kalah dengan bir atau minuman beralkohol yang lain, yaitu sama-sama menciptakan rasa hangat di sekujur tubuh.  
 
 
Bir Jawa
Bir Jawa diyakini memiliki banyak manfaat

Hal ini tak lepas dari bahan-bahan yang dipakai dalam pembuatan minuman ini. Yaitu jahe, serai, cengkeh, pala serta kayu secang. Tak lupa untuk menambah rasa dicampurkan pula kayu manis dan daun jeruk purut. Hampir semua bahan itu memang dikenal bisa memunculkan efek hangat bila dikonsumsi. Karena itu tak heran kalau kemudian minuman yang terciptapun, mampu memberikan sensasi hangat bagi yang meminumnya. 

Dengan campuran beberapa potong es batu, kita akan merasakan sensasi yang luar biasa saat mencicipi minuman ini. Manis, pedas dan terkadang ada sedikit rasa asam, adalah rasa yang muncul saat minuman ini melewati rongga mulut kita. Dan dengan aromanya yang harum dan khas, akan membuat siapapun ketagihan untuk selalu mencoba dan terus mencoba, seperti saat orang ketagihan minum bir. Namun demikian, jangan khawatir akan jadi mabuk. Sebab bir ini tidak akan pernah memabukkan siapapun yang meminumnya, asalkan dalam jumlah yang wajar.

Sebatang serai yang masih segar serta potongan jeruk nipis menjadi garnish yang menarik dalam penyajian bir Jawa. Pemberian garnish ini sendiri bukannya tanpa alasan. Batang serai segar yang juga bisa digunakan untuk mengaduk, jelas akan memberikan aroma tersendiri pada minuman ini.

Melegenda

Bir Jawa sendiri sebenarnya bukanlah minuman baru di masyarakat. Di beberapa tempat yang berbeda, orang menyebut dengan nama yang berbeda pula. Di wilayah Jakarta, minuman ini biasa disebut bir pletok Selain itu, ada pula yang menyebutnya dengan nama bir kocok. Nama-nama ini muncul bukannya tanpa sebab. Istilah kocok diberikan karena pada saat proses pembuatannya bir ini dikocok sampai berbusa, hingga wujudnya mirip bir. Sedangkan istilah pletok diberikan karena pada saat dikocok bersama pecahan es batu, terdengar suara pletak-pletok. Karena benturan es batu dengan botol pengocoknya.

Namun, minuman ini sendiri konon diciptakan oleh orang-orang tua terdahulu untuk menyaingi bir buatan para penjajah. Sebab, adanya kandungan alkohol di dalam bir para penjajah itu, membuat mereka yang umumnya beragama Islam tidak mungkin untuk meminumnya Karena itulah muncullah ide untuk membuat minuman, yang secarafisik hampir mirip, namun beda rasa.

Sayangnya, minuman yang sangat melegenda ini nyaris punah, karena kalah bersaing dengan softdrink ataupun bir yang sesungguhnya. Tidak bayak bisa ditemui orang yang meyediakan minuman ini di kedai-kedai miliknya. Sehingga tidak mudah bagi kita yang ingin mencoba merasakan sensasi bir asli Indonesia ini.

“Minuman ini biasanya disajikan saat para sultan tengah bersantai. Sambil didampingi sepotong kue panekuk, rasanya nikmat sekali untuk menghangatkan badan di saat udara sedang dingin,” terang BRAy. Hj. Nuraida Joyokusumo, pemilik Gadri Resto Jogja kepada wartajoglo.com dalam sebuah kesempatan.

Dalam penyajiannya, bir Jawa memang kerap disajikan bersama pandekuk, sejenis pancake yang telah dimodifikasi dengan sentuhan gaya tradisional. Hal ini diinspirasi oleh suasana pesta yang kerap digelar orang-orang Belanda saat masih menjajah Indonesia. Yang kemudian mengilhami para keluarga kerajaan, yang notabene dekat dengan para penjajah itu, untuk mengikutinya.

Dalam sejarah, bir memang telah menjadi bagian dari lifestyle orang-orang Belanda, di tiap kali menggelar pesta. Nah,  kebetulan pada saat itu banyak bangsawan pribumi yang diundang untuk ikut berpesta. Dari situasi yang demikian inilah, kemudian memunculkan gaya hidup baru di kalangan para bangsawan pribumi. Merekapun akhirnya terbiasa untuk mengadakan pesta sendiri, dengan hidangan yang tak kalah sensasional.

Bir Jawa pun tercipta tak lepas dari tuntutan gaya hidup baru tersebut. Ikatan norma-norma agama Islam yang begitu kuat di lingkungan keraton, membuat mereka mencoba memodifikasi minuman bir yang sesungguhnya, dengan minuman baru yang tak kalah nikmat.

Sehat Berkhasiat

Bir Jawa memang bukan minuman baru di masyarakat. Namun karena kalah bersaing dengan minuman-minuman jenis softdrink yang banyak di pasaran, bir Jawa bisa dikatakan hampir punah. Saat ini hampir sulit sekali menemukan orang yang menjual minuman beraroma khas ini.

Hampir punahnya bir Jawa memang sangat disayangkan. Sebab selain termasuk salah satu warisan kuliner asli nusantara, bir Jawa juga termasuk minuman berkhasiat. Hal ini tak lepas dari kandungan bahan-bahan alami yang dipakai dalam pembuatan minuman ini.

Jahe sebagai bahan utama dalam pembuatan minuman ini dikenal sebagai bahan obat yang memiliki banyak khasiat. Selain menciptakan efek hangat di badan, kandungan senyawa oleoresin atau yang biasa disebut gingerol, memiliki sifat sebagai antioksidan. Sehingga sangat ampuh untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit.

Kandungan gingerol juga bermanfaat untuk melancarkan aliran darah, sehingga ampuh untuk menyembuhkan berbagai penyakit yang terkait dengan penyumbatan pembuluh darah. Termasuk rematik, migraine serta koleterol berlebih.

Selanjutnya dalam bir Jawa juga terkandung kayu secang. Meski tidak dalam jumlah yang banyak, namun setidaknya cukup menambahkan khasiat dalam minuman ini. Sebab kayu secang sendiri selama ini juga dikenal sebagai bahan obat yang cukup ampuh.

Dalam kayu secang terkandung berbagai macam senyawa kimia seperti tannin (asam tanat), asam galat, resin, resorsin, brazilin, brazielin, minyak atsiri, pigmen atsiri, pigmen sappanin, serta yang lainnya. Seperti halnya gingerol pada jahe, zat-zat tersebut selama ini juga diyakini memiliki fungsi sebagai antioksidan. Sehingga sangat baik untuk melindungi tubuh ari serangan berbagai macam penyakit.

Berikutnya ada campuran sedikit cengkeh yang berfungsi untuk menciptakan aroma harum dan khas pada bir Jawa. Namun lebih dari itu, cengkeh yang juga menjadi bahan utama pengharum rokok tersebut, memiliki kandungan zat eugenol yang cukup tinggi. Dalam dunia medis, kandungan eugenol pada suatu bahan akan bisa memberikan efek anestetik pada bahan tersebut saat dikonsumsi.

Artinya bahwa zat tersebut bisa menghambat sinyal rasa sakit yang menuju ke otak. Karenanya cengkeh kerap dipakai untuk mengobati sakit persendian atau rematik. Tak hanya itu, cengkeh juga kerap dipakaio sebagai obat sakit gigi.

Kayu manis juga dipakai untuk menambahkan rasa pada bir Jawa. Dalam dunia pengobatan tradisional. Kayu manis kerap dipakai untuk membantu meningkatkan aliran darah dan oksigen  ke otak. Sehingga bisa meningkatkan daya ingat seseorang.

Lebih dari itu, kayu manis juga diyakini bisa menjadi penyembuh diabetes serta kelebihan kolesterol. Caranya adalah dengan selalu rutin mengonsumsi bubuk kayu manis setengah sendok teh per hari. Kandungan senyawa kimia dalam bahan ini akan membantu menurunkan kandungan gula dalam darah.

Bir Jawa juga sangat baik dikonsumsi oleh mereka yang mengalami gangguan sulit tidur. Sebab di dalam minuman ini juga dicampurkan sedikit biji pala yang selama ini diyakini mampu meningkatkan hormon serotonin. Peningkatan hormon tersebut akan membuat siapapun akan mengalami relaksasi yang luar biasa.

Bila Anda mengalami insomnia atau kesulitan untuk tidur, mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung biji pala akan memudahkan Anda memasuki alam mimpi. Sebab zat yang terkandung dalam biji pala dan biasa disebut dengan myristicin, akan membantu menciptakan keadaan yang snagat rileks, hingga akhirnya anda benar-benar menagntuk dan tertidur.

Daun jeruk purut juga biasa dicampurkan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan bir Jawa. Selain untuk menambahkan aroma yang harum dan segar, hal ini juga bertujuan untuk meningkatkan khasiat dari minuman ini. Sebab di dalam daun jeruk purut terkandung zat tannin, steroid, triterpenoid serta minyak atsiri.

Kandungan bahan-bahan tersebut diyakini bisa membantu meningkatkan stamina saat tubuh lemah. Sehingga sangat cocok bagi mereka yang baru selesai melakukan pekerjaan berat. Karena dengan mengonsumsi bir jawa yang mengandung daun jeruk purut, maka segala lelah, letih dan lainnya akan segera hilang. Dan berganti dengan rasa segar karena stamina tubuh meningkat.

Dari gambaran kandungan senyawa-senyawa kimia di dalam ramuan bir Jawa, jelas menunjukkan kalau minuman yang satu ini tidak bisa dipandang remeh. Sebab, ini berarti bahwa bir Jawa menyimpan banyak khasiat. Selain bisa sebagai penyembuh penyakit, minuman inipun manjur untuk sebatas minuman pengusir lelah setelah seharian sibuk bekerja. Karena itu tak salah jika para orang tua terdahulu menciptakan minuman ini. //rad

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close