POPULER

Ternak Kambing Perah, Pilihan Tepat Warga Boyolali di Tengah Pandemi

Ternak Kambing Perah, Pilihan Tepat Warga Boyolali di Tengah Pandemi

WARTAJOGLO, Boyolali - Pandemi Covid-19 sepertinya tidak terlalu berdampak bagi para peternak kambing perah di Desa Sukorejo, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Sebab usaha yang satu ini terbilang memiliki prospek yang cerah dalam segala situasi. Sehingga akan tetap bertahan meski di masa sulit. 

Hal ini seperti yang disampaikan oleh Erik Darmadi, salah satu peternak kambing perah di desa tersebut. Yang mengatakan bahwa usaha kambing perahnya ini sudah berjalan hampir lima tahun, dan sejauh ini semua berjalan baik-baik saja. 

Peternakan kambing perah Boyolali
Erik menunjukkan peternakan kambing perah miliknya

Kambing perah yang diternak berjenis Sanen, yang mampu memproduksi susu lebih banyak jika dibanding jenis lain. Sedangkan susu kambing sendiri memiliki nilai ekonomi yang jauh lebih tinggi bila dibanding susu sapi. Untuk itu agar menghasilkan susu berkualitas, Ia secara khusus memberikan jenis makanan yakni konsentrat, ijoan atau rerumputan dan fermentasi dari olahan rumput kering, tetes tebu dan EM4.


"Kalau susu sapi itu rata-rata per liter cuman enam ribu, tetapi kalau susu kambing kita jual bisa per liter 15 sampai 25 ribu," ungkapnya saat ditemui di kandang kambing miliknya pada Minggu (11/4) siang.

Dalam satu hari, satu ekor kambing perah bisa menghasilkan dua liter susu, sehingga bisa menghasilkan Rp 30 ribu. Sedangkan untuk pemeliharaannya, satu ekor kambing bisa menelan biaya tiga ribu sampai lima ribu rupiah, sehingga jika dihitung bisa mendapatkan keuntungan sekitar 20 sampai 25 ribu rupiah per ekor. 

Di tengah usahanya, Erik turut mengajak masyarakat di desanya untuk ikut beternak kambing. Kini sudah sekitar 10 keluarga yang mengikuti jejak Erik. 

"Dari hasil yang didapat tentu sangat menopang sekali, buat ketahanan di dalam menghadapi pandemi Covid ini. Dan saat ini usaha ini sudah kita kembangkan ke masyarakat, sehingga beberapa warga sudah mulai ikut memelihara. Dengan begitu nanti susunya dapat kita tampung dan dapat kita pul di sini untuk nanti dijual," imbuh Erik yang kini memiliki 100 ekor kambing.

Disinggung mengenai pangsa pasar, Erik mengatakan bahwa susu yang dihasilkan masih dijual secara eceran sesuai dengan permintaan pembeli. Hal ini karena belum ada permintaan dari pabrik dalam jumlah besar. Dan sejauh ini konsumen susu kambing miliknya berada di wilayah Kabupaten Sukoharjo.

"Sementara karena belum ada pabrikan, pangsa pasar dari susu kambing ini masih eceran. Jadi kita masih tergantung kepada pengecer, kita tunggu dari pengecer butuhnya tiap hari berapa liter," pungkas Erik. //Mul

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close