![]() |
Prosesi pembukaan Dies Natalis Unisri ke-45 dengan mengusung nuansa Jawa |
WARTAJOGLO, Solo - Memasuki usia yang ke-45, serangkaian acara telah disiapkan oleh Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta sebagai bagian dari peringatan Dies Natalis.
Acara pembukaan yang digelar di Auditorium Unisri pada Kamis 17 April 2025 ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, karena seluruh dosen dan tenaga kependidikan (tendik) mengenakan pakaian adat Jawa.
Tidak hanya itu, seluruh rangkaian acara, termasuk sambutan, musik pengiring, hingga hiburan, menggunakan bahasa Jawa sebagai bentuk apresiasi terhadap budaya lokal.
Acara dimulai dengan pemotongan tumpeng oleh Rektor Unisri, Prof. Dr. Sutoyo, sebagai simbol rasa syukur atas pencapaian universitas selama 45 tahun.
Selain itu, ada tradisi penancapan patung "Burung Garuda" yang menjadi simbol kekuatan, kegagahan, serta semangat untuk terus berkembang.
Dalam sambutannya, Prof. Sutoyo menegaskan visi besar Unisri untuk menjadi universitas global di tingkat ASEAN pada tahun 2026.
"Unisri menuju universitas global di tingkat ASEAN tahun 2026. Untuk mewujudkan hal tersebut, kita harus terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik dosen, tenaga pendidikan, maupun mahasiswa," ujar Prof. Sutoyo dengan semangat.
Ketua Panitia Dies Natalis ke-45, Dr. Dora Kusumastuti, menjelaskan bahwa perayaan kali ini dirancang untuk meramaikan suasana akademik sekaligus mempererat hubungan antara civitas akademika dan masyarakat umum.
Berbagai kegiatan telah disiapkan, mulai dari ziarah ke makam pendiri Unisri, jalan sehat, sepeda sehat, bazar pasar murah, seminar internasional, pentas budaya, hingga malam penghargaan.
Salah satu kegiatan yang paling dinantikan adalah penampilan kelompok musik Lorenza pada tanggal 14 Juni mendatang.
Kelompok musik ini tengah viral karena membawakan lagu-lagu jadul yang mengingatkan banyak orang pada masa kejayaan musik Indonesia di era lampau.
"Monggo yang suka lagu-lagu jadul zaman dulu, silakan hadir menyaksikan. Ini akan menjadi momen nostalgia yang menyenangkan bagi semua kalangan," kata Dora dalam laporannya.
Sekretaris Yayasan Perguruan Tinggi Slamet Riyadi Surakarta, Widiastuti SH MH, turut memberikan sambutan yang sarat dengan kilas balik sejarah perkembangan Unisri.
Ia mengingatkan para dosen, tendik, dan mahasiswa tentang perjalanan panjang universitas ini hingga mencapai posisi saat ini sebagai salah satu universitas swasta terbesar di Solo.
"Saya masih ingat, saat itu Pak Sutoyo, Bu Anita, Bu Dewi masih unyu-unyu ketika pertama kali masuk Unisri. Kini beliau-beliau sudah menjadi profesor, sudah menjadi guru besar," kenang Widiastuti sambil tersenyum, mengundang gelak tawa dari para hadirin.
Widiastuti juga menyampaikan harapannya agar Unisri semakin berkembang dan maju ke depannya.
Ia menggunakan istilah "Ngremboko" yang berarti kokoh dan mandiri, sebagai doa agar Unisri tetap menjadi institusi pendidikan yang tangguh dan sejahtera.
"Saya mewakili yayasan berharap, Universitas Slamet Riyadi makin berkembang, Ngremboko, sehingga para dosen, para tenaga pendidikan, dan para karyawan hidupnya sejahtera, uripe mulyo," tutup Widiastuti dengan nada optimistis.
Perayaan Dies Natalis ke-45 Unisri tidak hanya menjadi momentum refleksi atas pencapaian masa lalu, tetapi juga wadah untuk menatap masa depan dengan penuh keyakinan.
Dari Pembukaan Bernuansa Jawa hingga Konser OM Lorenza, Siap Warnai Rangkaian Dies Natalis Unisri ke-45 https://t.co/lz8pLHxcWy
— 🇼🇦🇷🇹🇦🇯🇴🇬🇱🇴 (@wartajoglo) April 18, 2025
Nuansa budaya Jawa yang kental dalam acara ini menunjukkan bahwa Unisri tetap teguh memegang nilai-nilai tradisional, sementara visi globalnya membuktikan bahwa universitas ini siap bersaing di kancah internasional.
Dengan semangat kolaborasi seluruh warga kampus, Unisri diyakini akan terus melaju menuju visi besar menjadi universitas unggulan di tingkat ASEAN. //Kls