TfG6TUW8BUO7GSd6TpMoTSd7GA==
,, |

Headline News

Staf Perempuan Hotel Solia Yosodipuro Jalani Pelatihan Beladiri di Hari Kartini, Ini Tujuannya

Staf perempuan di hotel Solia Yosodipuro mengikuti latihan beladiri untuk memperingati Hari Kartini 

WARTAJOGLO, Solo - Dalam rangka memperingati Hari Kartini 2025, Hotel Solia Yosodipuro menggelar sebuah kegiatan yang tak hanya unik, tapi juga penuh makna. 

Berbeda dari perayaan tahun-tahun sebelumnya yang biasanya diisi dengan kegiatan bertema kebaya atau lomba-lomba, tahun ini Solia Yosodipuro memilih pendekatan yang lebih empowering dan relevan dengan kondisi saat ini, yakni pelatihan beladiri dasar khusus untuk staf perempuan.

Dengan mengusung tema “Kartini Tidak Bercerita, Tapi Sekuat Gatutkaca”, kegiatan ini menjadi simbol nyata semangat emansipasi wanita modern—bahwa perempuan tak hanya anggun dan cerdas. Tapi juga harus memiliki kemampuan untuk menjaga diri dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di lingkungan kerja.

Lisa Halim, Cluster Executive Assistant Manager Solia Hotels, menjelaskan bahwa ide ini muncul dari keinginan untuk melakukan sesuatu yang out of the box, namun tetap relevan dengan semangat Kartini.

“Ide ini lumayan unik, keren, dan lebih ekstrem dibanding kegiatan Kartinian sebelumnya. Kami ingin membuat sesuatu yang berbeda dari kebiasaan, tapi masih sejalan dengan tema emansipasi wanita,” jelas Lisa.

Langkah ini tergolong baru dan bahkan bisa dibilang pertama kalinya dilakukan di lingkungan perhotelan, khususnya di Solo. 

Pelatihan ini tidak hanya bertujuan merayakan Hari Kartini, tapi juga memberi bekal nyata bagi para staf perempuan agar lebih siap dalam menghadapi berbagai situasi yang tak diinginkan, terutama bagi mereka yang bekerja hingga larut malam.

Kegiatan dilaksanakan pada Senin 21 April 2025, di Ruang Manggala lantai 9 Hotel Solia Yosodipuro dan diikuti oleh sekitar 30 staf perempuan, yang terdiri dari staf kontrak, daily worker, hingga peserta On the Job Training (OJT).

Selama kurang lebih dua jam, para peserta mendapatkan materi dasar teknik beladiri dari pelatih profesional.

Menurut Lisa, kegiatan ini bukan semata-mata latihan fisik, tapi lebih pada pemberdayaan diri, terutama bagi perempuan yang bekerja di sektor pelayanan seperti hotel, yang terkadang menuntut jam kerja tidak menentu.

“Ya, walaupun latihannya hanya sekali, setidaknya kami semua tahu dasar-dasarnya. Ini berguna untuk pertahanan diri, khususnya bagi staf perempuan operasional yang pulangnya sampai malam,” tambahnya.

Melihat antusiasme dan semangat para peserta, pihak manajemen mempertimbangkan untuk menjadikan pelatihan beladiri sebagai agenda rutin bagi seluruh staf, khususnya perempuan. 

Saat ini, kegiatan olahraga rutin di lingkungan hotel hanya mencakup futsal dan badminton. Dengan adanya beladiri, diharapkan ada opsi olahraga baru yang tidak hanya menyehatkan tubuh, tapi juga memberi manfaat langsung dalam hal keselamatan dan rasa aman.

Hari Kartini sendiri selama ini identik dengan peringatan simbolik—berkebaya, lomba merangkai bunga, atau seminar tentang perempuan. 

Namun, Solia Yosodipuro menunjukkan bahwa perayaan Hari Kartini bisa lebih dari itu. 

Kegiatan ini membawa pesan kuat bahwa emansipasi wanita bukan hanya tentang kesetaraan hak, tapi juga kesiapan menghadapi tantangan zaman, termasuk dari segi fisik dan keamanan.

Manajemen berharap bahwa kegiatan seperti ini bisa menjadi contoh positif bagi perusahaan-perusahaan lain, terutama dalam menyikapi isu kesetaraan gender di tempat kerja.

“Kami ingin perempuan di Solia tidak hanya berprestasi dalam karier, tapi juga berdaya dan siap menjaga diri sendiri. Ini bentuk nyata dari semangat Kartini yang kami wujudkan di era modern,” tutup Lisa. //Bang

Type above and press Enter to search.