![]() |
| Peringatan World Polio Day 2025 yang digelar oleh Rotary Club District 3420 dan 3410 di Awanncosta, POJ City, Kota Semarang |
WARTAJOGLO, Semarang — Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin) mengingatkan masyarakat untuk tidak lengah terhadap ancaman penyakit polio yang kini kembali meningkat di Indonesia.
Setelah sempat dinyatakan berhasil ditekan, penyakit yang menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan itu kini kembali muncul dengan 49 kasus tercatat di berbagai wilayah Indonesia.
Fenomena ini, menurut Gus Yasin, tidak lepas dari turunnya angka vaksinasi dan imunisasi rutin selama pandemi Covid-19.
Kondisi tersebut membuat daya tahan komunitas terhadap penyakit menurun, sehingga membuka peluang bagi virus polio untuk kembali menyebar.
“Kita kampanye untuk vaksinasi polio karena setelah Covid-19 angka vaksin atau imunisasi menurun sehingga muncul lah penyakit yang sebenarnya waktu itu sudah selesai. Di Indonesia ditemukan ada 49 kasus,” ujarnya, mewakili Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, saat menghadiri World Polio Day 2025 yang digelar oleh Rotary Club District 3420 dan 3410 di Awanncosta, POJ City, Kota Semarang, Minggu 26 Oktober 2025.
Pandemi Covid-19 bukan hanya berdampak pada sektor ekonomi dan sosial, tetapi juga menimbulkan efek jangka panjang pada kesehatan masyarakat.
Banyak anak tidak mendapatkan imunisasi rutin karena pembatasan mobilitas dan kekhawatiran masyarakat terhadap fasilitas kesehatan.
Gus Yasin menyebut, penurunan cakupan imunisasi nasional pada 2020–2022 berkontribusi terhadap munculnya kembali kasus polio di sejumlah daerah, termasuk di Jawa Tengah.
"Tahun lalu Jawa Tengah ada satu kasus di Klaten, menimpa anak usia 6 tahun yang tidak mendapat imunisasi lengkap. Walaupun satu, polio ini menular, sehingga kita harus tetap skrining dan melakukan vaksinasi anak-anak,” tegasnya.
Untuk menekan angka kasus polio, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengapresiasi langkah Rotary Club District 3420 dan 3410 yang menggelar kegiatan World Polio Day 2025 dengan program imunisasi serentak bagi anak-anak se-Indonesia.
Gus Yasin menilai, kolaborasi antara pemerintah, organisasi masyarakat, dan sektor swasta menjadi kunci dalam mempercepat eliminasi polio dari Indonesia.
“Kegiatan seperti ini harus terus kita dukung. Rotary sudah menjadi mitra penting pemerintah dalam menyebarkan kesadaran pentingnya vaksinasi. Ini menjadi warning agar kita tidak mengendurkan semangat imunisasi,” ujarnya.
Sebagai langkah strategis, Gus Yasin menyampaikan bahwa kampanye imunisasi akan diintegrasikan dengan program dokter spesialis keliling (Speling) yang menjangkau desa-desa di seluruh Jawa Tengah.
“Bisa kita integrasikan dengan Speling. Tapi perlu diingat, vaksinasi bayi ada tahapannya usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan. Ini harus kita antisipasi agar tidak ada yang terlewat,” jelasnya.
Integrasi ini diharapkan dapat memperluas jangkauan layanan kesehatan dasar dan memastikan tidak ada anak yang tertinggal dalam program imunisasi nasional.
Kasus polio yang kembali meningkat menjadi peringatan keras bagi Indonesia bahwa pandemi telah meninggalkan pekerjaan rumah besar di bidang kesehatan masyarakat.
Virus polio yang seharusnya bisa dicegah kini kembali menunjukkan eksistensinya akibat kelengahan kolektif terhadap imunisasi dasar.
Kasus Polio di Indonesia Terus Meningkat, Gus Yasin Minta Kampanye Imunisasi Digencarkan Kembali https://t.co/MF3ITHw1Em
— 🇼🇦🇷🇹🇦🇯🇴🇬🇱🇴 (@wartajoglo) October 26, 2025
Gus Yasin menegaskan, tidak ada cara lain selain mengembalikan kesadaran dan kepercayaan masyarakat terhadap vaksinasi.
“Imunisasi itu bukan pilihan, tapi kebutuhan. Ini tanggung jawab bersama untuk melindungi anak-anak kita dari penyakit yang seharusnya sudah lama hilang,” pungkasnya. //Sik
