TfG6TUW8BUO7GSd6TpMoTSd7GA==
,, |

Breaking News

Tawangmangu Super, Produk Lokal yang Diharapkan Bisa Memutus Ketergantungan pada Bawang Putih Impor

WARTAJOGLO, Karanganyar - Upaya untuk mengurangi ketergantungan impor bawang putih nasional terus dilakukan dengan mendorong swasembada bawang putih lokal.

Untuk itu, Pemerintah dan Bank Indonesia terus bersinergi dengan berbagai stakeholders untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas bawang putih lokal, sehingga bisa bersaing dengan bawang putih impor. 

Hal ini antara lain dilakukan dengan mendorong pengembangan bibit varietas unggul berdaya saing tinggi, yang menghasilkan umbi dengan dimensi mendekati bawang impor dan produktivitas tinggi.

Lalu menggerakkan kelompok tani agar mau menanam bawang putih, pembenahan sisi hulu dengan penerapan Standard Operating Procedure (SOP) serta rantai pasar yang baik. 

Perwakilan Bank Indonesia dan Dinas Pertanian Kabupaten Karanganyar melakukan pemanenan bawang putih varietas Tawangmangu Super

Dalam rangka pengembangan bibit varietas unggul, Bank Indonesia Solo bersama dengan Pemerintah Kabupaten Karanganyar dan Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) Institut Pertanian Bogor (IPB), mengembangkan rekayasa genetik bawang putih dengan teknik penggandaan kromosom (double chromosome). 

Rekayasa genetik ini bertujuan untuk mendapatkan varietas bawang putih Tawangmangu Super, dengan rasa dan kualitas lokal tetapi dimensi impor. 

Pengembangan demplot khusus pembibitan dilaksanakan di Poktan Taruna Tani Maju di Dukuh Pancot, Desa Kalisoro, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar sejak tahun 2017. 

"Ini adalah wujud dukungan dari Bank Indonesia untuk pengendalian inflasi nasional dengan pengembangan bawang putih lokal. Sebab sejauh ini kebutuhan bawang putih 95% masih tergantung produk impor. Sehingga harganya menjadi sangat fluktuatif," ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Solo, Nugroho Joko Prastowo saat ditemui di sela-sela kegiatan panen bawang putih di Dukuh Pancot.

Saat ini pengembangan bawang putih Tawangmangu Super sudah memasuki generasi keenam (G6).  

Secara umum, hasil pengembangan bawang putih dari tahun ke tahun sejak G1 menunjukkan perkembangan yang baik dari aspek produktivitas, dimensi, dan kondisi fisik lainnya.

Yang mana mencakup peningkatan ukuran karakter vegetatif (antara lain daun dan umbi, jumlah anakan yang semakin banyak, jumlah bunga dan biji yang lebih banyak), ketahanan terhadap penyakit, serta keseragaman tumbuh yang lebih baik. 

Selanjutnya hasil panen demplot pengembangan double chromosome akan dijadikan bibit pada musim tanam yang akan datang, hingga diperoleh hasil yang optimal untuk kemudian dapat dikembangkan secara massal.

Sejalan dengan tujuan tersebut, Bank Indonesia Solo melaksanakan panen bawang putih bersama Pemkab Karanganyar, di lahan Poktan Taruna Tani Maju yang siap panen, pada Senin 11 September 2023 dengan luasan ±700m2. 

Panen bawang putih dirangkaikan dengan penyerahan simbolis bantuan bibit bawang putih sebanyak 1,2 ton bersama Pemkab Karanganyar, untuk semakin menyemangati para petani di Karanganyar dalam mengembangkan bawang putih lokal. 

Pengembangan bibit varietas unggul, pemberian bantuan bibit dan pelaksanaan panen bawang putih bersama ini, merupakan wujud komitmen dan sinergi bersama dalam upaya pengendalian inflasi melalui pelaksanaan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). 

Kegiatan ini juga penting untuk menunjukkan komitmen Bank Indonesia, Pemerintah, dan berbagai stakeholder terkait lainnya, untuk terus berupaya menggalakkan budidaya bawang putih lokal agar dapat memutus ketergantungan terhadap impor bawang putih. 

Selain itu, dalam kegiatan ini dihadirkan olahan kuliner yang menggunakan bawang putih lokal, untuk membuktikan cita rasanya yang lebih unggul daripada bawang impor. 

Hal ini juga sebagai kampanye “kami bangga menggunakan bawang putih lokal dalam setiap sajian”.

Penggalakan kembali produksi bawang putih lokal merupakan bagian dari strategi pengendalian inflasi dengan meningkatkan ketahanan pangan dan mengurangi ketergantungan impor. 

Ke depan, diharapkan keberadaan bawang putih lokal yang masih dianggap kurang berkualitas dibanding bawang putih impor, dapat dipatahkan melalui pengembangan varietas bawang putih unggul berdasarkan kualitas produk, fisik, dan harga yang bersaing. 

"Ini adalah bagian dari syiar atau kampanye agar para petani mau menanam bawang putih, sehingga kebutuhan bawang putih tidak lagi tergantung produk impor," tandas Nugroho Joko Prastowo.

Selain itu, keberadaan para petani militant bawang putih di Dukuh Pancot dapat menjadi penyemangat petani daerah lainnya, untuk menekuni bawang putih lokal serta merebut kembali pasar bawang putih nasional. //Bang

Type above and press Enter to search.