POPULER

Ternyata Belajar di Rumah Membosankan. Ini Hasil Surveinya

Ternyata Belajar di Rumah Membosankan. Ini Hasil Surveinya

WARTAJOGLO, Solo - Sudah lebih dari dua minggu kebijakan belajar di rumah diterapkan, untuk mencegah penyebaran virus corona. Beragam reaksipun muncul terkait pelaksanaan kebijakan ini. Baik itu dari para siswa maupun orang tuanya.

Karena itulah SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta baru-baru ini menyebar angket kepada siswa. Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran daring, dan seberapa besar keinginan siswa untuk belajar di sekolah.

Aryanto selaku Humas Sekolah menyampaikan bahwa angket disampaikan kepada para siswa secara daring. Hasilnya sekitar 86, 2 persen responden menyatakan keinginan senang belajar di sekolah, karena suasana sekolah nyaman dan terdapat sarana prasarana yang lengkap. Selain itu, 85, 4 persen memiliki keinginan belajar berdiskusi dan berinteraksi dengan siswa yang lain di kelas. 
 

Selanjutnya 85,3 persen siswa menyatakan walaupun pembelajaran daring menyenangkan, tetapi lebih senang belajar di sekolah. Bahkan, 63,1 persen siswa merasa sedih jika tidak mengikuti pembelajaran di sekolah.


“Angket ini kita sebar kepada para siswa melalui grup whatsapp orang tua siswa. Para siswa kami minta untuk mengisi angket dengan indikator pertanyaan seputar ketertarikan dan kesenangan dalam pembelajaran daring dan bersekolah,” jelasnya dam siaran pers yang dikirimkan pada Selasa (7/4) siang.

Aryanto juga menambahkan bahwa hasil di atas sejalan dengan upaya sekolah memberikan kualitas pelayanan prima kepada siswa dan orang tua. Pelayanan tersebut bisa dilihat dalam kurun waktu terakhir,. Di mana sekolah menjadi juara sekolah sehat dua kali berturut-turut,. Lalu perpustakaan menjadi yang terbaik di kota, suasana lingkungan sekolah yang sejuk dan rindang, serta tersedia sarana prasarana yang menunjang belajar siswa. Bahkan, sekolah mampu mempertahankan status akreditasi A.

Adapun terkait pembelajaran daring, sekolah juga terus berupaya untuk memberikan kualitas pelayanan prima kepada para siswa. Pembelajaran daring dikemas secara kreatif, menyenangkan, dan menantang. Selain itu, juga pembelajaran yang mengarahkan pada kemandirian dan pengalaman belajar siswa yang bermakna.

“Kita berupaya untuk bisa berkreasi dalam pembelajaran daring seperti menggelar pertemuan melalui video meeting zoom cloud, video call, google class room, quizizz, video youtube, dan beragam aktivitas yang lain,” lanjut Aryanto.

Sementara itu, Muhdiyatmoko selaku Kepala SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta memberikan tanggapan positif tentang hasil survei tersebut. Hasil angket ini akan dijadikan dasar untuk mengambil kebijakan sekolah dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan pendidikan.

“Menyikapi hasil survei tersebut maka sekolah tetap menjadi tempat yang paling nyaman untuk belajar siswa. Karena dengan suasana sekolah yang nyaman dan kondusif, siswa merasa bahagia dalam belajar dan "krasan" di sekolah,” jelasnya.

Muhdiyatmoko pun menjelaskan terkait pembelajaran daring, 50% siswa bersungguh sungguh dan semangat dalam mengikuti pembelajaran daring. Oleh karena itu, hal ini bisa menjadi salah satu alternatif model pembelajaran dan model penugasan.//lis

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close